Author's POV.
Pagi hari seperti biasanya, Baek berjalan kaki menuju sekolahnya yang lumayan jauh dari panti tempatnya tinggal. Seperti biasanya juga ia harus melewati jalan pintas agar cepat sampai kesekolahnya.
Suasana disekitarnya lumayan sepi, jarang orang yang lewat didaerah sana, ia pun tak mempermasalahkan itu, karena ia lebih suka menyendiri. Ah.. lebih tepatnya ia memang selalu sendiri. Tanpa rasa was-was sedikitpun, Baek terus saja berjalan sesekali melangkah lebar saat ada lubang dijalan yang berisi air keruh sisa hujan semalam.
Byur..
Baek terkejut bukan main saat tiba-tiba badannya basah oleh air. Ia pun menoleh kearah samping, dan mendapati Wendy dan teman-temannya yang ternyata menjadi pelaku pem-bully-annya kali ini.
"Rasain!" Ucap Wendy dengan senyuman liciknya.
Baekhyun? Ia hanya bisa diam dan mengepalkan tangannya, ia tak bisa berbuat apa-apa, ia benci ia yang lemah! Ingin melawan tapi apalah daya, dia sendiri.
Setelah membasahi tubuh Baek dengan air, Wendy dan yang lain langsung pergi kesekolah tanpa meminta maaf sedikitpun.
Satu titik air mata terjatuh setelahnya. Ya, setelah Wendy pergi, ia tahu ia lelaki, tapi ia tak tahu kenapa ia bisa selemah ini. Dengan jalan gontai, ia melanjutkan perjalanannya, tapi saat ingin memasuki gang sebelah kanan, matanya tak sengaja membaca tulisan 'Loundry' didekat gang kiri, ia pun langsung memutuskan untuk pergi kesana berniat mengeringkan bajunya yang sangat basah.
"Permisi ada yang bisa saya ban- ah, bukannya kau bocah gendut yang kemarin?"
Baek menoleh saat mendengar kata sambutan sekaligus pertanyaan itu dan sedikit tak percaya saat menemui sosok tinggi bertelinga peri yang sempat ia kagumi kemarin.
"Kenapa bajumu basah seperti itu? Kau kena bully lagi?"
"Dari mana kau tahu?"
"Kau kira aku anak kecil yang tak mengerti arti bully disaat kemarin kau dikunci dalam kamar mandi sendirian dan orang-orang hanya berlalu lalang tanpa sedikitpun mau menolongmu?" Jawab lelaki tinggi itu sembari berjalan kedalam. Entah dapat insting dari mana, Baek mengikuti langkah lelaki itu.
Baek hanya diam saja sampai lelaki itu memberhentikan langkahnya. "Bergantilah dikamar mandi ini, didalam sana sudah tersedia baju yang mungkin muat untukmu."
"Baik, terima kasih."
Ternyata dia tak seburuk yang kupikirkan.
"Sudah?" Tanya lelaki tinggi itu pada Baek saat ia baru saja keluar dari kamar mandi.
Baekhyun hanya mengangguk merespon, setelahnya ia memberikan bajunya untuk dikeringkan, lalu pamit pulang setelah selesai.
Ah.. sekali lagi dia membuatku kagum.
.
.
.
.2 Hari kemudian.
"Bukankah tadi aku menaruhnya disini?" Tanya Baek pada dirinya sendiri sambil memeriksa kembali sepatunya yang tiba-tiba hilang.
Oh Baek, tidak ingatkah kau bahwa setiap hari kau harus menerima bully-an?
Baekhyun menghela nafasnya. Lagi, satu titik air mata jatuh lagi, ia sudah tak tahan dengan semua ini. Dengan isak tangis yang keluar, dan tanpa memperdulikan cacian orang-orang, ia berlari menjauhi sekolah, berlari sejauh mungkin tanpa tujuan, dan jangan lupakan ia yang tak mengenakan alas kaki, ia tak peduli.
"Awh.." Rintih Baek saat ia tak sengaja menginjak serpihan kaca dijalan.
"Kau lagi." Ucap suara berat yang sudah familiar ditelinga Baek. "Kau kenapa lagi?" Tanyanya.
Baekhyun hanya menggeleng, ia tak mau menatap lelaki didepannya, ia tak mau terlihat lemah.
Tiba-tiba saja lelaki tinggi itu menggendongnya, membawanya menuju rumah bertuliskan 'Loundry' didepannya. Lelaki itu membawa Baek kelantai atas, lalu meletakkannya hati-hati diatas sofa.
"Ah, kau berat sekali." Desah lelaki itu.
"..."
"Kenapa kau tak pakai alas kaki? Mana sepatumu?" Tanya lelaki itu sambil mengambil kotak p3k.
"..."
"Kau ini lelaki kenapa kau lemah sekali?"
"Hiks.."
"Oh astaga." Lelaki tinggi itu memegang kepalanya yang terasa berdenyut, ia heran apa yang salah dari ucapannya sehingga membuat bocah didepannya menangis.
"Maafkan aku." Ucapnya, setelah itu dia mulai mengobati kaki Baek.
"Siapa namamu?" Tanya lelaki tinggi itu.
"Eung?"
"Aku bertanya namamu."
"B-baekhyun."
"Baiklah, aku Chanyeol, maafkan aku tentang kejadian pertama kali kita bertemu."
"T-tidak apa-apa, h-hyung."
"Ya sudah, ayo kuantar kau kerumahmu."
"Aku tak punya rumah."
"Lalu?"
"Aku tinggal dipanti asuhan."
"Baiklah, aku antar kesana."
Setelahnya mereka pun pergi kepanti asuhan tempat Baek tinggal dengan Chanyeol yang mengendarai mobilnya.
Terima kasih Chan hyung.
Tbc
Maaf kalo byk typo, dan kalo gaje.
Jan lupa follow me ByunBaekHyun- » ByunBaekHyun-

KAMU SEDANG MEMBACA
яєgяєт
Fanfiction[ cb fanfiction ] Cerita tentang penyesalan Baekhyun. ©ByunBaekHyun-