kau tahu, ketua sekte lan?
entah mengapa aku membenci dirimu
sangat benci
aku benci ketika kau tersenyum padaku
aku benci ketika kau berlaku baik padaku
aku benci ketika kau peduli dengan diriku
aku benci
karena hal itu membikin suatu hal yang irasionalitas tumbuh dalam dadaku
aku bisa apa jika kau melakukan semua hal itu bukan hanya kepadaku saja
apakah aku berhak untuk marah?
tapi aku cukup tahu untuk bersikap sadar diri
kalau kita ini bukan siapa-siapa, bahkan temanpun bukan
pertemuan-pertemuan kita pun sangat minim dan jika hal itu terjadi hanya dalam pertemuan empat petinggi sekte besar
aku iri dengan wei wuxian
begitu senangnya dia bisa bersama dengan orang yang dia cintai
dia selalu selangkah di depanku
aku tak akan pernah bisa sejajar dengannya, bahkan menggapainya
tapi aku bisa apa
jika aku menutup kelopak mataku
refleksi dirimulah yang selalu muncul
senyuman menenangkanmu
suara baritone lembutmu
aku benci hal itu
membuat dadaku sakit
karena berdetak terlalu keras
sampai-sampai aku dapat mendengarnya di keheningan malam
aku tahu, bahkan sangat mengetahuinya
perasaan itu
tatapan mata itu
senyuman menawan itu
semua hal itu adalah bukan milikku
semuanya adalah miliknya
aku bisa apa jika dialah yang pertama kali berhasil mendapat tempat dalam hatimu
sedang aku
hanyalah seorang ketua sekte kesepian yang dingin dan tak punya hati yang bahkan mengotorkan tanganya dengan darah saudaranya sendiri
dia,
yang selembut peony
yang secerah mentari
yang lebih dulu menghabiskan banyak waktunya bersamamu
yang menemanimu ketika kau terpuruk atas kehancuran sektemu
mana bisa orang sepertiku ini mengambil tempat yang sudah ditakdirkan menjadi miliknya, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jiang Cheng's Lonelies
Fanfictionjust about jiang cheng and his feelings, and many more (not just hurt or angst, probably some fluff and sweet) . . . *note: tiap chapter tidak saling terikat