06| Acara Wisuda

140 14 0
                                    

"Aku tau ini berat. Tapi aku harap ini adalah jalan terbaik ketimbang terus menabung dosa yang tanpa kita sadari ada karena kita bersama."

RK.

****

Seorang gadis tengah sibuk merapikan kerudungnya. Kini Keyla sudah memakai baju kebaya lengkap dengan kain songketnya. Hijabnya yang dililit dan diikat ke belakang lehernya membuat penampilan Keyla terlihat anggun.

Ardi dan kedua orangtua Keyla juga sudah siap mengenakan pakaian rapi mereka dan siap menghantarkan Keyla ketempat acara wisudanya. Waktu menunjukkan pukul 08:15, hanya Keyla yang masih belum keluar dari kamarnya sedangkan kedua orangtuanya dan Ardi sudah menunggunya di ruang tamu.

"Keyla siap!" kata keyla berjalan menghampiri keluarganya.

"Yaudah, ayuk berangkat! Takutnya macet," ujar Ilham dan di angguki oleh Zahriana dan kedua anaknya.

"Tunggu dulu!" seru Ardi sebelum keluar dari pintu dan berbalik menghadap Keyla yang ada di belakangnya.

"Aduh, kenapa, sih, Kak? Buru-buru, nih!" omel Keyla.

Ardi membuka talian kerudung Keyla dan membiarkannya terurai menutupi bagian dadanya.

"Ingat apa kata umi, pake kerudung yang bener, jangan cuma pake aja tapi enggak sesuai syariat!" seru Ardi.

"Iya, iya, maaf, Bang. Udah cepetan nanti telat!" jawab Keyla dan mendorong Ardi untuk cepat keluar dari rumah agar ia bisa menutup pintu dan menguncinya.

****

Sebuah gedung dengan dua lantai sudah terlihat indah dengan tambahan dekorasi di depan pintu masuknya. Suasananya di luar gedung sudah terlihat ramai dengan orang yang berlalu-lalang dengan pakaian rapih mereka.

Seperti acara wisuda biasanya, anak murid laki-laki memakai setelan jas yang serempak diputuskan serempak untuk memakai jas berwarna hitam dan celana hitam. Sedangkan untuk anak murid perempuan memakai kebaya yang bebas warna tapi tetap sopan.

Sampai di halaman area parkir, mereka turun dan merapikan pakaian mereka masing-masing, Keyla terus saja menatap cermin yang di bawa dan melihat pantulan wajahnya di sana.

"Kamu ngaca mulu enggak pegel apa, Key?" seru Ardi menatap Keyla.

"Hee, Keyla takut hasil polesan umi rusak, Bang." Keyla hanya menyengir kuda.

"Yaudah, ayuk masuk! Takutnya nanti keburu acaranya mulai," Kata Zahriana merangkul lengan putra sulungnya.

"Ih, kok, abang aja yang di gandeng?! Keyla enggak?" sewot Keyla 'tak mau kalah.

"Sini sama abi aja," timpal Ilham agar membuat putrinya senang.

"Yee," sorak Keyla senang, padahal dalam hatinya seperti sedang di pacu karena detak jantungnya yang tidak biasa.

Mereka memasuki bangunan tersebut dengan para guru yang siap menyambut di pintu masuk. Kedua orang tua Keyla bersalaman, sesekali para guru itu memuji penampilan Keyla yang terlihat cantik dan anggun.

"Keyla!" panggil Sekar dengan berteriak, hingga orang di sekitar mereka menoleh.

"Shutt, enggak ada anggun-anggunnya amat, deh, lu, Kar!" omel Keyla kepada Sekar karena melihat tingkahnya yang memalukan.

LAKI-LAKI MASJID (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang