16. Salah ✔

8.7K 358 20
                                    

Bara menggedor pintu kamar mandi cukup keras saat Abel tidak menjawab panggilannya sama sekali.

Dan itu sangat mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu yang buruk pada istrinya.

"Abeelll, buka pintunyaa !" seru Bara dengan terus mengetuk pintu.

Sedangkan Abel yang berada di kamar mandi hanya terdiam dan menangis pelan dengan tangan kanan yang menutup mulutnya supaya isakannya tidak lolos keluar.

"Kamu kenapaa ?" ucap Bara lagi.

Namun lagi-lagi Abel tak menghiraukannya. Ia malah menutup wajahnya dengan telapak tangan. Dan mengacak rambutnya kasar.

"Kamu baik-baik saja kan ? Abell tolong jawab !"

Tak lama setelah seruan tersebut, Abel keluar dengan wajah yang berantakan. Lantaran matanya sembab dan rambutnya acak-acakan.

"Bel kamu kenapa ?" Bara langsung memegang bahunya saat ia baru keluar dari kamar mandi.

Abel langsung menghentakkan tangan Bara supaya pergi dari hadapannya.

"Saya mau tidur !" kata Abel sarkas. Lantas ia pergi ke kasur dan menarik selimut hingga sebatas dagu.

"Kamu kenapa sih tiba-tiba kayak gini ? Ada apa, humm ?"

Bara menyusul Abel di kasur. Ia terus memberondongnya dengan pertanyaan yang ia simpan.

"Ck, jangan berisik. Saya ngantuk."

"Tapi katanya tadi boleh malam i-"

Abel langsung memejamkan matanya dan tidak menghiraukan ucapan Bara lagi. Ia terlampau kesal dan kecewa.

Ia tidak ingin larut dalam hubungan yang dilakukannya nanti. Bagaimana bisa dia memberikan kehormatannya dengan senang hati dan penuh cinta, sedangkan suaminya sendiri belum bisa mencintainya.

Itu pasti akan sangat menyakitkan.

Akhirnya Bara menyerah, ia ingin membiarkan Abel tenang lebih dahulu sebelum menanyakan apa yang sudah membuat sikapnya tiba-tiba berubah seperti ini.

Ia langsung duduk di sisi ranjang tepat sebelah Abel tidur. Namun, saat ia sudah berada di sana tiba-tiba Abel memiringkan badannya membelakangi Bara.

Bara menghela napas panjang, ia bahkan tidak tahu di mana letak kesalahan yang sudah ia perbuat hingga Abel bertingkah seperti ini.

"Setahu saya jika seorang istri tidur dengan membelakangi suami itu dosa," kata Bara membuat Abel terbelalak.

Ia langsung menelan ludahnya getir. Dan perlahan ia kembali membalikkan badan menghadap Bara walaupun harus memejamkan matanya lagi.

Bara sedikit tersenyum simpul. Walaupun masih kekanak-kanakkan seperti ini, Abel selalu menuruti ucapannya. Dan baginya itu sangat lucu.

Ia mengulurkan tangannya hendak mengusap puncak kepala Abel, namun sang empunya tiba-tiba merentangkan tangannya seakan tahu apa yang hendak dilakukan Bara padanya.

Bara menghela napas panjang lantas menarik ulurannya kembali. Ia tahu Abel sedang berburuk suasana hati saat ini. Maka ia akan diam dan menunggu Abel untuk mau berbicara padanya.

***

Saat Bara terbangun di pukul 4 pagi, ia sudah tidak mendapati Abel berada di sampingnya.

Tumben sekali pikirnya. Karena biasa ia selalu terbangun lebih dulu darinya.

Ia pergi ke kamar mandi, membasuh wajah dan melakukan wudhu sebelum mengerjakan kewajibannya.

Nightmare Dosen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang