Sikap Sunghoon pada Jake tak berubah, tetap ketus dan bersikap kasar padanya. Padahal Sunghoon sangat ramah pada orang lain. Tak sekali dua kali Jake mendapati Sunghoon bersikap baik pada orang disekelilingnya, tapi tak menaruh peduli pada Jake yang teman sekamarnya.
Tak apa, yang penting setiap malam Sunghoon menemaninya tidur dan meminjami lengannya atau memeluknya.
Sunghoon's effect benar-benar berpengaruh untuk Jake. Jake bahkan lupa kalau dia pengidap insomnia karena akhir-akhir ini ia tidur nyenyak berkat Sunghoon.
Oleh karena itu, saat akhir pekan yaitu waktu yang memperbolehkan semua siswa keluar untuk sekedar jalan-jalan atau berbelanja, Jake mengitari semua isi mall seorang diri.
Jake mengingat-ingat apa isi wish list yang Sunghoon tulis dibelakang buku hariannya.
Sssttt, jangan bilang-bilang ke Sunghoon kalau Jake mengorek privasinya.
Jake memilih satu persatu barang yang ditulis Sunghoon dalam wish list.
Mulai dari baju hingga sepatu. Jake tersenyum senang dengan jinjingan barang belanjaannya di kedua tangan. Abai pada tatapan teman-temannya ketika Jake melewati mereka.
Jake menutup pintu dengan semangat membuat Sunghoon yang sedang bersantai menikmati akhir pekan dengan bermain game di laptopnya terlonjak kaget.
"Bisa gak pelan-pelan tutup pintunya?" Sunghoon menggeram kesal, terutama ketika kedua tangan Jake terangkat memamerkan barang belanjaannya.
'Cih, orang kaya belagu.' ujar Sunghoon dalam hati.
Sunghoon kembali memfokuskan dirinya yang bermain game, kesal sekali karena game over terpampang indah sebagai akhir dari permainannya. Ia menyalahkan Jake di dalam hati.
Sunghoon dengan kerutan di kening menatap bingung kepada Jake yang menaruh barang belanjaan di atas karpet tepat di dekat kasurnya.
"Sunghoon, gue udah nemuin sepatu yang lo cari!" Seru Jake dan memberikan satu tas belanja dengan merk ternama pada Sunghoon.
Sunghoon menaikkan satu alis, menatap heran pada Jake dan menilik apa maksud bocah itu memberi sepatu untuknya.
"Gue juga beliin tas, baju, celana, dan semua yang lo inginkan." Senyum Jake masih merekah, mengambil semua tas belanjaan yang sebelumnya ada di bawah lalu menaruhnya di atas paha Sunghoon yang sedang selonjoran di atas kasur.
Sunghoon benar-benar tak mengerti jalan pikiran Jake. Tiba-tiba moodnya yang bagus menghilang begitu saja. Dirinya melirik singkat isi tas belanjaan satu persatu. Terkejut ketika mendapati semua barang yang diinginkannya ada di dalam tas belanjaan.
Rasa marah menguar mengelilingi Sunghoon.
Brugh
Semua tas belanjaan itu dijatuhkan secara brutal oleh Sunghoon. Menghampiri Jake dengan tatapan marahnya, Sunghoon menarik kerah lelaki yang lebih kecil darinya itu.
"Apa tujuan lo, bangsat?"
Jake tak bergeming, melihat raut marah Sunghoon melunturkan senyum di bibirnya. Sungguh, bukan ini ekspektasi Jake setelah mengelilingi berbagai mall dan toko untuk mencari barang-barang yang diinginkan Sunghoon.
"Lo udah ganggu privasi gue dan lo berharap gue suka, hah?!" Teriak Sunghoon di depan Jake.
Jake menepis tarikan Sunghoon dikerahnya. Sedikit memundurkan langkah, Jake berucap, "Gue cuma mau beliin ini buat lo. Gue tau lo ngincar semua barang ini dari lama, Hoon."
Jake menarik kedua sudut bibirnya, tersenyum tulus, menyatakan lewat binar matanya bahwa ia tulus memberikan semua itu pada Sunghoon. Berharap Sunghoon menyukai pemberiannya. Setidaknya, Sunghoon memberi Jake senyum saja sudah cukup.
"Gue gak butuh semua pemberian lo dan berhenti nguntit gue, sialan." Umpat Sunghoon yang sudah emosi di ujung tanduk.
"Tapi, gue tau lo suka semua barang ini."
"Sekarang gak lagi, gara-gara lo semua barang itu jadi menjijikkan."
Jake merasakan tangannya bergetar, mendengar ucapan Sunghoon yang selama ini kasar padanya memang sudah biasa bagi Jake. Tapi entah kenapa kali ini ucapan Sunghoon benar-benar menusuk jantungnya.
"Hoon, gue tulus ngasih ini."
"Lo pikir setelah lo ganggu privasi gue, gue bisa nerima semua barang pemberian lo ini?"
Jake merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Benar, memang salahnya yang telah mengganggu privasi Sunghoon. Tapi, Jake juga tak sengaja saat buku itu tiba-tiba jatuh tepat di halaman belakang dimana tertulis semua wish list Sunghoon disana.
Dengan tarikan nafas dalam, Jake akan menjelaskan dengan hati-hati pada Sunghoon, tapi belum sempat sepatah kata keluar dari mulutnya, Sunghoon memungut semua tas belanjaan yang jatuh dilantai.
Sunghoon tergesa-gesa jalan keluar kamar dengan membawa semua tas belanjaan, Jake mengikuti dari belakang.
Sunghoon menghampiri tempat pembuangan sampah di belakang asrama, membuang semua barang-barang yang diberikannya tepat di depan Jake.
Sunghoon menyadari Jake ada di belakangnya, tersenyum puas ketika mendapati raut wajah penuh kekecewaan dari pemuda bersurai coklat itu.
Tak peduli akan manik coklat yang sudah berkaca-kaca, Sunghoon menghampiri Jake.
"Jangan mentang-mentang lo orang kaya lo bisa seenaknya mencari perhatian gue dengan gaji orang tua lo. Cih, dari awal gue tau lo anak manja yang hanya mampu menghargai semua hal dengan uang." Ujarnya masih belum puas melihat kesedihan Jake.
Sunghoon makin mendekati Jake, mengetuk pelipis Jake dengan jari telunjuknya, kembali berkata, "Ingat ini baik-baik, bodoh. Gak semua hal bisa lo beli dengan uang. Bahkan kepedulian gue gak akan pernah bisa lo beli apalagi cinta yang lo idam-idamkan dari gue."
Setelah mengatakan itu dan memastikan air mata mengalir di pipi Jake, barulah Sunghoon kembali masuk ke dalam asrama, meninggalkan Jake yang menatap nanar tempat sampah dengan air mata yang tetap jatuh meskipun berusaha mati-matian ia tahan.
***
Tbc
***Ini gagal angst 🤧
Good night~Duo bapak lagi foto dengan gaya andalan yaitu ✨jempol✨
Nah, ini dedek gemes. Jangan gangguin, yang punya galak soalnya.Berani kalian hah?!
Salam, Mae
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] PIVOT - Sungjake
Fanfic❝Bagi Jake, Sunghoon adalah porosnya. Sunghoon pusatnya yang tak akan bisa Jake lepas. Namun bagi Sunghoon, Jake hanyalah seseorang yang mengganggu hidup tenangnya.❞ Start : 03 Januari 2021 End : 08 Januari 2021 Bxb Angst! Cringe! Sungjake ; sung...