Awalnya ku pen nulis di lapak aslinya. Tapi karena satu dan lain hal aku jadi nulis di sini, deh. :v
Oke, langsung aja kita mulai. Tapi, sebelum mulai author pen peringatin, cerita ini berlatar waktu sekitar setahun setelah Snowrya menjabat sebagai ratu.
Okay, then enjoy it~
***
Tidak sedikitpun terbesit di benaknya untuk merayakan ulang tahun. Dia tidak menemukan manfaat apapun dari merayakan ulang tahun. Terlebih, dia tidak suka bertemu dengan orang-orang, apalagi Revir.
Dia sebenarnya ingin saja merayakan ulang tahun, jika hanya berdua dengan Snowrya. Sayang dia tidak bisa memintanya pada Snowrya. Snowrya benar-benar sangat sibuk setelah menjabat menjadi ratu.
Dia tau, tugas seorang ratu tidaklah mudah, makanya sekarang dia mondar-mandir di sekitar istana yang ditempati Snowrya sebagai ruang kerja. Dia hanya berharap dapat melihat Snowrya. Baginya itu sudah cukup menjadi hadiah terbaik tahun ini.
Baik tubuh, hati, maupun pikirannya sudah tidak sabar lagi. Dia beralih melangkahkan kakinya menuju taman di istana itu. Perlahan dia duduk di bangku kosong. Tidak ada seorang pun selain dirinya di sana. Namun, tidak begitu lama, Olderia datang dari kejauhan bersama dengan Sanga dan Revir.
Tatapan Claeren berubah menjadi sangat datar saat mereka tiba di depannya. "Sedang apa kalian di sini?" Perkataannya penuh dengan nada sarkas. Kesal karena dia harus melihat mereka, padahal dia sedang menunggu Snowrya.
Sanga segera bersembunyi dibalik punggung Olderia. Tangannya memegang erat gaun yang dikenakan Olderia, meski begitu Olderia tidak marah sedikitpun.
"Tu… Tuan Putri mengundang kami." Suara Sanga bergetar takut menjawab Claeren. Sanga sedikit berubah semenjak dirinya mendaftar ke serikat petualang.
Claeren mendengus kesal seraya menutupi wajah dengan tangan kanannya. Dirinya ingin memaki tapi tidak bisa.
Olderia dan yang lainnya pun duduk. Tak lama setelah itu seorang dayang membawakan teh dan cemilan. Tidak ada yang berbicara, sama seperti biasa.
"A…" Olderia mengeluarkan sedikit suara. Sangat perlahan, sampai-sampai Sanga yang paling dekat duduknya dengan dia tidak dapat mendengarnya.
"Tuan Ringkeroia." Olderia memanggil Claeren dengan suara pelan, namun sekarang suaranya dapat didengar oleh semua orang yang ada di sana.
Tangan kanannya yang semenjak tadi dia sembunyikan di belakang tubuhnya perlahan dia ulurkan ke depan. Sebuah kotak kecil berwarna biru muda disertai dengan pita berwarna biru tua berada di kedua telapak tangannya.
"Selamat ulang tahun. Ini hadiah dari saya."
Wajah Olderia dipenuhi rona berwarna merah. Dia sangat malu karena harus memberikan hadiah itu di depan orang lain. Tapi, jika tidak begitu, kapan dia bisa memberikannya? Claeren pasti akan menolak bertemu dengannya.
Meski Olderia telah memberanikan diri, Claeren hanya menatap dingin kotak kecil yang disodorkan kepadanya. Hanya Revir saja yang melihat tatapan Claeren itu. Sanga masih kebingungan dengan apa yang terjadi dan hanya bergantian melihat Olderia dan hadiah itu. Sedangkan Olderia sendiri tertunduk malu tak bisa memperlihatkan wajahnya.
"Terima kasih. Akan ku terima." Claeren mengambil kotak kecil itu dan menyimpannya ke dalam saku jas yang dikenakannya.
Olderia mengangkat kepalanya dan bernapas lega. Dia sudah sangat ketakutan kalau-kalau Claeren malah akan membuang hadiah itu dan memaki dirinya.
Claeren sendiri menghela napas pelan namun kasar. Tangan kiri dia letakkan di atas meja untuk menopang kepalanya. Matanya melihat ke arah pintu istana. Hatinya terus bertanya-tanya kapan Snowrya akan keluar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream IslAnd RYlen
AcakJudul awal "Dream Island", namun akibat perpindahan akun berevolusi menjadi yang sekarang. Isi buku ini sama seperti "Dream Island" di akun sebelumnya, yaitu curhatan dan cerita. Eh? Sama aja, ya? :v //PLAK Oke, ubah. Isinya berupa curhatan dan kega...