🐧🦮-Popular

11K 1.4K 491
                                    

"Sunghoon... Eum, kayaknya gue suka lo."

Suara Jake lirih tapi masih dapat didengar oleh Sunghoon. Sunghoon mengakui suara Jake terdengar lembut dan sopan masuk ke dalam telinganya, setiap ucapan dieja dengan jelas, tapi kalimat yang dikeluarkannya membuat Sunghoon memijit kepalanya, terserang pusing mendadak.

---


"Apa maksudnya?"

Sunghoon mencoba berpikir positif, mungkin suka yang dimaksud adalah suka sebagai teman baru. Ia melangkahkan kaki hingga menuju kasur. Merebahkan tubuhnya berusaha abai dengan perkataan ngawur Jake barusan.

Jake menatap kebawah, menolehkan kepalanya dari atas hingga kini manik mata mereka saling bersitatap.

"Gue suka sama lo. Lo tau, saat kita pertama kali menatap, saat kedua netra kita berbalas, gue merasa jantung ini berdetak dan perut gue bergejolak seperti dialiri kupu-kupu."

Sunghoon menatap Jake dengan pandangan remeh, "Kita hanya berkenalan dan lo langsung suka, cih."

Jake beranjak dari kasurnya, turun ke bawah lalu duduk di kursi yang sebelumnya diduduki Sunghoon saat belajar tadi.

"Iya, Jake suka Sunghoon! Jake suka ketika Sunghoon makan siang dengan tenang, suka ketika Sunghoon tersenyum walau tipis, suka cara Sunghoon berjalan dengan santai, suka saat Sunghoon belajar. Pokoknya suka dengan apapun yang Sunghoon lakukan."

Sunghoon dapat melihat dengan jelas bagaimana senyum Jake benar-benar tampak centil menurutnya itu. Harusnya Sunghoon sudah terbiasa menerima kerlingan nakal dari orang-orang sekitarnya tapi yang satu ini, aduh.

"Lo penguntit?"

"Hu-um, ah maksudnya tidak! Gue baru masuk sekolah hari ini trus liat lo saat berkeliling tadi. Gue langsung jatuh cinta. Love at first sight, maybe." Ungkap Jake enteng.

"Sinting."

"Yah, dan ternyata orang sinting ini teman sekamar lo, hehe."

"Poor me."

"Bukankah kebetulan ini pertanda kita berjodoh?"

Sunghoon sudah memunggungi Jake ketika lelaki berambut coklat mengeluarkan kalimat bodoh itu. Dapat diyakini oleh Sunghoon kalau ekspresi Jake masih tersenyum centil dengan kerlingan genit dimatanya. Huft, harusnya ia menerima Jay untuk jadi teman sekamarnya kemarin.

"Sunghoon, kalau kita berjodoh maka, -"

"Gue laki-laki, bodoh. Gue suka perempuan. Kalaupun lo perempuan, gue gak akan sudi jodoh sama lo." Ujar Sunghoon pedas dengan dirinya yang beranjak dari kasur.

Kini mereka saling bersitatap, Sunghoon berdiri menjulang dihadapan Jake, menantang Jake yang masih duduk santai di kursi belajar.

Jake tak gentar sedikitpun walau Sunghoon kini memperlihatkan raut wajah berang dengan rahang yang mengeras.

Jake menampilkan raut wajah datar tapi kemudian tersenyum lebar.

"Gue juga laki-laki, Sunghoon. Gue laki-laki normal yang masih suka perempuan juga. Tapi, gue mau kok jadi gay sama lo."

'Benar-benar tidak tau malu.' umpat Sunghoon dalam hati. Berpikir jauh bagaimana sekolahnya bisa menerima manusia seperti Jake. Tapi, mengingat lelaki ini punya barang-barang mewah, yah uang bisa membeli segalanya.

"Gila." Umpat Sunghoon sebelum beranjak keluar dari kamar itu dengan bantingan pintu yang tak main kencangnya.

***

[✔] PIVOT - SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang