Malam yang dingin, beberapa jam lagi pergantian tahun dan disini (y/n) di ruang tengah asrama yang sepi dia sendiri. menatap keluar jendela pikir salju terus menerus turun hingga jendela hampir tertutup.
"huh...." Hela nafas panjang dan terdengar bosan milik (y/n), gadis ini hanya mengotak-atik layar ponselnya.
melihat semua postingan teman sekelasnya yang merayakan tahun baru bersama keluarga membuat (y/n) mendecak kesal."krieek"
derit pintu yang terbuka, seketika kepala gadis itu langsung menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya yang sudah di kenalnya beberapa hari lalu. Mitsuki Bakugou wanita paruh baya itu datang ke asrama dimalam tahun baru ini. (y/n) sedikit tidak percaya ada yang mengunjunginya di malam tahun baru ini.
"ahhh (y/n)-chan, syukurlah kau masih berada di asrama" Mitsuki menghampiri gadis bersurai Oren itu dan memeluknya.
"bibi? bukankah malam ini kalian?-"
"ahhh rencana nya begitu, tapi karena kebetulan kami lewat sini jadi ku fikir tidak ada salahnya mengajakmu lagi pula ini permintaan Katsuki" Mitsuki menaikkan nada bicara saat menyebutkan nama putranya yang temperamental itu.
Bakugou yang mendengar dari luar terlihat menahan malu dan marahnya, dan muncul rona merah di pipinya.
"aku tidak apa-apa disini sendirian lagi pula sudah terbiasa, bibi juga ingin berlibur kan? aku tidak mau mengganggu waktu keluarga bibi" sebenarnya (y/n) sedikit senang dengan ajakan Mitsuki, tapi gadis itu tak ingin mengacaukan liburan keluarga Bakugou.
"ahhh sayang sekali... padahal kami sudah membeli tiket lebih, aku juga sudah berharap kau akan ikut" Mitsuki memasang wajah kecewa. jelas (y/n) jadi merasa bersalah, tapi yang ada di benaknya jika dia tetap ikut mungkin Bakugou menjadi tidak bisa menikmati liburannya.
"Oiii nenek tua, hari sudah semakin gelap.. kalau dia tidak mau ikut yang sudah tinggalkan saja" pekik Bakugou dari pintu luar, sebenarnya dia juga merasa kedinginan, salah sendiri kenapa tidak mau masuk.
"(y/n)-chan ayolah... lagi pula kau tau kan aku tidak punya anak perempuan yang bisa ku ajak bicara" Mitsuki terus membujuk (y/n).
disinilah (y/n) sekarang, berada di dalam satu mobil yang sama dengan Bakugou Katsuki, garis bersurai Oren itu akhirnya luluh dengan permintaan tidak, maksudnya dengan paksaan Mitsuki Bakugou. sepanjang perjalan hanya terdengar suara kedua orang tua Bakugou Katsuki yang sedang menyusun agenda selama mereka liburan, sedangkan kedua remaja yang duduk di jok belakang hanya diam dan memandang keluar jendela.
akhirnya mereka tiba di penginapan yang tidak lain adalah milik keluarga Bakugou, Mitsuki mengajak (y/n) untuk menyiapkan makanan, sementara para laki-laki mereka yang akan membawa barang bawaan kedalam penginapan.
suasana hangat di penginapan malam ini mengundang kebahagian baru bagi (y/n), pasalnya dia tidak terlalu ingat kapan terakhir kali berada di tengah-tengah keluarga yang berkumpul saat tahun baru, menyicipi makanan, bahkan tertawa riang.
"Oii.. kalau ibuku merepotkan mu bilang saja.. biar ku hajar dia" Bakugou menghampiri (y/n) yang tengah memandang keluar.
"a-a... ibumu tidak merepotkan sama sekali, mungkin sebaliknya... Ano... Katsuki-kun, terima kasih sudah mengajakku kemari" senyum manis dan tulus terlihat jelas pada gadis bersurai Oren itu.
dan wajah pemilik manik merah itu memerah padam, dia salah tingkah. jelas ini bukanlah Bakugou Katsuki yang biasa, yang selalu meluapkan semuanya dengan emosi.
"aaarrrgghhh... lupakan saja" Bakugou menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu menghilangkan gadis itu sendirian.
"sepertinya Katsuki-kun tidak seburuk yang aku kira.. hihi" (y/n) terkekeh kecil,matanya masih tertuju pada pria bersurai pirang yang mulai menghilang dari pandangannya.
pukul 10 malam
di ruang tidur Bakugou Katsuki.Bakugou masih belum memejamkan matanya padahal dia sudah berada dikamarnya sejak 1 jam yang lalu, entah kenapa pikirannya kembali mengingat senyuman (y/n) beberapa jam yang lalu.
"arrggghhh kenapa kepalaku serasa di penuhi dengan wajah dia" Bakugou mengkepit kepalanya dengan bantal.
"huuufffttt" pria bersurai pirang itu menghela nafas panjang, menenangkan pikirannya, perlahan matanya memejam dan akhirnya tertidur.
Keesokan paginya
(y/n) tengah memperhatikan keadaan sekitar penginapannya kini, sepasang mata kini tengah melihat gadis bersurai oren itu, tatapan yang sulit di artikan namun sangat mendalam."ini masih pagi dan kau sudah melamun??? memangnya tidak ada hal lain yang kau lakukan selain melamun?" suara serak yang mengejutkan, siapa lagi kalau bukan Bakugou Katsuki.
(y/n) menoleh kearah sumber suara, pria bersurai pirang itu tampak baru selesai mandi, dengan rambut yang masih setengah basah dan bertelanjang dada, dalam waktu sekejap wajah (y/n) memerah dan langsung membalikkan badan.
"ke-kenapa Katsuki-kun tidak memakai baju?" gumam (y/n) sambil berjalan menjauh, sedikit memalukan baginya melihat seorang pria tanpa baju, dan (y/n) tidak menyadari bakugou terus membuntuti nya dari belakang.
"oiiii Katsuki... kemana perginya bajumu?? apa ku tidak malu?" teriak Mitsuki melihat putra semata wayangnya bertelanjang dada sambil mengejar seorang gadis.
seketika Bakugou tersadar kenapa (y/n) malah mengacuhkannya, gadis itu malu karena dia hanya mengenakan celana dan tidak mengenakan baju, yang memperlihatkan badan kotak-kotaknya :v.
"a-ah warui...." Bakugou kembali keruang nya dan mengenakan baju dengan benar. saat dengan mengenakan baju salah satu lengannya tersangkut karena gelangnya tapi tak lama akhirnya da selesai mengenakan baju.
kedua manik merah itu memandang gelang yang sudah melingkar hampir 3 bulan sejak ecara tidak sengaja terpasang dengan sendirinya dan tidak bisa di lepaskan.
"ntah kenapa akan terasa aneh kalau benda ini tidak lagi di tangan ku..."Bakugou memegang gelang itu, senyumnya merekah seperti sesuatu yang membuatnya nyaman menyentuh benda itu.
sarapan pagi kali ini tidak begitu banyak kejadian yang terjadi, untunglah Bakugou tidak berulah sehingga harus berdebat dengan ibunya.
selesai sarapan (y/n) masih di meja makan dan juga disana masih ada Bakugou yang sibk dengan ponselnya, manik abu milik (y/n) tersadar mengenai gelang itu.
"a-ano Katsuki-kun..." (y/n) tidak jadi melanjutkan ucapannya karena Bakugou sudah melihanya dengan tatapan sinisnya.
"ti-tidak jadi... permisi" (y/n) meninggalkan bakugou dengan wajah kebingungannya.
"oi... kalau mau bicara, bicaralah dengan jelas... kau pikir aku mengerti apa yang kau maksud?? jangan hanya karen aku menatap seperti itu kau jadi takut..."oceh Bakugou mungkin dia sedikit penasaran perihal apa yang ingin di bahas oleh (y/n).
"a-ano... aku sudah tau bagaimana cara melepaskan gelang itu... aku bisa melepaskannya kalau sudah berhasil" ucapan (y/n) membuat Bakugou memutar otaknya, apanya yang berhasil?.
"aku sedang sibuk lain kali saja bahas tentang itu" Bakugou memasukkan ponselnya edalam saku celana dan meningglkan (y/n) duluan menuju ruangannya.
(y/n) tidak sepenuhnya yakin rencananya untuk melepaskan gelang itu dari lengan Bakugu akan berhasil, tapi dia haru melakukan itu dan memberikan gelang itu pada orang yang seharusnya ialah Aizawa sensei.
Hari ini Bakugou lenih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangannya, pikirannya masih merancu pada ucapannya (y/n) mengenai gelang yang sudah di temukan cara untuk melepaskannya, sedikit senang namun Bakugou juga tidak begitu menyukai kabar itu.
Next??
maafkan typo yang bertebaran, sorry lama update😅...
semoga suka
love you