Joy kini melangkah secepat yang ia bisa ke parkiran mobil, dengan Lou yang masih berada dalam gendongannya. Tak lupa dengan Selena yang mengikuti Joy di belakangnya.
"Tolong buka pintunya!" Perintah Joy kepada Selena setelah sampai di depan mobilnya.
"Baik.."
Setelah Joy selesai menaruh Lou di bagian jok penumpang belakang Sel menutup pintu mobilnya kembali.
"Bisakah kamu ikut?" Tanya Joy.
"Eh benarkah aku boleh ikut?"
"Kamu kenal wanita ini kan?"
"I.. iya dia Lou sahabat ku~ Oh ya perkenalkan nama ku Sel.."
Joy hanya menganggukan kepala kemudian dia berkata..
"Masuklah dan tunjukan arah ke RS atau klinik terdekat di daerah ini!"
"O.. oke hmm N.." Belum sempat Sel menyelesaikan pembicaraannya karena langsung terpotong oleh Joy.
"Panggil aku Nat."
"Oke Nat~"
-----
Setelah sampai di RS terdekat, para perawat langsung mengeluarkan Lou dari dalam mobilnya Joy dan membawa bangsal Lou secepatnya untuk ke ruang UGD.
"Bisakah kamu ke UGD lebih dulu?" Tanya Joy kepada Selena.
"Eh bi.. bisa sih emm memangnya kamu mau kemana Nat?" Karena ia sendiri pun sebenarnya panik dan takut, ya semua ini kan menyangkut sahabatnya jadi setidaknya ia butuh orang lain juga untuk menemani.
"Aku mau mengurus administrasinya."
"Ahh baiklah kalau begitu Nat.."
Nat tidak berkata apa-apa lagi dan langsung melangkahkan kaki panjangnya ke arah bagian administrasi di RS tersebut.
...
Di dalam ruang UGD..
Terlihat sang pasien wanita tengah serius bernegosiasi dengan seorang dokter yang baru saja memeriksanya..
"Tidak bisakah Dok?"
"Tidak nona, setidaknya harus ada yang tau keadaan anda saat ini. Untuk menghindari hal semacam ini terulang lagi.."
"Tetapi Dok mereka bukan saudara ataupun keluarga saya. Jadi saya mohon Dok jangan beri tau mereka terkait masalah ini."
"Saya mohon dengan sangat Dok kali ini saja yaa~" Lanjutnya pelan dengan nada lirih.
"Hmm tetapi anda selama ini telah melanggar perkataan Dokter yang memeriksa dan menangani anda sebelumnya.."
"Ini akan berakibat buruk untuk anda sendiri kedepannya, jika anda tetap bersikeras tidak patuh."
"Maafkan saya Dok, saya.. sayaa... sebenarnya hanya ingin menjadi normal. Saya lelah Dokter~ Sungguh saya lelah dengan semua ini~ Hiks hiks.. Saya harus gimana Dokter~" Tanpa bisa dikontrol oleh Lou, air matanya lolos begitu saja dengan mudahnya. Lou menunduk dengan sesekali memukul-mukul dadanya karena sesak yang ia rasakan akibat memendam rasa sakitnya seorang diri selama ini.
Dokter serta perawat yang melihatnya seperti itupun merasa tak tega dan berusaha menenangkan Lou.
"Nona tenanglah, semua akan baik-baik saja. Percayalah bahwa anda akan sembuh dan kembali normal. Akan tetapi untuk saat ini tubuh anda belum siap dan belum bisa menerima itu dengan cepat."
"Semua butuh waktu, jangan terlalu berpikir keras dan memaksakan kehendak anda."
"Anda harus yakin dan patuhlah terhadap saran dan masukan yang Dokter anda berikan selama ini.. Sekarang beristirahatlah." Ucap Dokter yang name tage nya memperlihatkan nama Niana itu.
"Hmm Dok bisakah saya dirawat dengan kelas vip sampai 2 hari kedepan?" Ya Lou malas pulang ke rumah dengan keadaannya yang kacau dan lemah seperti ini. Dan juga dia butuh ketenangan dan privasi di RS ini.
