Setelah jam di ruangan tersebut menunjukan pukul 09.00 pagi, pasien yang diketahui bernama Lou tersebut mengerjapkan matanya pelan-pelan karena terganggu atas sinar matahari yang masuk melalui celah jendela ruangannya.
Setelah nyawanya terkumpul semua Lou perlahan membuka mata dan mengambil kacamatanya yang ada di atas nakas kecil samping bangsalnya.
Lou menatap sendu sekitar ruangannya, yang tentu saja terlihat sepi tanpa ada orang lagi di dalamnya selain dia sendiri.
Lalu tatapan sendu itu terjatuh ke arah meja yang ada di depan sofa yang biasanya menjadi tempat untuk orang-orang menjenguk maupun menemani sang pasien nantinya. Ya, di sana ada beberapa Snack Bucket untuknya.
Tidak lama terdengar bunyi notif pesan di hp miliknya. Lou pun langsung mengambil hp nya untuk membaca pesan tersebut yang ternyata dari kak Justine.."Aku gak bisa menjenguk mu. Aku sibuk. Nikmatilah makanannya."
Setelah membaca pesannya, entah mengapa air mata Lou langsung melesat turun dari pelupuk matanya. Tak lupa Lou pun tersenyum getir.
Ya, bukan ini yang dia mau tidak bisakah pesannya itu berubah dengan isi yang menggambarkan perhatian mereka, pertanyaan untuknya, dan harapan agar dia lekas membaik.
Tapi Lou hanya bisa diam dan menerima dengan cukup tau diri.
"Ya, bukankah ini hari minggu? Sesibuk apa mereka di hari minggu?" Lirih Lou pelan.
"Tetapi aku harusnya bersyukur dengan semua ini bukan? Ini semua sudah lebih dari cukup Lou..." Pikir Lou meyakinkan diri berusaha untuk mengiyakan semua ini.
"Ya gapapa Kak. Makasih ya atas makanannya.." Lou mengirim pesan sebagai balasan kepada kak Tin.
-----
Saat jam di ruangan ini menunjukan pukul 14.00 siang. Suster pun kini telah selesai mengecek keadaan ku dan mengingatkan ku untuk meminum obat kembali.
"Suster apakah aku boleh mengunjungi ruang perawatan khusus pasien anak yang membutuhkan perawatan berkelanjutan? Hmm aku bosan disini terus Sus~"
"Boleh saja nona, tetapi anda harus mematuhi peraturan yang ada di ruangan tersebut ya~ Nanti juga anda akan didampingi satu suster yang khusus ditugaskan di ruangan itu.."
"Baiklah suster Zee, terima kasih banyak."
"Sama-sama nona Lou~"
...
Malam harinya Ken datang menjenguk Lou. Mereka berdua terlihat sedang berbincang dengan serius..
"Maaf ya Ken aku sudah merusak pesta mu semalam.. Aku juga minta maaf atas nama Joy. Ntah mengapa dia sampai begitu~ Childish bukan? Memukuli tamu undangan dengan membabi buta, cihhh!! Berlebihan sekali.."
"Santai aja Cil. Jangan terlalu dipikirkan.."
"Ak.. aku akan bertanggung jawab atas semua kerugian yang telah dikeluarkan oleh mu Ken. Aku janji!"
"Astaga tak perlu, itu semua sudah ditanggung oleh Nathaniel."
"Hah? Apa? Benarkah??!"
"Benar Cil, kemarin malam langsung orang suruhannya Nat datang ke rumah untuk membereskan semuanya.."
"Ohh begitu~"
"Iya. Oiya Cil, hmm itu aku rasa penilaian mu terhadap Nat agak kurang tepat deh."
"Karena bukti video dan beberapa saksi mata juga mengatakan bahwa kelima orang itulah yang bersalah. Kelima orang itu mengatakan hal yang tidak pantas berbau pelecehan dan or.. ra..." Belum sempat Ken menyelesaikan perkataannya karena Lou sudah lebih dulu menebak apa yang akan dibicarakan Ken selanjutnya.
"Dan orang yang dimaksud itu adalah aku ya Ken? Benar begitu kan?" Lirih Lou dengan suara tercekat.
"I.. iy.. iya Cil. Hmm, tapi mereka berlima memang terkenal suka berperilaku buruk terhadap sesama rekan kerja. Karena banyak yang mau speak up maka mereka berlima akan diproses secara hukum."
"Ohh begituu yaa Ken.." Gumam Lou pelan sambil menundukan kepalanya.
"Hmm iya, ah sudah jangan bersedih. Mending makan aja nih.. Aku juga mau makan~" Ucap Ken sambil menepuk bahu Lou pelan dan menyodorkan tangan kanannya yang telah mengambil coklat dari snack bukcet milik Lou.
Lou pun menatap coklatnya dan langsung menatap Ken dengan garang..
"Yaaa!! Itu kan memang punya ku.. Astaga Ken!"
Kala itu pun tawa Ken menyembur sambil tetap menggoda Lou. Lou pun hanya bisa mendengus sebal.
"Ah ya kapan kamu keluar dari RS ini Cil?"
"Selasa pagi kalau tidak salah.."
"Haha bodoh, jadwal diri sendiri saja tidak tau.."
Lou hanya memutar bola matanya malas karena sudah lelah meladeni Ken yang tak pernah serius ini..
"Hahaha baiklah.. baiklahh.. nanti aku dan Sel yang akan menjemput mu. Gimana?"
"Gak, ngerepotin ahh lagian kalian kan kerja.. Aku bisa telfon supir ku kok atau pesan taxi online. Kalian tunggu saja kedatangan ku kembali di kantor~"
"Sudah jangan menolak, sok banget sih Cil.."
"Cihh! Sok gimana? Emang serba salah ya aku tuh kalau sama kamu Ken~" Jawab Lou dengan nada dibuat sedrama mungkin. Dan langsung kening Lou didorong pelan ke belakang dengan jari telunjuk tangan Ken.
"Aku pulang ya sudah jam 9.30 malam nih. Istirahatlah~ Cepat sembuh agar bisa kerja kembali."
"Hati-hati ya, makasih banyak Ken.."
"Hmm, sama-sama."
-----
Siang hari di hari senin, terlihat seorang pria tengah berjalan santai di koridor RS lengkap dengan penampilan kantornya yang dapat menambah kesempurnaan terhadap visualnya.
Pria itu pun kini menjadi pusat perhatian dari orang-orang yang ada di RS khususnya para wanita.
Pria itupun terlihat biasa saja tidak terlihat bangga apalagi bahagia. Hanya tetap melangkahkan kakinya ke salah satu ruang rawat inap vip.
Setelah masuk keruangan yang ingin dia tuju..
"Sepi sekali.. Kemana dia?" Pikirnya dalam hati.
Setelah mencari keberadaan seseorang yang dimaksud, sampailah pria itu di dekat pintu toilet yang tertutup dan terdengar suara gemercik air dari dalamnya.
"Ahh lagi di toilet rupanya.." Pria itu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
Kini pria itu pun langsung melangkahkan kakinya menuju sofa yang ada di ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSHINE
ChickLitKetika cinta suci mulai memancarkan sinarnya dengan anggun di antara kedua insan berbeda yang telah ditakdirkan oleh Tuhan. Maka tertulis pula cerita cinta mereka di lembar asa yang akan terus hidup bersama dipermainkan oleh melodramanya semesta.