[01]

1K 87 25
                                    

"Bocah, menyingkirlah. Kau menghalangi jalan." Mata raven itu menatap tajam pada pemuda manis di hadapannya.

"Ohh, maaf? Aku tidak lihat karna kau pendek." Pemuda manis itu balik menatap tajam.

Hal seperti ini sudah maklum terjadi di Shingeki Highschool. Salah satu sekolah terbesar dan terkenal di Jepang. Para murid bahkan seakan menganggap mereka berdua ghaib dan melewatinya begitu saja. Sudah biasa. Tapi beberapa ada yang menonton perkelahian mereka. Kalian juga bisa mendengar teriakkan para fangirl si pria raven.

Mata raven itu semakin menajam menatap mata hijau emerald. Tak mau kalah pemuda manis itu menatap balik.

"Oke pemirsa. Kali ini siapa yang berkedip duluan dia yang kalah." Salah satu siswi menjadi komentator. Yang lain memperhatikan dengan serius. Ini jadi seperti pertandingan. Bahkan ada yang memakan popcorn.

"Eren." Seseorang dengan rambut pirang dengan mata biru yang indah menepuk pundak pemuda manis itu. Membuat mata emeraldnya berkedip kaget. Kemudian berbalik menatap orang yang menepuk pundaknya.

"SENIOR LEVI MENANG UNTUK YANG KE-200 KALINYA!" Seru komentator membuat heboh. Yang lain ikut bersorak. Pria raven itu menutup telinganya, "berisik kalian para babi." Ucapnya sarkas.

Untuk informasi skor mereka selama bertengkar entah karna masalah kecil atau besar adalah 200 banding 190 dan 75 kali seri. Kurang lebih segitu.

"Armin, kau mengagetkanku! Aku jadi kalah." Pemuda manis mengembungkan pipinya kesal yang malah terlihat imut.

"Maaf mengganggu waktu mesra mu, Eren. Sebentar lagi kelas di mulai." Ucap pemuda pirang santai, Armin namanya.

"Aku tidak sedang bermesraan, Armin!" Pemuda manis itu kembali membalikan badannya menatap pria raven sembari menunjuknya, "Kali ini aku kalah, tapi nanti aku akan menang."

Levi tersenyum miring, "coba saja kalau bisa, bocah."






"ERENNN! TITAN IMUTKUUU~"

Teriakan seorang perempuan yang bahkan tidak bisa disebut sebagai perempuan dengan rambut coklat dikuncir dan poni belah. Berlarian di kantin merusak kedamaian. Ya, sekarang memang sedang jam istirahat.

"E-ehh, senior Hanji?" Eren tiba-tiba bergidik. Perasaannya tidak enak kalau mata empat itu datang. Tapi mencoba tetap tenang dan biasa saja.

"Eren, kau berniat pacaran dengannya tidak?" Tanya Hanji.

Eren menatap heran sekaligus bingung dengan pertanyaan yang tak di sangka itu.

"Tidak. Memangnya dengan siapa?"

"Levi."

SRUFFFFF

Eren menyemburkan minumannya tepat ke teman muka kuda di hadapannya.

"Cih. Apa yang kau lakukan?! Cukup cari ribut dengan Senior Levi, jangan denganku." Orang dengan muka kuda itu mengelap wajahnya yang basah.

"Maaf. Itu reflek." Balas Eren santai.

Hanji tertawa keras sembari memukul-mukul meja, "Aku hanya bercanda, bisa-bisa aku dibunuh si cebol itu, hahaha!!"

"Oi, mata empat sialan. Jangan bilang yang tidak-tidak." Panjang umur pendek badan. Orang yang dibicarakan datang.

"Sejak kapan kau di sana, Levi?"  Tanya Hanji.

"Baru saja." Jawab Levi datar. Mata ravennya melirik tajam pemuda manis yang juga menatap dirinya.

Eren mengalihkan pandangannya. Melanjutkan memakan burger keju yang ia bawa.

"Dasar maniak keju." Gumam Levi pelan. Lalu berjalan pergi sembari menyeret Hanji.


LOVE OR HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang