prolog

37 4 0
                                    

mas kamu mau kemana mas?!' suara teriakan itu melengking di telinga seorang gadis mungil nan cantik yang baru saja terbangun dari tidur lelap nya. teriakan tadi membuat ia harus membuyarkan mimpi indah yang baru saja dia alami.

ia keluar dari pintu kamar nya.

'plak!!'

tamparan itu membuat ia sangat terkejut.

'm-ma-mamii?' ia mengucapkan nya dengan terbata bata. terkejut saat melihat sang papi menampar mami nya.

'nara?' kini reno -papi nara- yang berbicara.

'papi jahat! papi gapunya hati! papi udah nampar mami!'

'diam kamu! anak pembawa sial! urus saja mami mu itu!' reno pergi meninggalkan rumah dengan membawa 1 koper berukuran besar yang diseret menggunakan tangan kanan nya.

'mas! kamu mau kemana mas?!' kini sila -mami nara- yang berbicara seraya mengejar reno yang sudah keluar gerbang rumah.

'mas! t-tunggu ma-!'

'brak!!'

sila terpental berkat mobil sedan berwarna silver yang menabrak nya keras.

nara melihat kejadian itu, di depan retina mata nya sendiri. itu mobil reno! papi nya!

'MAMII!!!' nara langsung menghampiri sang mami yang sudah tergeletak di atas aspal jalanan dengan berlumuran darah.

'PAPI JAHAT! NARA BENCI PAPI! NARA BENCI PAPII!!!' nara berteriak histeris.

'non nara? ayok non kita bawa bu sila kerumah sakit dulu' itu bi dina, pembantu paruh baya yang sangat baik dan ramah.

'pak tono! cepet pak!! bawa bu sila ke rumah sakit!' pak tono, supir pribadi keluarga nara.

baru saja mereka sampai di rumah sakit, dokter langsung memeriksa denyut nadi sila.

DAMN!!

sudah tidak berdenyut, nafas nya sudah tidak terdengar. nara menangis sejadi jadi nya, ia bingung. ia punya siapa lagi? dia masih sangat kecil. hanya seorang bocah yang masih sekolah di taman kanak kanak.

'non nara jangan sedih ya, bibi sama pak tono akan selalu menjaga non nara' bi dina mengelus puncak kepala nara dan memeluk nya.

ia mengerti betapa terpuruk nya gadis kecil itu. sangat menyedihkan ketika mengetahui orang yang di sayang sudah tiada.

mulai dari sini, kehidupan nara hancur balau.

***

musik yang melantun keras membuat telinga sakit. tapi tidak untuk mereka yang sudah terbiasa di dalam ruangan ini.

gadis cantik itu dengan lihai menggoyangkan seluruh tubuh nya di bawah lampu warna warni yang berkedap kedip.

ia memberhentikan aktivitas berjoget nya, lalu menoleh ke belakang. seorang laki laki memeluk pinggang nya dari belakang. laki laki sialan! hidung belang!

ia tidak kuasa memberontak, mengingat ia sudah menghabiskan berbotol-botol minuman beralkohol.

'come on baby, aku akan membuat kamu bergoyang di atas ranjang'

'sialan! gue bukan cewe murahan bangsat!' elak nara, menepis kasar lengan pria hidung belang itu di pinggang nya. yap, gadis itu adalah nara.

'aku akan bayar berapa pun yang kamu mau baby, come on'

nara muak, ia ingin meninju wajah pria hidung belang itu. namun ia kehabisan tenaga, ia lemas.

'bruk!'

ia melihat pria itu sudah tersungkur ke lantai. tapi, nara tidak bisa melihat siapa yang menolong nya. tubuh nya sudah ambruk, pusing itu langsung menyergap diri nya.

***

'udah wei gam! gila lo, ini udah botol ke empat gam!' tegur dio, sahabat nya itu memang sungguh keras kepala.

'anjir agam! gue aja baru abis 2 botol, ini juga belom abis' susul gino.

tetapi pria yang bernama agam itu tidak menghiraukan ocehan sahabat-sahabat nya. ia banyak pikiran, salah satu pelampiasan nya adalah minuman ini.

'gue cabut!' setelah menyodorkan beberapa uang kertas berwarna merah di meja bartender, ia berdiri hendak keluar dari club itu.

ia muak dengan semua gadis yang mengajak nya untuk bermain main. agam tidak pernah melakukan hal yang menjijikan seperti itu. menurut nya buat apa? hanya membuat diri nya kotor.

langkah nya terhenti saat melihat seorang wanita yang sepertinya di paksa oleh pria yang agam yakini adalah pria hidung belang.

ia segera menghampiri mereka, dan meninju wajah pria hidung belang Itu.

'agam?! bangsat! sok jadi jagoan lo ternyata!' agam baru sadar, dia regan. orang yang selalu saja mencari masalah dengan agam.

tetapi regan tidak kuasa untuk berdiri, mungkin efek minuman dan juga tinjuan dari agam barusan.

segera agam membawa gadis itu keluar dari club, dan membawa nya ke dalam mobil.

'cewe emang slalu nyusahin' tutur agam kesal.

ia membuka dompet milik gadis tersebut. bukan untuk mencuri atau mengambil apapun. ia hanya ingin melihat alamat yang tertera di kartu nama milik gadis itu.

ia berharap, ini terakhir kali nya ia berurusan dengan makhluk yang bernama PEREMPUAN.

***

heiyo!
ini cuma prolog ya, hehe
sampai ketemu di chapter selanjut nya!!

jgn lupa voment!!💗

-authorcngthip💃

ANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang