Bagian 2 : Dia itu unik.

6.4K 246 11
                                    

Happy Reading

***

Setelah acara bazar di Sekolah selesai, Jingga memutuskan untuk langsung pulang ke Rumah. Ia memesan gojek karena tidak membawa motor. Saat menunggu gojeknya, Jingga tidak sengaja melihat Andika yang jalan sendirian menuju arah parkiran.

"Gimana bisa ada orang secakep itu, ya?" gumam Jingga dengan tatapan terarah kepada Andika.

Setelah beberapa menit, gojek yang dipesan Jingga akhirnya sampai dan berbarengan dengan Andika yang keluar dari gerbang sekolah. Jingga diam-diam memotret Andika yang jaraknya berada di depannya. Lalu gojek itu mulai melajukan motornya

Sesampainya di Rumah, Jingga langsung bersih-bersih lalu setelah itu ia rebahan diatas kasurnya. Jingga membuka buku hariannya dan menuliskan sesuatu disana.

Namanya Andika Deonardy. Biasanya dia dipanggil Dika atau Kak Dika. Tapi kali ini, gue bakal bikin nama panggilan khusus buat dia, yaitu Kak Maternal.
Tau nggak kenapa gue panggil dia dengan sebutan Kak Maternal? Hampir tiap hari gue papasan sama dia dan gue selalu liat jaketnya ada logo Maternal. Bukan cuma satu kali tapi tiap saat.
Gue ngerasa aneh sejak tadi, gara-gara gue nggak sengaja nabrak Kak Maternal malah berakhir gue yang kepikiran terus sampe-sampe gue cerita di buku harian ini.

Gue rasa, dia cowok unik. Tau nggak kenapa? Baru kali ini gue ketemu sama cowok secuek ini, sediem ini. Kak Maternal ini beda dari yang lain, sorot matanya yang tajam, bibirnya yang nggak pernah senyum, semua keliatan sempurna kalo ada di Kak Maternal. Kalo kalian belum tau, dia tipe gue banget, tapi gue lebih milih diem-diem aja, cuma cerita disini dan ke Renjana, karena yang suka Kak Maternal ini bukan cuma gue tapi satu sekolahan.

Jingga menyunggingkan senyumnya, "Lemah banget hati gue, cuma eye contact aja bisa suka."

Jingga menutup buku hariannya lalu meletakkan di laci sebelah kasurnya. Setelah itu ia memainkan ponselnya.

•••

Pagi ini Jingga sudah berada di dalam kelasnya bersama dengan Renjana. Wajah Jingga hari ini sangat ceria membuat Renjana memicingkan matanya menatap Jingga.

"Ini kenapa deh masih pagi gini lo udah senyum-senyum?" tanya Renjana.

Jingga menyengir mendengar pertanyaan Renjana, "Lo tau? Gue kayaknya suka deh sama Kak Maternal."

"Kak Maternal?" beo Renjana.

Jingga menepuk dahinya pelan, "Oh iya gue lupa ngasih tau, jadi gue bikin nama panggilan khusus buat Kak Andika, gue mau panggil dia Kak Maternal."

"Kenapa lo tiba-tiba suka sama dia?" tanya Renjana, merasa heran, pasalnya keduanya belum pernah ada interaksi sama sekali.

"Kemarin waktu bazar itu gue kan izin ke lo mau ke toilet, disana gue nggak sengaja nabrak Kak Maternal dan itu baru pertama kali gue ngeliat Kak Maternal secara jelas dari deket. Terus malemnya gue nanya-nanya ke Kak Alea yang sekelas sama Kak Maternal itu loh," jelas Jingga dengan senyum tercetak jelas di bibirnya.

"Lo tanya apa? Hati-hati nanti malah nyebar loh," peringat Renjana yang diangguki oleh Jingga.

"Gue sama Kak Alea udah lumayan deket kok, gue tau Kak Alea nggak mungkin nyebarin, lagian kita juga sama-sama kasih feedback kok, gue cerita ke dia, gitupun sebaliknya."

"Gue nanya sifatnya Kak Maternal tuh gimana? Terus Kak Maternal biasanya ngapain aja?" ucap Jingga.

"Dan lo tau Ren apa yang bikin gue makin yakin kalo gue suka sama Kak Maternal? Dia itu nggak seserem yang kita kira Ren, katanya Kak Alea nih ya, tiap akhir bulan dia selalu ke Panti Asuhan buat ngasih entah itu makanan atau mainan buat anak-anak disana. Terus, dia itu cowok paling pinter di Kelasnya," tambah Jingga.

"Nggak peduli sebaik dan sebijak apa pikiran dia, tapi lo tau kan disini banyak banget yang suka sama dia? Lo nggak takut apa? Apalagi yang suka sama dia tuh yang bar-bar gitu," tanya Renjana.

"Iya gue tau, gue juga nggak akan terang-terangan kali sukanya, gue bakal diem-diem aja," jawab Jingga.

"Yaudah terserah lo kalo gitu. Gue udah kasih tau lo ya kalo lo masih terusin, bakal sulit buat lo sendiri kedepannya."

•••

Bel istirahat sudah berbunyi, Jingga dan Renjana segera menuju ke Kantin. Jingga memilih meja untuk mereka berdua, sedangkan Renjana pergi untuk memesan makanan mereka.

Sambil menunggu Renjana, Jingga memainkan ponselnya. Ia membuka instagramnya dan melihat instagram story yang belum ia buka dari semalam. Saat di Story milik Alea, Jingga memicingkan matanya saat menemukan wajah yang tidak asing baginya.

Iya, itu wajah Andika dengan jelas terpampang disana. Segera ia melihat apa Alea manandai Andika atau tidak dan sangat beruntung ternyata Alea menandai instagram milik Andika. Dengan cepat Jingga menekan nama instagram Andika.

Tidak ada postingan apapun, tidak ada bio dan tidak ada foto profil. Pengikutnya pun hanya 100 biji, apa benar ini akun instagram milik Andika? Tapi tidak mungkin juga Alea menandai akun instagram lainnya.

Jingga semakin dibuat yakin bahwa itu memang akun milik Andika ketika ia membuka story nya, dan disana terlihat Andika yang me-repost postingan Alea.

Tanpa menunggu lebih lama, Jingga langsung memfollow akun instagram tersebut. Di follback atau tidak itu urusan belakang, yang penting ia bisa melihat apapun yang Andika post nantinya disana.

Tidak lama setelah itu Renjana datang dengan membawa nampan berisi bakso kesukaan mereka. Renjana duduk berhadapan dengan Jingga.

"Gue perhatiin dari tadi lo senyum-senyum sendiri sambil ngeliatin Hp, kenapa?" tanya Renjana sembari memakan baksonya.

"Gue nemu akun instagramnya Kak Maternal," jawab Jingga.

Renjana mengerutkan keningnya, "Astaga Jing, cepet banget lo, udah kayak intel aja lo."

Jingga terkekeh mendengarnya, "Gue dapet dari instagramnya Kak Alea. Sumpah tadi bener-bener nggak sengaja, gue cuma liat-liat story aja eh liat Kak Alea posting foto yang ada Kak Maternalnya, jadi ya gue tau. Apa gue jodoh kali ya?"

Renjana sampai tersedak mendengarnya, ia lantas memukul lengan Jingga, "Ngarang banget lo."

***

Jangan lupa vote dan komen ya!!
Follow instagram @vaniaanavitaa
Follow wattpad ini juga ya

Hello, Dika!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang