03 | masdep yang sedep

11 2 8
                                    

“Nda, gw penasaran siapa orang yang nyiptain elu. Mesin waktu di jaman sekarang bukan hal yang lazim, loh. Lagian kenapa pula ada mesin waktu di sekolah kita.” Sofia yang sendang berbaring di kasurnya mengajak bicara Benda.

“Iyalah, gue dari masa depan. Gue gak bisa jawab soal pencipta dan pemilik dahulu gue.” Benda menjawab seadanya.

“Berarti lu emang gak boleh cerita tentang pemilik-pemilik sebelumnya, begitu?” Tanya Sofia.

“Yoi, keberadaan gue sendiri udah sangat berbahaya, membocorkan informasi dari masa depan. Tapi ya, asalkan kalian gak bertemu diri kalian di masa lalu atau masa depan sih gak apa-apa.” Jelas Benda.

“Hem, cara kerja lu sama kayak mesin waktu di film ya. Gak boleh ketemu sama diri sendiri.” tanggap Sofia.

“Tapi gue penasaran kenapa kalian gak langsung berpikir buat ke masa depan. Biasanya orang-orang kan lebih penasaran ke masa depan dari pada masa lalu.”

“Iya ya, gue juga bingung. Kita ke rumah Zhifa yuk, Nda. Pengen ke masa depan deh gue.” Sofia berdiri bersemangat.

“Lah beneran?”

“Iya masa boongan.” Sofia mengenakan jaket dan memesan ojek online ke rumah Zhifa.

Orangtuanya belum tidur, Sofia terpaksa mengendap-endap keluar takut ketahuan malam-malam ke rumah teman. Perjuangan sekali menutup pintu tanpa bersuara.

Ojeknya sampai di depan komplek Sofia dan akhirnya dia berangkat ke rumah Zhifa.

“Zhifaaaa! Main yuuuk!” Teriak Sofia di depan rumah Zhifa.

“Siapa itu teriak-teriak manggil nama kakak?” Adiknya Zhifa bertanya.

“Liat gih, keluar.” ujar Ibunya Zhifa.

Zhifa membuka pintu melihat Sofia dan Benda sedang melambaikan tangan.

“Ngapain coba ke rumah gue malem malem begini?" tanya Zhifa yang kepalanya masih pusing baru berdiri dari rebahannya.

"Ke masa depan yu! Mayan lah dapet spoiler dalam hidup. Kapan lagi coba, yakan yakan?" ajak Sofia antusias.

"Mau liat jodoh lu?"

"Cita-cita gue kan sangat indah, wahai Zhifa sahabatku. Melajang dengan elegan (note: banyak duit) di masa-masa tua gue, tapi ga tau bakal terkabul ato kaga soalnya sekarang aja nilai gue astagfirullah, maka dari itu gue pengen spoiler."

Zhifa menatap Sofia dengan ekspresi aneh.

"Spoiler hidup nakutin banget rasanya, tapi ayok aja gua mah. Setelah dikejar dinosaurus sama bapak bapak di masa lalu kayaknya gua udah merasa bodo amat sama time traveling." Zhifa menghela napas.

"Widih iya ya, kadang gua lupa udah pernah dipeluk sama dinosaurus." Ujar Sofia.

"Yaudah jadi kaga nih liat masa depan kalian" sahut Benda.

"Iya iya," tanggap Zhifa, "mau kapan nih? 15 tahun kemudian? Kita berarti udah 28."

"Wih sabi sabi." Kata Sofia menunjukkan ketidaksabaran-nya.

Setelah semua di-setting, tanpa banyak basa basi Zhifa langsung memencet tombol biru. Dalam sekejap, mereka berada di masa depan.

"Loh loh silau." Tukas Sofia yang mengernyitkan matanya.

"Lu menghadap layar iklan jalanan goblok." Zhifa mengingatkan.

"Eh? Lagian kenapa gue baru baru tiba di masa depan jadi ngadep layar iklan gini." Sofia kesal sendiri.

"Gan.. gan.." Zhifa yang sedang melihat ke depan menepuk pundak Sofia.

"Apaan?" Jawab Sofia.

"Liat depan woe!" -Zhifa

"WIDIH GWELA GWELA. INI JAKARDAH? KOK VIBE JEPUN NEW YORK GITU MEN!?" -Sofia

"IYAKAN KEREN CUY! APANI JAKARTA JADI NEON NEON WARNA WARNI." -Zhifa

"ADA BARONGSAI GAN BARONGSAI! WIDIH PASAR MALEM MODERN GINI." -Sofia

"CIRENG MASIH ADA GAN MASIH ADA YANG JUALAN!!" -Zhifa

"KAYAKNYA INI FESTIVAL GITU DEH, YA KALI KAN TIAP MALEM ADA BARONGSAI LAMPU LAMPU NEON BEGINI." -Sofia

"TAPI UNTUK UKURAN FESTIVAL GEDE PULA INI UDAH WAW BANGET WOE!!" -Zhifa

"IYA SI BENER. SUKA BANGET TEMA FESTIVALNYA NEON NEON MENCOLOK MENOHOK MATA GINI!!" -Sofia "Pengen deh gue liat enhypen next comeback konsepnya kek gini (ngomong serius seserius mungkin, semoga ter-✨manifest✨)."

"AAMIIN NEXT COMEBACK RAMBUT NIKI IJO JAGOAN NEON YE." -Zhifa

"WES YOI DONG!" -Sofia

"WEH ADA BAKSO GRATIS MEN! COBAIN BAKSO MASA DEPAN YOK!" -Zhifa

"WIDIH AYOOO!" -Sofia

"Keknya mereka lupa tujuan ke sini buat liat spoiler kehidupan. Yaudah lah ya bagus." Gumam Benda.

"SOMAY GAN SOMAY!" -Sofia

"ROTI BAKAR!" -Zhifa

"ADA MARTABAKKK!" -Sofia

"MIE AYAM WOE!" -Zhifa

"KEBAB IH KEBAB!" -Sofia

"BOBA BOBA!" -Zhifa

"ES TEH PAK MAKMUR PUN ADA!" -Sofia

Pada akhirnya mereka makan minum semua makanan dan minuman yang disebutkan di atas.

"Kenyang.." keluh Sofia.

"..bangettttt." sambung Zhifa.

"Gan gua ga bisa berdiri gaaaan." Sofia lanjut mengeluh.

"Gua menyalahkan orang yang memutuskan untuk membuat semua makanan disini gratis." Zhifa menepuk-nepuk perutnya.

"Wih es teh pak makmur udah ada cabang di Brazil, gan. Balik ke sekolah besok kita harus dapetin tanda tangannya." Sofia sedang membaca pamflet es teh pak makmur.

"Eh Benda mana ya?" Zhifa meraba di sekitar mereka duduk dengan telapak tangannya.

"Eh," Zhifa merasa memencet sesuatu.

Mereka balik ke masa lalu.

"Loh, kepencet?" Tanya Sofia yang masih kaget.

"Hehehe, iye. Maap maap. Lagian benda kaga jawab gue nyariin." Jawab Zhifa.

"Maap maap gue ngantuk belom di cas." Tanggap Benda.

"Hoam, yaudah gue pulang, benda di lu ya gan. Abis makan banyak enak kalo tidur hehe." Sofia melambaikan tangannya dan berjalan mencari ojek.

"Hati-hati ye gan!"

"Yoi gan, makasi!"

"Yodah benda lu tidur di rumah gue malem ini. Seneng kan?" Kata Zhifa.

"Dih dih, kaga." Tukas Benda.

"Eh, gue baru inget, kita kan mau cari spoiler kehidupan tadi. Yaudah lah ya besok aja, hoam. Dah ngantuk juga gue." Gumam Zhifa.

— besoknya di sekolah pas istirahat —

"PAK MAKMUR OMAYGAT!! MINTA TANDA TANGANNYA DONG PAK SINI SELFIE BARENG JUGA!!" Sofia lompat-lompat menghampiri Pak Makmur.

"Loh, cewe? Kenapa?" Pak Makmur terlihat kebingungan.

"Udah ah pak! Nih nih! Tanda tangan di botol minum saya!" Desak Sofia.

"O- oke.."

"WAAAH MAKASIH PAK, SUKSES TERUS YA PAK SAMPE BUKA CABANG DI BRAZIL, DADAH!!"

cerita kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang