Boston, 2020Seorang gadis tampak sangat menikmati waktunya diperpustakaan. Ditemani keheningan, gadis itu nampak terbuai oleh kesunyian yang tercipta. Ia tertidur begitu nyenyak tanpa memperdulikan dimana kini ia tengah berada.
Seharian ini, ia hanya memiliki satu jadwal perkuliahan di pagi hari. Daripada kembali ke apartemen lebih baik ia habiskan sisa siangnya hingga sore di perpustakaan yang terletak di fakultasnya. Namun, siapa sangka bukanya membaca ia malah jatuh tertidur sebelum menyelesaikan buku yang berada di tangannya.
Tak terasa waktu pun sudah beranjak terlalu jauh, jam besar di perpustakaan menunjukan pukul 6 sore. Mungkin, gadis ini akan terus tertidur jika sang penjaga perpustakaan tidak membangunkannya.
"Maafkan saya, Miss. Namun, sebentar lagi perpustakaan akan tutup." Nyonya Gerald mencoba sepelan mungkin untuk membangunkan Yuqi yang tampak tertidur dengan pulas.
Sadar jika tidurnya terganggu, akhirnya kedua kelopak mata sang gadis terbuka dan menampakan iris coklat tua yang cantik. Ia mengerjap-ngerjapkan netranya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang tiba-tiba masuk ke retina.
"Sudah berapa lama aku tertidur?" tanyanya pada diri sendiri. Gadis ini pun menguap dan merenggangkan tubuhnya yang sedikit terasa pegal. Ia mengedarkan pandanganya kesekeliling dan matanya membulat mendapati Mrs Gerald tengah berdiri di sampingnya yang masih terduduk.
"Oh ya Tuhan, maafkan saya Mrs Gerald," seru gadis itu impulsif seraya berdiri. Ia hanya bisa tersenyum tak enak.
Astaga, bisa-bisanya aku tertidur di perpustakaan. Dasar gadis bodoh! , runtuk Yuqi dalam hati. Namun, sepertinya sang pustakawati memaklumi hal itu. Bukan hanya Yuqi yang pernah tertidur di dalam perpustakaan, banyak sekali mahasiswa yang malah justru sengaja menjadikan gudang buku ini sebagai tempat untuk beristirahat alih-alih membaca atau mencari referensi.
"Never mind, Miss Grishamm. Cuaca hari ini memang sangat mendukung untuk menutup mata," terangnya dengan senyum ke-ibuan. Mendengar ucapan tersebut sang gadis yang menjadi objek lawan bicara hanya dapat meringis.
"Sebaiknya anda bergegas Miss, karena sepertinya hujan semakin deras," ujarnya kembali seraya berbalik meninggalkan Yuqi. Memang benar, nyaris seharian kota Boston diguyur oleh hujan, hal tersebut membuat siapa saja ingin bergelung dalam selimut yang hangat dan memejamkan mata. Yuqi pun serasa ingin segera berbaring di kasur empuknya.
Namun, ketika ia dapati sang pustakawati kini tengah sibuk membenahi buku-buku yang banyak tertumpuk di meja-meja, karena merasa sungkan, pada akhirnyaia pun mengambil inisiatif untuk membantu Mrs Gerald. Meski sebenarnya itu merepotkan untuk Yuqi, namun rasa tidak enak akan lebih merepotkan bagi gadis cantik ini.
Dengan tersenyum, Mrs Gerald menyambut dengan senang hati bantuan dari Yuqi. Ia sangat merasa tertolong karenanya, sebab ia pun sebenarnya ingin segera pulang dan menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya.
"Apakah benar disini tempatnya, Mrs Gerald?" tanya Yuqi,untuk memastikan bahwa ia tidak salah meletakan buku-buku yang sedang dibawanya.
"Anda bisa meletakannya di rak paling kiri," jawab sang penjaga perpustakaan. Dengan senyuman, Yuqipun menuruti perkataan perempuan yang lebih tua darinya tersebut dan segera meletakan beberapa buku di rak paling kiri dan sesuai kategori masing-masing.
Nyaris tiga puluh menit berlalu, semua buku sudah kembali ke tempat yang seharusnya. Kedua perempuan berbeda generasi ini pun bersiap untuk meninggalkan perpustakaan.
"Terimakasih untuk hari ini dan maafkan saya telah merepotkan anda. Miss Grishamm."
"Tidak, Mrs Gerald. Ini tidak merepotkan sama sekali," jawab Yuqi tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Bastard
RomanceYuqi Elaine Grishamm, seorang gadis berusia 23 tahun yang tengah mengenyam pendidikan Master di salah satu Universitas Swasta bergengsi di negara adi daya. Hidupnya sangat flat dan monoton. Tidak suka mencampuri urusan orang lain dan tidak suka dica...