Berpacaran 5 tahun dengan Liam hingga akhirnya memutuskan untuk menikah bukanlah hal yang mudah bagi Sofia dan Liam. Mereka bertemu karena aksi perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka. Pun begitu, mereka merasa tidak terpaksa dalam menjalin hubungan. Sofia pun tidak pernah merasa terpaksa saat menerima lamaran Liam, begitu juga sebaliknya.
Namun ternyata, dunia pernikahan tidak semudah yang terlihat di media sosial. Seharusnya Sofia sudah paham bahwa Liam akan tetap menjadi seorang Liam yang dingin dan kaku. Serta tidak romantis, tentunya. Bahwa suaminya akan jauh lebih sibuk setelah makin terkenal dan dicari orang sebagai konsultan pernikahan. Dan seharusnya, Sofia bisa menjaga reputasi suaminya agar menjadi sebuah contoh bagi para pasangan yang datang mengadu pada Liam.
Tapi sekali lagi, itu tidak mudah saat telah berada dalam suatu ikatan pernikahan. Sofia menginginkan lebih dari Liam. Sofia ingin Liam selalu ada untuknya, 24 jam 7 hari. Sofia ingin lebih mengenal suaminya tanpa terbagi dengan para klien pasangan suami istri yang ditangani Liam.
Sehingga, tatkala itu tak dia dapatkan, dia nekat untuk mencari dunia baru. Yang dipikirnya akan lebih mengerti keadaan dia.
Dan di ruangan inilah Sofia berada, bersama seorang pria yang baru dia kenal 4 bulan lalu, dia merasa dunia dia lebih hidup dan berwarna. Mereka berbincang dan tertawa sembari sesekali berpegangan tangan di tengah acara makan malam mereka, menyantap menu steak sebagai makanan mewah malam itu. Dan bagi Sofia, keadaan tersebut justru lebih mewah dari harga makanannya. Dia merasa nyaman.
YOU ARE READING
Blushing For Two
RomanceAniza tidak percaya pernikahan. Dia mampu jatuh cinta, namun ketika harus dihadapkan pada keseriusan, dia justru ketakutan. Ironisnya, dia bekerja di sebuah konsultan pernikahan dengan bos bernama Liam, yang juga tidak mempercayai pernikahan, padah...