Gulf tersenyum bangga dengan aktingnya. Ia kembali mengintip dibalik tembok tempatnya bersembunyi. Tidak jauh dari sana ia dapat melihat dengan jelas raut senduh dari Mew. Masih berdiri di tempat yang sama seakan tak peduli akan dinginnya hawa malam diluar.
"Selangkah lagi. Tuhan bantu aku" gumam Gulf dengan cepat pergi dari sana sebelum ia tertangkap basah.
*****
"Ayolah Sam, kau kan yang paling dekat dengan Yach" mohon Gulf tak hentinya.
"Dekat sih dekat Gulf. Tapi aku tidak mau terlibat" tolak Sammy.
"Lagian kalau kau belum menyerah, apa susahnya langsung menemuinya dan memohon kepadanya"Gulf memberikan tatapan kesalnya. Dari tadi ia berusaha membujuk Sammy agar mau membantunya tapi Sammy tak kunjung setuju akan rencananya.
"Sekali ini saja Sam. Kalau masih tidak berhasil juga maka aku akan benar benar melepasnya"
"Sungguh?"
Gulf mengangguk mantap.
"Oke aku akan membantumu. Mana sini suratnya?"
Dengan cepat Gulf mengeluarkan surat lamaran yang akan ia berikan kepada Mew melalui perantaraan Sammy dan Yach.
"Ingat kata-kata mu sendiri" ucap Sammy memberikan peringatan terakhirnya.
>
Yach keluar dari ruangan Mew dengan hati-hati. Ia kembali ke meja bar dan memberikan kode jempol kepada Sammy. Sammy mengangguk mengerti. Selesai sudah tugas Sammy. Sekarang tinggal menunggu hasilnya.
Sammy pergi dari sana bersamaan dengan datangnya Mew.
Mew mengedarkan pandangannya seakan mencari seseorang. Sedetik kemudian Mew tersadar, ia tak akan bisa melihat orang itu lagi meski ia ingin. Semoga saja ia tak pernah menyesali keputusannya semalam.
Mew memasuki ruangan kerjanya. Matanya langsung tertuju pada sebuah berkas yang diatasnya tertulis SURAT LAMARAN KERJA. Tumben ada yang melamar tapi tidak mengirim email terlebih dahulu. Karena penasaran, Mew mulai membaca isinya.
Mew menaikkan satu alisnya.
"Siapa yang menaruhnya lagi disini?" Gumam Mew yang mengira bahwa itu adalah surat lamaran kerja dari Gulf yang dulu.
Tanpa pikir panjang Mew langsung menyimpan berkas itu dilacinya. Ia harus fokus sekarang, memikirkan masalah dengan Gulf nanti saja.
~beberapa menit setelahnya~
"HaaaaaAaa!" Teriak Mew frustasi.
Ia tak percaya dengan pikirannya sendiri. Baru kali ini ia tidak bisa melupakan satu orang yang bahkan belum lama dekat dengannya. Tidak cukupkah semalam ia tidak bisa tidur tenang? Mengapa sekarang pengakuan Gulf kembali terngiang di kepalanya?
Tidak tidak. Dugaannya pasti tidak benar, pikir Mew berusaha mengusir pikiran tidak masuk akalnya yang baru saja hinggap.
"Tidak mungkin aku mulai menyukainya juga" geram Mew sambil mengacak rambutnya asal.
>>>
Gulf mondar mandir membuat Sammy dan Mild ikut pusing melihatnya.
"Gulf. Gulf sebaiknya kau duduk deh" tegur Mild yang mulai tak tahan.
"Galau sih galau tapi tidak usah membaginya juga kali" sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WANT IT, I GOT IT (END)
Romance#lgbt #mewgulf "Asal phi tau, Gulf belum pernah sebegitu menginginkan sesuatu seperti Gulf menginginkan phi" Mew percaya itu. Karena ia yang menyaksikannya sendiri. "Dan aku tidak pernah menyangka justru akan didapatkan oleh pemuda semanis dirimu"...