"Hahaha jarang sekali pasien yang seperti anda nona. Kebanyakan pasien malah ingin cepat dipulangkan ke rumahnya."
"Ya sudah anda akan dipindahkan ke ruang rawat inap kelas vip." Lanjut Dokter tersebut.
"Terima kasih Dokter.." Ucapnya pelan sambil tersenyum hangat ke arah Dokternya walau matanya masih terlihat berkaca-kaca akibat air mata yang masih tersisa akibat tangisannya tadi.
-----
Saat sudah berada di ruang rawat inap..
Terlihat dua orang wanita kini tengah asik berbicara. Tetapi mengingat kini waktu sudah menunjukan jam 2 dini hari salah satu wanita tersebut pun pamit untuk pulang..
"Kalau begitu aku permisi pulang dulu ya Lou. Jika terasa sakit atau terasa menakutkan bisakah kamu telfon saja diri ku dan jangan menangis sendirian lagi.." Ucap Sel menenangkan, sungguh dirinya juga merasa bersalah sama Lou selama ini ia kira dirinya yang sangat cengeng dan dengan mudahnya curhat kepada Lou.
Tetapi ia sadar Lou lah yang harusnya cengeng, namun ternayata Lou mampu memendam kepedihannya sendiri selama ini.
"Hey sudahlah Sel aku baik-baik saja sekarang, tadi memang sakit saat disuntik makanya aku menangis." Ungkap Lou, yang tentu saja itu semua adalah sebuah kebohongan.
"Kamu tenang saja, dan hati-hati di jalan oke~ Ah ya! Ucapkan juga permintaan maaf ku kepada Ken dan Rev.." Lanjut Lou sambil tersenyum lembut.
"Oke tenang saja Lou. Supir ku sebentar lagi sampai, jadi aku harus ke lobi nih.."
Lou mengangguk dan Sel pun ke luar menuju lobi.
Tiba-tiba seorang pria masuk dan menginterupsi Lou dengan perkataannya..
"Bukankah harusnya aku yang di posisimu sekarang?" Tanya Joy dengan suara dan ekspresi yang datar.
"Maaf Joy, aku malah tak sadarkan diri tadi.." Balas Lou dengan kepala tertunduk.
"Baru hari pertama sudah merepotkan ku, cihh!!"
"Maaf aku tidak bermaksud, sungguh aku akan bertanggung jawab dan mengganti semua uang yang kamu keluarkan~"
"Minta maaf sama siapa? Selimut?"
"Ma.. maaf, bu.. bukan begi.. tu maksud ku. Tentu saja meminta maaf pada mu Joy~" Jawab Lou terbata-bata sambil menolehkan kepalanya takut-takut menatap ke arah Joy.
Benar saja, saat ini Joy sedang menatap Lou dengan tatapan tajam dan dalam miliknya. Sehingga mampu menenggelamkan Lou di dalam hitamnya manik mata Joy.
"Jangan jadi pengecut." Suara Joy dingin seperti perintah.
Lou hanya mengangguk pelan untuk mengiyakan.
"Tidurlah. Aku akan pulang. Jika kambuh tekan saja tombol itu untuk memanggil dokter maupun suster."
Lagi, Lou hanya mengangguk untuk mengiyakan. Begitupun dengan Joy yang akhirnya melangkah pergi untuk keluar ruangan. Namun saat Joy ingin memutar knop pintu, gerakannya terhenti karena Lou yang tiba-tiba bicara..
"Berhati-hati lah. Hmm itu jangan lupa juga untuk bersihkan dan obati luka mu di rumah takut nantinya infeksi Joy~"
"Hmm." Gumam Joy mengiyakan tanpa melihat kearah Lou.
Akhirnya Joy pun bergegas keluar ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSHINE
ChickLitKetika cinta suci mulai memancarkan sinarnya dengan anggun di antara kedua insan berbeda yang telah ditakdirkan oleh Tuhan. Maka tertulis pula cerita cinta mereka di lembar asa yang akan terus hidup bersama dipermainkan oleh melodramanya semesta.