3

6 1 0
                                    

"Aku tau kita harus apa"kata Pipin semangat.

"Apa Pin, kamu kok cepet banget sih mikirnya?" kataku antusias.

"Yaiyalah...kan Pipin hantu cerdas dan berpengalaman" cengir Pipin

"Udah cepetan Pin....apa yg harus kita lakukan" tanyaku antusias.

"Nonton Drakoooor" soraknya gembira.

Akupun ingin memukul kepala hantu yg satu ini, bagaimana bisa dia memikirkan drakor sedangkan keadaannya sekarang sedang gawat.

"Pertama, aku harus selesaikan dulu urusan Agnesia baru aku cari tahu siapa kak Rio sebenarnya" batinku.

Hari sudah larut Ayah dan Ibuku sudah pulang dari kerjanya, dan sekarang kita sedang berkumpul diruang keluarga tapi berbeda dengan kak Desita yg masih jalan-jalan bersama pacar barunya itu, apalagi ini malam minggu.

"Kamu lihat Desita, dia sekarang sudah punya pacar...lalu kamu kapan Maya..??" tanya ayah pada kak Maya.

Aku melihat wajah kak Maya, yg tadinya santai bermain ponsel kini rautnya berubah menjadi marah dan kesal.

"Iyah nak...kamu sekarang sudah 27 tahun, sampai kapan kamu akan menunggu sahabatmu itu" sahut ibu.

Yah....alasan kenapa kak Maya sampai sekarang belum menikah ataupun memiliki pacar, karena ia masih menunggu sahabat masa kecilnya yaitu cinta pertamanya.

Kak Maya juga sering curhat denganku mengenai sahabatnya itu, tapi tidak pernah memberi tahu siapa nama sahabatnya itu.

Aku melihat kak Maya hanya diam lalu pergi begitu saja ke kamarnya.

"Ayah...ibu....kenapa kalian bertanya seperti itu pada kak Maya.. Kalian tahu sendiri kan kalau kak Maya masih mencintai sahabat masa kecilnya itu" tegasku.

"Mau sampai kapan dia akan menunggu sahabatnya itu, dia tidak akan datang Nanda...dia sudah pergi jauh" jawab ayahku.

"Kita malu Nanda....semua orang mengira jika kakakmu itu tidak laku, hingga menjadi perawan tua, apalagi jika nantinya Desita akan menikah sedangkan Maya belum punya pasangan, apa kata orang nan..." sahut ibuku.

"Ayah pikir lebih baik kita jodohkan saja Maya buk" saran ayahku.

Aku hanya menghela nafasku berat lalu meninggalkan ayah dan ibuku yg tengah serius mengobrol.

Saat aku hendak menaiki tangga, aku mendengar suara isakan tangis dari arah kamar kak Maya, tak pikir panjang akupun langsung menuju kekamarnya.

Tok tok tok.

Tak ada jawaban, tapi aku masih mendengar suara isakan tangis dari dalam kamar kak Maya.

Tiba-tiba pintu terbuka dan ternyata om tejo lah yg membukanya, aku bisa melihat jelas kak Maya sedang menangis terisak di atas ranjangnya.

"Om tejo dimana om nino?" tanyaku menoleh ke seluruh penjuru kamar dan tak mendapati keberadaan om Nino.

"Dia kasihan dengan Maya, dan mungkin sekarang dia sedang mencari sahabat masa kecilnya Maya" jawab om tejo.

Aku hanya menghela nafasku berat, lalu segera menghampiri kak Maya yg masih terisak.

"Bersabarlah kak, aku tau dia akan kembali kepadamu sudahlah jangan menangis, aku tau kau adalah wanita yg kuat" ujarku sambil mengelus pundak kak Maya untuk menenangkannya.

"Aku sudah bertemu dengannya Nan..." ucapnya sambil terisak.

"Benarkah?bagus kalau begitu, lantas dimana dia sekarang" tanyaku gembira.

"Dia tidak akan kembali Nan.... Dia sudah bersama dengan orang lain" lirihnya.

"Maksudnya dia sudah menikah?" tanyaku.

"Dia akan menikah" jawabnya singkat.

Aku semakin bingung dengan semua ini, kenapa masalah datang bertubi-tubi, masalah yg satu belum selesai dan kini datang masalah yg baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INDIGO STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang