➾ [Name]

830 105 42
                                    

・・•「᯽」•・・•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

・・•「᯽」•・・

.
.







Bermiliaran senyum yang ada dibumi, berbagai macam tarikan senyum yang dibentuk. Semuanya begitu manis dan hangat.

Tapi hanya satu senyuman yang menjadi favorit pria itu. Senyuman favorit dari seseorang bernama Fushiguro Megumi.

Jawabannya tentu saja adalah senyum milik wanita yang akan menjadi cinta terakhirnya, sosok wanita yang akan ada menemani Fushiguro Megumi di segala kondisinya.

Seorang wanita yang telah dipilih untuk menjadi penuntun jalan hidup Megumi nantinya, yaitu [name] [last name].

Panggilan nama yang sangat sering dia dengar, namun jika diucapkan oleh [name] rasanya benar-benar berbeda.

"Megumi-kun?" panggil [name].

Fushiguro menoleh dan melirik sedikit kearah bawah. "Ah maaf tapi kau mungil sekali."

Pujian atau ejekan, yang manapun itu sangat membuat [name] kesal. "Menyebalkan."

Gadisnya marah tapi itu membuat Fushiguro senang karena kelucuan [name] saat marah itu akan bertambah.

"Berhenti tersenyum kau rambut bulu babi, tidak akan ku buatkan sarapan loh."

[Name] berbohong, padahal dirinya sudah siap untuk memasak semua bahan yang telah disiapkan diatas wajan yang panas karena api kompor dapur miliknya.

Fushiguro makin dibuat gemas. Kakinya diayunkan menuju punggung [name]. Di peluknya tubuh itu dari belakang, menyelipkan wajahnya di perpotongan leher [name].

"Kau sama sekali tak pandai berbohong, [name]."

"Be-berisik!"

Semakin dibuat gemas, Fushiguro makin mengeratkan pelukannya. [Name] dibuat menjadi salah tingkah, sempat hilang fokus beberapa kali untuk memasak.

"Hentikan! aku sedang membuat sarapan tau!" oceh [name], sudah tidak sanggup lagi menerima perlakuan manis dari Fushiguro.

Pria itu tersenyum tipis, serasa mendapatkan energi pembuka sebelum menikmat sarapan pagi.

Dilepasnya pelukan itu, membiarkan [name] fokus untuk membuatkan sarapan pagi. Fushiguro duduk diam sambil terus memandangi setiap pergerakan [name] disana.

"Ku harap suasana ini dapat bertahan selamanya," batin Fushiguro.

Sejak dirinya kecil sampai ia beranjak dewasa, Fushiguro sudah mengalami berbagai macam cobaan.

Mulai dari dirinya akan dijual ke keluarga zenin tapi untung saja tidak jadi, lupa dengan wujud Ayahnya sendiri, sampai kakak tirinya tertidur panjang karena pengaruh kutukan.

Masih bertahan dirinya menahan semua cobaan itu, berharap tak muncul cobaan yang lebih berat lagi.

Entah bagaimana takdir akan membawa  dirinya nanti.



Exonerate




Ketenangan yang lenyap dalam beberapa jam saja, Fushiguro kembali dihadapkan dengan tingkah menyebalkan dari Itadori dan Gojo-sensei.

Kekesalan yang tidak bisa dihindari, dirinya terus menjadi korban tersakiti karena ulah kedua orang itu.

Lima menit yang lalu, Fushiguro dipaksa untuk ikut menggunakan rok wanita. Dengan keras dirinya terus menolak sambil marah-marah, tapi gagal dan berakhir ikut memakai rok wanita itu seperti Gojou-sensei, Itadori dan Inumaki.

"Wah, Megumi terlihat begitu suram," komentar Maki.

Tak henti-hentinya Nobara menertawai Fushiguro. "Ku kira kau tidak akan ikutan, HAHAHAHAHA KAU TAMPAK MENYEDIHKAN FUSHIGURO."

Urat-urut muncul dari dahi Fushiguro, muak dengan kondisinya saat ini. "GOJOU-SENSEI YANG MEMAKSA!"

Gojou mengeluarkan handphone miliknya dan mengambil potret Fushiguro tiada henti. "Tidak usah malu seperti itu, Fushiguro-kun."

Itadori kemudian muncul sambil membawa sebuah pita ditangannya. "FUSHIGURO! FUSHIGURO! PAKAI INI JUGA!"

Fushiguro mengepalkan tangannya kuat-kuat. "CUKUP SAMPAI DISINI!"

Fushiguro melepas rok yang dikenakannya, melemparkannya dengan keras ke lantai.

Setelah itu, dirinya baru tersadar kalau didalam rok itu hanya terdapat boxer dan pakaian dalam, bukan celana dari seragam miliknya.

Semua tertawa.

"HAHAHAHAHAHAHA."



「Exonerate」


Kembali ke tempat [name] berada dengan harapan dapat meredakan semua emosi yang keluar hari ini.

Namun harapan itu dengan cepat sirna. Bukannya mendapatkan kabar baik malah mendapatkan kabar buruk.

[Name] tergeletak dengan kondisi tubuh hanya tersisa setengah bagian, bagian bawah tubuhnya menghilang.

Darah berceceran disekitaran tubuh [name] terbaring. Terlihat ada bagian jari Sukuna disana.

Terburu-buru Fushiguro menghubungi orang-orang dari sekolah sihir. Hanya Itadori yang mengangkat telepon.

"Ada ap—." ucapan Itadori terpotong oleh Fushiguro.

"ITADORI, KU MOHON CEPAT KEMARI."

Sebuah awal dari penderitaan baru.

Exonerate • Fushiguro Megumi • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang