Ep spesial yang saya tulis sambil menunggu buka puasa 2022 sehabis mandi sore. Di sini Sofia akan mengalahkan Goku secara so- eh salah ya, di ep ini Sofia ngabuburit sama Benda tanpa Zhifa karena dia gak diundang. Oiya happy birthday jugak buat kakak Zhifa yang ga ada di chap ini tapi ultahnya kemaren. 🎉🎉
•••
Setelah tiga minggu berturut-turut sekolah Sofia dan Zhifa mengadakan Penilaian Akhir Tahun, Ujian Sekolah Praktik, dan Ujian Sekolah Tertulis, akhirnya pada bulan Maret bertepatan bulan Ramadhan mereka bisa beristirahat.
Sofia sudah berkali-kali jalan dari rumah ke Indoapril terdekat, tetapi belum pernah ke taman yang juga tak jauh dari rumahnya. Kebetulan sore ini Sofia diberi tugas membeli gorengan takjil untuk buka puasa. Benda akhirnya memaksa Sofia untuk sekalian jalan-jalan ke taman tersebut, ajang-ajang istirahat berbentuk refreshing.
"Nda, sumpah ya, kalo organ gue di jual ini semua salah lu." sahut Sofia yang berjalan cepat melewati warung kopi penuh dengan mas mas dan om om. "Ya Allah lindungilah hamba-Mu ini selalu."
"Berlebihan ah Sofia mah," celetuk benda, "lu kan gak terlihat seperti orang yang worth it buat diculik."
Sofia mengabaikan ucapan benda. "Cuacanya teduh sih sekarang, tapi tetap hausnya sasuga."
Rute yang dipilih oleh Sofia dan Benda adalah ke taman terlebih dahulu, lalu beli gorengan, dan pulang ke rumah dengan selamat sentosa. Sofia berencana untuk melakukan ini semua secara cepat, dia tidak suka berinteraksi dengan manusia, terutama orang asing (Sofia antisocial emo era). Bisa dimengerti bukan mengapa dirinya sangat nolep?
Saat sampai pada taman tujuan, Sofia menggerutu. "Banyak orang," gumamnya.
"Kita duduk di deket lapangan basket aja deh, Sof. Adem di situ ada pohon besar." saran Benda.
Sofia berjalan ke tempat yang Benda sarankan.
"Mba Sofia?" mereka berdua mendengar seseorang memanggil nama Sofia.
Sofia mengenali orang tersebut, Budhe Suti dari warung depan rumah yang sering ia kunjungi. "Eh, Budhe? Gak lagi jaga warung?"
"Enggak Mba Sof, lagi ajak Bimo main sama temennya." jelas Budhe Suti, ia melihat putra tunggalnya berseluncur di perosotan.
"Wah itu anak Budhe yang tahun ini masuk SD ya?" tanya Benda, yang tentu familiar dengan sekitaran hidup Sofia.
"Iya, Benda." Budhe Suti mengangguk. "Oh iya, Mba Sof. Tadi Budhe habis beli kue jajanan. Karena Mba Sofia suka risol, ini saya kasih satu bungkus."
"Wah Budhe, gak usah repot repot." basa-basi Sofia yang isi hatinya sama sekali tidak ada perasaan 'gak enak' karena sudah mengungkit makanan.
Sebelum Budhe Suti meladeni tolakan Sofia, suara kencang terdengar dari belakang. Ternyata Bimo terjatuh saat berlari. Budhe yang panik langsung menghampiri anaknya heboh. "Aduh Bimo! Udah ya, Mba Sof ambil aja! Ya Tuhan anakku!"
Sofia tertawa kecil tidak terdengar. "Ngerti kan kenapa gue gak suka anak kecil, Nda? Bisanya ngerepotin, kalo gak bikin ulah ya nangis."
Benda yang biasanya mengelak, dalam situasi ini dia setuju.
"Ah, yang penting alhamdulillah dapet risol! Lain kesempatan gue balik ngasih Budhe sambil berterima kasih, kayaknya masih sibuk urusin Bimo."
Melewati kejadian barusan, pada akhirnya Sofia dan Benda sampai tempat tujuan. "Ahhh, ademm." sahut Sofia.
"Wah, Sofia?"
Sofia yang sedang memejamkan mata, mengutuk dalam hati. Siapa lagi, sih. Eh, astagfirullah puasa gak boleh berkata kasar.
"Loh, Tante Riri?" ternyata Sofia kenal juga, Tante Riri adalah tetangga di kompleknya. Walau mereka jarang bertemu di area komplek, hampir setiap Sofia jalan ke Indoapril berpapasan dengan Tante Riri yang sedang jalan dengan anjingnya.
"Ternyata ada Benda juga!"
"Iya Tante, Halo!"
Entah apa alasannya Benda dan Tante Riri selalu se-frekuensi setiap bertemu.
"Snowy! Kamu apa kabar?" Sofia mengajak ngobrol anjing border collie Tante Riri.
"Baik dia, mah. Baru ke salon kemaren jadi cakep." jelas Tante Riri.
"Ihihi gemes banget, pengen juga satu kayak Snowy." kalau Benda CS dengan Tante Riri, Sofia dengan Snowy.
"Ah, sudah jam lima. Maaf ya Tante aku harus pulang!" Sofia akhirnya sadar waktu memutuskan untuk berpamit pulang ke rumah.
Setelah berjalan santai lagi, menikmati sejuknya sore hari. Sofia dan Benda sampai juga di rumah, "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab mama Sofia. "Udah beli gorengannya?"
"Lah, oh iya lupa!" Sofia dan Benda baru sadar tujuan mereka keluar rumah.
"Yah, gimana sih kalian."
"Ada risol sih ma, tadi dikasih Budhe Suti." Benda tiba-tiba teringat pemberian Budhe Suti.
"Oh iya ya ada risol!"
Mama Sofia yang sempat panik tidak ada cemilan takjil akhirnya lega.
Sesampainya Sofia di kamar, badannya langsung tepar ke kasur. "Capek, Nda."
"Yaelah baru jalan 1000 steps aja gak kuat, target perharian 3000 loh."
"Ngada-ngada lo diem aja," protes Sofia. "Eh tapi ya Nda, mood gue jadi naik loh. Selama ini gue kira yang namanya interaksi manusia itu melelahkan dan menyusahkan. Tapi hari ini gak seburuk yang gue kira, gue enjoy ngobrol sama Budhe Suti dan Tante Riri walaupun cuma sekedar basa basi. Gimana ya jelasinnya, gue lelah tapi hatinya senang. Kayak abis yoga gitu, bedanya kalo yoga lelah fisik."
"Makanya Sof, gausah sok-sokan antisosial deh, lu masih manusia yang pada dasarnya adalah makhluk sosial."
"Weleh, gue masih prefer menghabiskan waktu sama diri sendiri. Hari ini sadar aja, kadang keluar rumah juga diperlukan."
•••
Akhirnya gais setelah berhari-hari procrastinate di chap ini kelar juga jam setengah satu malem. Terinspirasi gue kemaren jalan keluar dan mikir maybe manusia is not as bad after all. Yang biasanya opsi refreshing gue cuma sendiri di kamar, sekarang ada opsi baru yaitu TOUCH GRASS WAHAI SOBAT YANG TIAP HARI KERJAANNYA MAIN GENSHIN DAN NONTON NIJISANJI. Sekian, terima Shinomiya Kaguya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cerita kita
Random❝seperti ini cerita kita, semua kebahagiaan dan kesedihan kita lalui bersama.❞ ETAPI BOONG, buku ini sangat menentang akal sehat, baca aja kalau mau makin goblok.