PROLOG

17.3K 392 1
                                    

Di ruang keluarga itu masih menyisakan para cucu dan juga ayah, kakek mereka. Sementara yang lain sudah pergi tidur atas paksaan dari mereka yang tak bisa terbantahkan. Eros melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sembilan malam. Laki-laki itu lantas berdiri.

"Eros mau ke kamar Baby, waktunya Baby untuk minum susu." Karena ia tahu adiknya satu itu akan terbangun tengah malam sebab tak minum susu sebelum tidur.

Ia kemudian pergi menuju dapur. Menyiapkan segelas susu vanila kesukaan Nara seorang diri. Setelah selesai, Eros kemudian pergi menuju ke kamar Nara. Mengetuk pintu berwarna putih itu saat sudah sampai.

"Baby, Kakak masuk ya!"

Hening.

"Apa udah tidur?" gumam Eros. Ia memutar knop pintu. "Baby--" Mata Eros melebar melihat pemandangan di depannya.

Di sana, gadis itu berdiri di atas pembatas balkon. Eros melempar nampan di tangannya begitu saja. Menciptakan bunyi nyaring dari pecahan gelas. Ia berlari dengan cepat dengan tangan yang mencoba meraih sosok di depannya.

"NARA!"

Jantungnya berdegup kencang melihat gadis itu yang terjun ke bawah. Napasnya memburu. Urat-urat lehernya mengetat. Mendekap erat sosok yang kini berada di pelukannya. Tanpa sadar menyakiti gadis itu dengan pelukannya.

Seperti ada sebuah sengatan listrik di tubuhnya, Nara tersadar. Dahinya mengernyit dengan tatapan terluka. Mata bulat itu lantas memerah dan berair. "Kak, maaf...." lirih Nara. Tangis gadis itu yang pecah dengan sesegukan semakin mengeras.

Eros tidak menjawab. Napasnya masih terengah. Keringat dingin juga membanjiri tubuhnya. Eros menempelkan kepalanya di kepala Nara. Tangannya mengelus rambut gadis itu. Matanya yang terpejam mencoba mengontrol emosi aneh yang hendak membludak di dalam dadanya. Perasaan takut, kalut yang tak bisa ia deskripsikan.

Perasaan yang tidak ingin gadis ini pergi meninggalkannya lagi. Nara, adiknya yang sangat ia sayangi. Adiknya yang begitu ia cintai. Adiknya yang selalu ia lindungi. Adiknya yang ingin ia limpahkan segala yang ia punya. Sekali pun itu adalah nyawanya, ia rela memberikannya demi adik kesayangannya satu ini.

***

TBC.

Don't forget to vote, comment and share this story.
If you like it, add to your library.
If you don't like it, just read until you like it. That's simple.

𐙚⋆°.LUNE

My Possessive FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang