modern cafe!AU

528 46 5
                                    

hari ini dia datang lagi.

seperti biasa, dia selalu memilih duduk di meja nomor sembilan, memesan secangkir cokelat panas dan sepotong strawberry shortcake.

dan kali ini pun aku tak bisa mengalihkan pandanganku dari balik konter kasir untuk menatap dirinya.

dia akan menghiruo wangi cokelat panas pesanannya terlebih dahulu, lalu meminumnya dengan perlahan. saat sedang melakukannya, kupikir dia terlihat sangat elegan seperti yang orang-orang bangsawan biasa lakukan. 

lalu dia akan menyuap strawberry shortcake-nya dengan suapan kecil--eh, tunggu dulu. hari ini, setelah meneguk cokelat panasnya, alih-alih dia mengarahkan pandangnya ke luar jendela. termenung.

aku penasaran apa yang dilihatnya di luar jendela, jadi kuikuti dia. ternyata salju turun. astaga, indah sekali, sepertinya ini adalah salju pertama yang turun untuk menyambut musim dingin kali ini. aku memang tidak pernah memeperhatikan keluar cafe sebelumnya, karena biasanya aku akan sangat sibuk melayani pelanggan dan mengurus cafe. untungnya saat ini suasana cafe lumayan lengang.

aku lalu mengalihkan atensi dari jendela dan kembali ingin menatap si pria manis. 

eh, ternyata pria manis itu juga sedang melihat ke arahku. netra kami beradu pandang, aku memang tahu kalau dia memiliki warna mata kebiruan yang indah dan sekarang mata kebiruan itu membuatku terpaku dalam pusaran kedalamannya yang memesona. untuk beberapa saat, kami saling tetap dalam posisi seperti itu. aku bingung bagaimana untuk menghadapi suasana canggung ini. sepertinya aku ketahuan kalau sering mengamatinya dari balik konter kasir ini. aku harus bersiap untuk kemungkinan terburuk yang akan kudapat.

alih-alih dia tersenyum padaku. ini benar-benar diluar dugaan, kupikir setidaknya akan mendapat deathglare karena ketahuan memperhatikan. ya ampun, senyumnya sangat manis. sangat kontras dari yang biasanya dia lakukan. biasanya, dia akan selalu menatap acuh tak acuh, bahkan terkesan dingin. aku tidak pernah menyangka akan mendapat senyuman manis darinya. 

segeralah kutarik bibirku membentuk simpul ramah, membalas senyuman si pria manis. lalu dia mengerutkan alisnya menatap heran diriku dan mengalihkan atensinya kepada ponsel yang dipenganggnya. huft, dasar kau ini, lan xichen, mengapa kau begitu ceroboh? apa yang kau harapkan dari senyum tipis itu? sepertinya senyum itu juga bukan ditujukan untukmu. pasti di matanya kau terlihat aneh dan mengerikan karena ketahuan sering memperhatikan. 




Jiang Cheng's LoneliesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang