Pintu kamar mandi terbuka, tampak Yuqi yang mengenakan piama keluar dari sana dengan sedikit tertatih. Handuk berukuran sedang membungkus rambut indahnya. Wajah yang tadinya nampak kuyu kini terlihat lebih segar. Pada akhirnya, ia menorobos hujan lebat hanya bermodalkan payung yang ia bawa dari tempat tinggalnya.
"Damn. Damnnnnn ," seru Yuqi jengkel. Umpatan tak ada hentinya mengalun dari sang gadis cantik. Semua gara-gara pasangan kurang ajar itu, runtuknya dalam hati. Dengan perasaan yang masih diliputi kekesalan ia hempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Ia menerawang mengingat kembali kejadian yang membuatnya menjadi terus mengutuk dengan kata-kata kasar.
Kilat kembali menyambar, umpatan tak terelakkan keluar dari mulut Yuqi. Ia terlihat begitu kaget oleh pemandangan yang masuk ke dalam netranya. Dengan jelas dapat dilihat oleh gadis cantik ini, di depannya dua orang laki-laki sedang berciuman dengan begitu rakusnya. Ia membeku sesaat, namun alarm tanda bahaya dalam otaknya berbunyi. Tidak berfikir panjang, Yuqi segera mengambil langkah seribu menuju elevator. Entah kenapa, gadis ini merasa jika dirinya tidak segera pergi, maka ia akan terlibat dengan suatu hal yang merepotkan.
Karena terlalu terburu saat berlari, tak sengaja Yuqi terjegal oleh kakinya sendiri. Ia pun jatuh tersungkur dengan cukup keras, bahkan salah satu flat shoes yang ia kenakan sampai terlepas sebelah. Akan tetapi, karena keadaan yang dinilai mendesak, dengan refleks cepat gadis itu segera kembali bangkit dan kemudian langsung berlari kembali. Tidak ia pedulikan, meski rasa nyeri begitu mendera kakinya. Bahkan, bagaikan putri cinderella, gadis ini pun sampai-sampai meninggalkan sebelah sepatunya. Ditambah lagi, suara seruan yang terdengar dari arah belakang, membuat Yuqi semakin panik.
Sesampainya di depan pintu lift, dengan tergesa ia memencet cepat tombol mesin pengangkut tersebut. Untung saja keadaan sedang sepi, sehingga pintu elevator segera terbuka. Tanpa membuang waktu, Yuqi pun masuk dan kemudian menekan tombol untuk ke lantai satu. Nafas gadis cantik ini begitu memburu, adrenalinnya begitu terpacu.
"God ... I did it!" serunya dengan nafas terengah-engah. Betapa leganya sang gadis dapat melarikan diri dan tidak ketahuan oleh dua orang yang dipergoki olehnya.
Setibanya di lantai bawah, Yuqi lekas mengambil payung lipat yang berada dalam tas ranselnya. Begitu mencapai pintu keluar langsung ia buka payung yang berada digenggamannya dan segera memacu langkahnya dengan cepat menerobos hujan yang begitu lebat. Meskipun tertatih, hal itu tidak menyurutkan tekad gadis cantik ini untuk segera sampai ke apartemennya.
Sesampainya di apartemen, tubuhnya basah kuyup dan pergelangan kakinya sedikit memerah, mungkin jika dibiarkan akan membiru dan menjadi bengkak. Dengan rasa lelah yang melanda serta , Yuqi segera berjalan menuju kamar mandi dimana sebelumnya ia menjatuhkan asal ransel yang ia pakai hari ini ke lantai. Sepanjang ia membersihkan tubuh entah berapa banyak kata-kata kasar keluar dari mulut cantiknya.
"Sial. Benar-benar sangat sialan hari ini."
***
Di lain pihak, pasangan yang terganggu kegiatannya tadi kini berbenah dan hendak pergi meninggalkan ruangan yang telah menjadi saksi bisu kegiatan panas mereka. Pasca terpergoknya, kedua pria tampan ini memilih untuk menyudahi aktivitasnya. Umpatan dari perempuan yang tidak mereka kenali melenyapkan hasrat yang tadinya begitu menggebu.
"Bagaimana dengan gadis itu, Jay?" tanya sesosok pria manis yang menjadi pasangan seorang Jayden Kim akhir-akhir ini.
"Kau tahu diriku, Eden." Kalimat ambigu terlontar sebagai jawaban. Namun, dari betapa dinginnya aura yang menguar dari kekasihnya, Eden tahu hal buruk akan terjadi ke depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Bastard
RomanceYuqi Elaine Grishamm, seorang gadis berusia 23 tahun yang tengah mengenyam pendidikan Master di salah satu Universitas Swasta bergengsi di negara adi daya. Hidupnya sangat flat dan monoton. Tidak suka mencampuri urusan orang lain dan tidak suka dica...