4

4.9K 854 310
                                    


"Mau kemana?" Namjoon mengernyit saat Hoseok turun dari tempat tidurnya.

"Melihat Jimin"Jawab Hoseok sambil memunguti bajunya yang berserakan di lantai kamar Namjoon.

"Sudah seminggu ini kau selalu datang ke rumah utama untuk bertemu Jimin. Memangnya dia sebegitu berbahayanya sampai harus sangat diawasi?" Protes Namjoon.

"Ada apa dengan nada tidak sukamu itu, Kim Namjoon?" Hoseok mengernyitkan hidungnya.

"Heran saja. Kenapa semua orang sibuk mengurusi Jimin. Tidak kau, tidak Yoongi hyung, bahkan Seokjin pun sibuk mengurusi Jimin. Apa yang aku tidak tahu sampai kalian berlebihan sekali pada Jimin?" Namjoon mendudukan diri di tempat tidurnya dan menatap Hoseok yang berjalan masuk ke kamar mandi.

"YA! Jung Hoseok! Kau mendiamkanku?" teriak Namjoon saat pintu kamar mandi ditutup.

Selesai mandi dan berpakaian, Hoseok berjalan ke arah meja nakas dimana ponselnya diletakkan, sementara Namjoon menatap Hoseok dengan tajam, membuat Hoseok terkekeh sendiri.

"Kau tidak mau menjawabku?" kesal Namjoon.

"Tidak ada yang spesial. Aku hanya ditugaskan mengawasi Jimin dan Minkyu selama Yoongi pergi." Jawab Hoseok akhirnya.

"Ya, seperti di rumah itu tidak banyak bodyguard saja" cibir Namjoon, masih tidak percaya.

"Aku pergi dulu" pamit Hoseok.

"Setelah tidur denganku, kau pergi begitu saja? Wow, Jung Hoseok, aku merasa kotor sekarang"

Hoseok tertawa, menarik tengkuk Namjoon dan mencium Namjoon tepat di bibir.

"Sampai bertemu di tempat tidur lain kali saat aku merasa stress, RM. Oh, next time, kalau kau tidur denganku, matikan ponselmu, bajingan. Jalang-jalangmu yang menelepon, menggangu!" Hoseok berlalu dari kamar Namjoon begitu saja tanpa mau mendengarkan ucapan Namjoon selanjutnya.

.

.

.

INFAMOUS

.

.

.

"Minkyu, selamat tidur" Jimin berucap pelan saat Minkyu sudah jatuh tertidur.

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam saat Jimin keluar dari kamar Minkyu. Jimin berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai bawah rumah mewah milik Yoongi. Disana, Jimin memiliki kamar kecil sendiri, berjejeran bersama kamar para pekerja yang lain.

Jimin membuka kamarnya yang berada di ujung lorong, membuka sepatu dan menjatuhkan tubuhnya begitu saja di atas tempat tidur. Memeluk bantal dan kemudian menangis seperti kebiasaannya setelah pindah ke rumah mewah ini.

Jimin sedang menangis hebat saat Hoseok, tanpa izin, membuka pintu kamar Jimin yang tidak terkunci. Jimin yang terkejut, buru-buru menghapus air matanya dengan lengan bajunya dan mendudukan diri di tempat tidur.

"Hoseok hyung" Jimin tersenyum paksa.

"Menangis lagi?" Hoseok menatap heran kepada Jimin.

Selama seminggu ini Jimin sudah berkali-kali tertangkap Hoseok sedang menangis.

"Pacarmu itu siapa, Park Jimin? Sepertinya kau cinta setengah mati sampai menangisinya setiap hari?" Hoseok berucap jengah dan menidurkan dirinya di atas tempat tidur Jimin.

Jimin terdiam, enggan menjawab pertanyaan Hoseok, karena faktanya, Jimin menangis keadaan dan orangtuanya yang hilang entah kemana, bukan patah hati.

INFAMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang