Jake mengambil ransel lalu menyimpul ikatan tali sepatunya. Baru kali ini Jake tak menyapa Sunghoon. Ia merasa malas pula sudut bibirnya yang masih terasa perih membuat Jake enggan membuka mulut. Lagipula, Sunghoon tak pernah menanggapi sapaannya.
Biasanya Jake akan membiarkan Sunghoon keluar dari kamar lalu lelaki itu akan mengikutinya dari belakang. Namun, kini Jake lah yang terlebih dahulu meninggalkan kamar menuju sekolah.
Tak ada sapaan, tak ada tawaran sarapan atau minum susu di pagi hari, pula tak ada ajakan untuk berangkat bersama. Sunghoon menyentuh dadanya yang tiba-tiba berdenyut sakit. Sunghoon terduduk lemas di kursi belajarnya. Entah kenapa dirinya merasa kosong.
Dengan segera Sunghoon meraih ponselnya, merangkai pesan manis untuk dikirim pada Hyeri, Sunghoon menyunggingkan senyum ketika mendapat balasan yang tak kalah manis dari gadis pujaannya.
Ah, ternyata karena belum menghubungi Hyeri lah Sunghoon merasa kosong.
***
Hari-hari telah berlalu hingga bulan pun berganti. Bulan terakhir ditahun ini telah datang.
Tak ada yang berubah, sikap Jake masih sama pada dirinya. Hanya beberapa hari Sunghoon merasa tenang karena tak diganggu oleh Jake. Namun ternyata lelaki itu tak gentar-gentar.
Akhir-akhir ini Jake masih mencoba mendekati. Namun, sikap Sunghoon makin dingin. Tak ada lagi sikap baik Sunghoon yang mau menemaninya tidur. Sunghoon hanya menggertak dan mengancam Jake jika lelaki itu masih berisik di malam hari.
Sunghoon akan menemui Hyeri tiap akhir pekan. Jake telah mengabari Soobin bahwa Hyeri mendekati Sunghoon. Soobin percaya dan kini hubungan mereka putus.
Jake kecewa, dengan berakhirnya hubungan Hyeri dan Soobin maka perempuan itu semakin leluasa untuk mendekati Sunghoon.
Jake berhenti membaca komik seri AOT ketika mendengar decitan pintu terbuka.
"Sunghoon!" Dengan tergesa Jake menuruni anak tangga, menghampiri Sunghoon yang melepas sepatu dan menaruh coatnya di gantungan baju.
Sunghoon menatap Jake lekat, menatap manik kecoklatan dan keseluruhan wajah yang dipunya Jake. Sunghoon membenarkan dalam hati ucapan Jay yang berulang kali mengatakan Jake manis.
"Sunghoon besok ulang tahun, kan?" Pertanyaan Jake hanya dibawa lalu oleh Sunghoon yang kini merebahkan diri di atas kasur. Merasa lelah usai berjalan-jalan dengan Hyeri.
Sunghoon memunggungi Jake ketika lelaki itu duduk di tepian kasurnya.
"Sunghoon mau apa sebagai kado ulang tahun?" Tanya Jake lagi. Tak kapok sudah berulang kali diabaikan oleh Sunghoon.
Sunghoon terkagum dengan pengetahuan Jake pada dirinya. Menerka-nerka sudah sejauh mana lelaki itu menguntit dirinya. Bahkan Sunghoon saja lupa kalau besok hari ulang tahunnya.
"Sunghoon..." Jake menggoyangkan bahu Sunghoon yang masih menghiraukan dirinya, "Gue ngomong sama lo, tanggapin dikit kek." Keluh Jake.
"Gue capek, gak ganggu bisa?" Sunghoon duduk, menyandar pada headboard dengan raut datar menatap Jake.
Jake melipat kakinya di kasur Sunghoon, posisi mereka berhadapan. Jake menatap lekat Sunghoon, lalu tersenyum cerah, "Sunghoon mau apa buat hadiah ulang tahun?" Tanya Jake.
Sunghoon menarik nafas lalu menghembuskan perlahan, "Gue gak butuh apapun, Jake." Ujar Sunghoon dengan nada suara yang ia lembutkan. Berharap Jake dapat mengerti kemudian tak mengganggunya.
Sunghoon merasa lelah dan pening, mungkin karena gerimis yang sedikit mengguyurnya ketika pulang dari kencan dengan Hyeri. Oleh sebab itu, ia tak ingin berdebat dengan Jake malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] PIVOT - Sungjake
Fanfic❝Bagi Jake, Sunghoon adalah porosnya. Sunghoon pusatnya yang tak akan bisa Jake lepas. Namun bagi Sunghoon, Jake hanyalah seseorang yang mengganggu hidup tenangnya.❞ Start : 03 Januari 2021 End : 08 Januari 2021 Bxb Angst! Cringe! Sungjake ; sung...