🐧🦮-Without Prolog

21.7K 1.7K 570
                                    

Sunghoon dan Jay masih berkutat pada makan siang mereka di tengah hiruk-pikuk kantin yang ramainya hanya saat jam istirahat.

Sunghoon memasukkan potongan kimbap kedalam mulutnya. Abai pada celotehan Jay tentang guru matematika yang menyuruh Jay menjawab soal di papan tulis tadi.

"...untung gue pinter." Kalimat terakhir Jay yang membuat Sunghoon tak tahan untuk tidak mencibir temannya itu.

"Gue dengar para rumpiners bilang kalo ada anak baru di angkatan kita." Ujar Jay yang baru menyelesaikan makan siangnya.

Sunghoon hanya mengendikkan bahu tak peduli. Baginya tak ada hal yang menarik dari orang-orang sekitar termasuk anak baru, guru baru, staf baru.

"Satu-satunya kamar yang kosong saat ini kamar lo, kan? Berarti anak baru itu bakal jadi teman sekamar lo."

Perkataan Jay menyadarkan Sunghoon, dirinya sudah nyaman selama ini di asrama sendiri. Kalau ada teman sekamar pasti rasanya mengganggu sekali.

"Gak boleh."

Jay menoleh dan menatap Sunghoon bertanya-tanya, "Ayolah, man. Hidup lo terlalu flat karna sendirian terus. Lagipula, siapa tau anak baru itu cakep."

"Gue bukan belok kayak lo." Ujar Sunghoon datar.

"Halah, gue pegang kata-kata lo." Kata Jay yang langsung diangguki oleh Sunghoon.

Jay hanya berharap semoga teman sekamar Sunghoon orangnya bisa sabar dan tabah menghadapi manusia es seperti Sunghoon. Jay juga merasa sedikit senang Sunghoon bisa punya teman sekamar. Setidaknya, Sunghoon bisa berinteraksi lebih dengan orang lain tak hanya dirinya saja.

Semenjak pertama kali masuk sekolah, entah kerasukan apa Jay mau berteman dengan Sunghoon yang selalu sendiri kemanapun ia pergi. Sudah lama mereka dekat tapi tetap saja Jay masih belum mampu menyentuh kehidupan Sunghoon lebih dalam.

Walau sedingin es dan bersekolah di sekolah khusus laki-laki, Sunghoon merupakan salah satu lelaki tampan dengan banyak penggemar. Bahkan Jay acapkali mendengar para lelaki gemas membicarakan Sunghoon. Sayang sekali, Sunghoon itu manusia lurus.

***

Sunghoon berjalan menaiki tangga asrama dengan langkah berat. Raut wajahnya datar namun hatinya mengumpati guru wanita yang pada jam terakhir malah nyuruh menyalin catatan.

Sunghoon sudah sampai di depan pintu kamarnya, bingung ketika mendapati pintu yang seingatnya sudah terkunci rapat kini sedikit terbuka.

Bayang-bayang perkataan Jay tentang anak baru memenuhi pikirannya saat ini.

'Apa benar anak baru itu jadi teman sekamar gue?' Sunghoon bertanya-tanya dalam hati.

Setelah berdiri diam sekitar dua menit barulah Sunghoon perlahan membuka pintu kamarnya, lalu perlahan melangkah masuk.

Di hadapannya Sunghoon bersitatap dengan manik coklat milik seorang laki-laki dengan rambut yang berwarna senada.

Sunghoon dapat melihat lelaki itu berkulit putih tapi tak lebih putih dari dirinya dengan hidung mancung tegak yang Sunghoon yakini lelaki ini bukanlah pure keturunan Korea.

Pakaian yang digunakannya masih kasual, tapi Sunghoon mengetahui bagaimana mahalnya merk yang ada ditubuh pemuda dikamarnya itu.

Sunghoon masih menatap dalam keadaan berdiri, pemuda berambut coklat kemudian tersenyum lebar. Menghampiri Sunghoon, ia mengulurkan tangannya.

"Jake. Sim Jake."

Tangan Jake masih menggantung diudara karena tak ada respon dari lelaki jangkung. Hingga beberapa detik barulah Sunghoon ikut mengangkat tangannya, menjabat tangan Jake yang lebih kecil darinya itu.

"Sunghoon."

Jake memiringkan kepalanya ke kanan. Ia menilik memperhatikan wajah tampan milik Sunghoon. Garis rahang tegas, hidung mancung, alis tebal nan hitam selaras dengan rambutnya. Meyakini dalam hati bahwa si Sunghoon ini merupakan lelaki idaman nomor satu di sekolah.

"Ok, Sunghoon-ssi. Sekarang kita adalah teman sekamar. Semoga kita bisa betah satu sama lain."

"Hm." Respon singkat Sunghoon membuat Jake sadar jika teman sekamarnya ini tipikal manusia yang irit bicara.

Tapi, itulah yang membuat Jake tertarik.

***

Tak ada pembicaraan apapun semenjak mereka berkenalan tadi sore. Sunghoon tampak sibuk dengan tugas miliknya sedangkan Jake sibuk mempersiapkan kebutuhan sekolahnya besok.

Jake sudah selesai berbenah, dirinya kini melongok ke bawah melirik Sunghoon yang sedang belajar di atas meja.

Posisi kasurnya bertingkat, Jake dibagian atas dan Sunghoon di bawahnya.

Jake memperhatikan dengan lekat bagaimana Sunghoon menulis, sesekali ia terkikik pelan melihat Sunghoon menggaruk kepala sebagai gestur pusing.

"Sunghoon."

Sunghoon sedikit tersentak saat Jake memanggilnya, baru sadar kalau kini ia memiliki teman sekamar.

Sunghoon mulai beranjak menuju kulkas kecil yang ada dikamar, hendak mengambil minuman kaleng yang ditaruhnya disitu. Berpikir sejenak, sepertinya tidak masalah jika ia membalas sapaan teman sekamarnya ini.

"Apa?"

Sunghoon sedikit mendongak lalu sedikit heran melihat Jake yang tersenyum-senyum aneh. Ok, mungkin di awal Sunghoon sempat memuji Jake manis tapi dengan senyum yang saat ini ditampilkannya dalam pandangan Sunghoon tampak seperti senyum orang cari perhatian, kalau dalam istilah kasarnya, senyum centil.

Jake merebahkan diri di atas kasurnya hingga Sunghoon tak dapat lagi melihat senyum centil Jake.

Masih menanti sesuatu yang ingin disampaikan Jake, Sunghoon meneguk minuman yang diambilnya barusan. Setelah habis pun minumannya, Jake masih tidak berkata apapun. Pikir Sunghoon, mungkin Jake hanya ingin menyapanya.

"Sunghoon... Eum, kayaknya gue suka lo."

Suara Jake lirih tapi masih dapat didengar oleh Sunghoon. Sunghoon mengakui suara Jake terdengar lembut dan sopan masuk ke dalam telinganya, setiap ucapan dieja dengan jelas, tapi kalimat yang dikeluarkannya membuat Sunghoon memijit kepalanya, terserang pusing mendadak.

***
Tbc
***

Hai, aku bawa cerita baru. Ini akan jadi selingan aku buat lanjutin dua cerita lainnya.

Perlu aku ingatin kalau cerita ini adalah cerita angst. Entah berhasil atau tidak angst-nya.

Cerita ini akan aku update setiap hari. Serius, pantau aja terus xixixi.

Salam, Mae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam, Mae.

[✔] PIVOT - SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang