3

4.7K 864 325
                                    

"Tuan, Park Jimin-ssi sudah datang" lapor salah seorang pria berjas formal pada Yoongi yang sedang duduk di kursi kerjanya.

"Suruh masuk" perintah Yoongi.

Jimin yang memang sudah berdiri di belakang pria berjas itu, perlahan memasuki ruang kerja Yoongi. Jimin tersenyum sopan dan berdiri menunggu perintah Yoongi selanjutnya.

"Kau hanya bawa itu?" tanya Yoongi sambil melirik tas ransel yang Jimin letakkan di samping kakinya.

"Iya, hanya ini, Yoongi-ssi" jawab Jimin pelan.

"Geledah" perintah Yoongi.

Jimin membolakan matanya saat pria yang membawanya ke ruang kerja Yoongi mengambil tas ranselnya, mengeluarkan semua isi tas Jimin dan memeriksanya denga teliti. Di depan Jimin, Yoongi hanya terus memandang ke arahnya tanpa ekspresi.

"A-aku tidak membawa barang-barang aneh" Jimin menatap Yoongi ragu.

"Kalau memang tidak ada barang aneh yang kau bawa, harusnya kau tidak perlu bicarakan?" ucap Yoongi tenang.

Jimin menunduk dan hanya bisa pasrah melihat barang-barang miliknya dibongkar satu persatu di hadapannya. Di dalam ransel itu hanya ada dua baju, dua celana, alat mandi, ponsel, charger ponsel, dan alat mandi yang semuanya diberikan cuma-cuma oleh Seokjin

"Tidak ada barang yang mencurigakan, Tuan" lapor pria itu pada Yoongi.

"Oke, kau bisa keluar" perintah Yoongi.

Jimin menatap memohon pada pria berjas itu agar tidak ditinggalkan hanya berdua dengan Yoongi. Tapi pria itu tidak bisa mengerti arti tatapan Jimin dan memilih mematuhi perintah Yoongi.

Saat pintu tertutup, Jimin berjongkok untuk merapikan kembali barangnya yang berserakan di lantai ruang kerja Yoongi.

"Hanya itu yang kau bawa?" tanya Yoongi. Pria pucat itu berdiri, meletakkan kertas ditangannya dan berdiri bersandar pada meja kerjanya. Menatap Jimin yang masih sibuk membereskan barangnya.

"Iya, hanya ini" ucap Jimin pelan.

"Oke" Yoongi mengangguk. " Sudah menjadi peraturan di rumah ini, setiap orang yang masuk, wajib diperiksa, ingin keluar rumahpun harus digeledah. Mungkin Hoseok dan Namjoon tidak memberitahumu soal itu, kau terlihat terkejut?" Yoongi menatap Jimin lurus.

Jimin mengangguk. "Apa ada hal lain yang ingin diperiksa?" tanya Jimin ragu.

"Tentu. Buka seluruh bajumu, sekarang." perintah Yoongi tegas.

"WHAT?"

.

.

.

"Apa yang kau lakukan disini?" Seokjin memasang wajah 'iritasi' saat melihat Namjoon berdiri di depan pintu cafenya. Ini masih jam setengah tujuh pagi, Seokjin berencana ingin membuka semua tirai jendela seperti biasa saat melihat Namjoon berdiri bersandar di pintu café.

"Aku ingin melamar pekerjaan" Namjoon tersenyum lebar.

"Tidak ada lowongan!" Seokjin membanting pintu kaca café miliknya tepat di depan wajah Namjoon.

"Hey! Seokjin, aku tau Jimin sudah berhenti bekerja, kau pasti butuh pekerja kan sekarang? Iya kan? Iyalah!" Namjoon berteriak cukup keras. "Hey! Kim Seokjin!"

Seokjin memutar bola matanya kesal dan kembali berjalan kearah pintu, dimana Namjoon masih berdiri di sana.

"Dengar, Kim Namjoon-ssi, kalaupun aku memberikan pekerjaan, bukan pada orang sepertimu" ucap Seokjin menahan kesal.

INFAMOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang