[wonwoo-yerin] : ignored (2/2)

1.1K 106 8
                                    

//

Walau sudah meneguk satu botol soju, Yerin tetap berusaha mempertahankan kesadarannya. Kepalanya pusing, tak bisa berjalan dengan baik, hingga ia digendong Wonwoo dari turun mobil sampai tiba di apartemen mewah yang dihuni Wonwoo di lantai tiga puluh.

Lelaki itu menghela napasnya panjang setelah menurunkan Yerin di sofa ruang tamunya. Menyadari keadaan, membuat Yerin bertanya, "Apa aku berat?" Kepalanya menengadah.

Mata sayu yang penasaran itu membuat Wonwoo tertarik untuk menatapnya. "Lebih ringan dari yang terakhir aku angkat," jawabnya.

"Oh, lebih ringan?" beo Yerin dengan nada lebih riang. "Kalau begitu tips diet dari Joy memang benar-benar bagus." Ia memejamkan matanya, menyender pada kepala sofa dan tersenyum kecut.

Dahi Wonwoo mengernyit, memerhatikan Yerin dengan seksama. "Diet?" Kemudian ia berdecak ketika baru menyadari bahwa Yerin lebih kurus dari yang terakhir dilihatnya​. "Sudah aku bilang jangan pernah lakukan diet, Yerin."

Ringisan yang keluar dari mulut Yerin menunjukkan bahwa wanita itu semakin merasakan sakit di kepalanya. Tapi dia menyempatkan diri untuk tertawa garing, sembari melepas kemeja merah mudanya. Meninggalkan atasan tanpa lengan berwarna putih yang nyaris serupa dengan warna kulitnya. Wonwoo menelan ludah, tak menduga hal ini akan terjadi tapi ia sama sekali tidak kaget.

"Orang-orang bilang, seorang pria akan meninggalkan wanitanya jika sang wanita bertambah ukuran badannya."

Wonwoo menggeram. Rahangnya mengeras, berusaha menahan amarah dan mengabaikan Yerin yang sibuk mengoceh banyak hal. Kemudian ia datang kembali dengan segelas air putih.

Yerin meneguknya habis tanpa jeda sekali pun. Matanya memejam setelah itu, lalu meringis​ dan memegang kepalanya sambil tangannya memberi gelas kosong kepada Wonwoo.

"Aku rasa aku punya parasetamol," kata Wonwoo, meletakkan gelas di atas meja.

"Tidak. Aku mau tidur."

Langkahnya terhenti kemudian dia berbalik, mengurungkan niat untuk memeriksa kotak obat di dapur setelah Yerin mengatakan keinginannya. Maka kini Wonwoo mengangkat dan membawa Yerin ke kamar di lantai dua.

"Wonwoo-ya. Aku merepotkan, bukan?"

Pertanyaan Yerin membuahkan diam bagi Wonwoo. Lelaki itu enggan menjawab hal yang tak penting baginya untuk saat ini. Ia menarik selimut dan menutupi badan Yerin yang terbuka, tapi wanita itu menahannya. Menggeleng, "Aku tak mau pakai selimut. Panas."

Lagi-lagi Wonwoo menghela napas berat. Ia setengah tak percaya saat melihat penampilan Yerin sekarang. Dia membuka roknya, meninggalkan celana hitam pendek, juga atasan putih tanpa lengan dan dia tak memakai bra, membuat belahan dadanya yang sempurna itu terekspos ditambah puting yang mengeras.

Wonwoo membuang mukanya, lagi-lagi helaan napasnya terdengar berat. Celananya tiba-tiba sempit, dadanya berdebar. Oh Jung Yerin brengseknya bukan main!

"Kalau begitu, tidurlah." Dan Wonwoo memutuskan untuk berbalik, memisahkan diri dari Yerin sebelum ia bertindak macam-macam dengan kekasihnya yang sedang setengah mabuk itu. Ia tidak mau menunda pekerjannya demi memuaskan hasrat.

Oh, mencoba bijak rupanya.

"Wonwoo-ya."

Belum ada dua langkah, suara Yerin membuatnya berhenti. "Apa lagi?" Ia membalikkan diri.

"Apa aku pernah mengatakan bahwa kau boleh berbagi apapun padaku?"

Sepertinya Wonwoo salah sudah mengira Yerin tengah mabuk. Tatapan dan wajah wanita itu lebih baik sekarang. Dia bertanya sesuatu yang memerlukan banyak kesadaran, jika memang iya maka Wonwoo terkesan.

"Kau punya beban yang mungkin bisa kau bagi denganku malam ini."

Wonwoo mengalah, dan mendekat pada Yerin yang tengah berbaring sambil menerawang langit-langit. "Projek yang aku kerjakan dirusak oleh seseorang. Maka dari itu Hanbin ada di kantor selama tiga hari. Dia lebih membantu daripada para staf dan karyawanku." Ia duduk di tepi tempat tidur, berusaha menyelimuti Yerin kembali, tapi tetap saja gagal.

Alhasil wanita itu bangkit dari tidurnya, menyingkirkan selimut yang menutupi paha mulusnya. "Siapa pengkhianat itu?"

"Aku bahkan muak saat mengingat namanya."

Yerin terdiam. Ia menunduk, "Maaf, aku telah merepotkanmu. Seharusnya kau fokus mengerjakan projek itu tadi, kan?"

Wonwoo menggeleng. "Seharusnya aku tidak mengabaikan sambutanmu."

Lengang sejenak. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Atmosfer ini terasa canggung, Yerin sama sekali tidak menyukainya. Ia membuka matanya lebar-lebar, berusaha menahan kantuk demi menghabiskan waktu dengan Jeon Wonwoo. "Aku rindu kau." Kemudian ia berhasil memecah keheningan.

Sempat menjeda sejenak, Yerin melanjutkan. "Aku menahannya selama seminggu dan aku hampir mati, kau tahu?"

Wonwoo menoleh. Menemukan Yerin dengan senyum getirnya, menatapnya dengan mata yang sayu. "Apa aku menyakitimu?"

Kecewa, bukan itu ucapan yang Yerin harapkan. Tapi senyumnya memendam rasa yang tengah dirasakannya. "Tidak, karena kau sudah bersamaku dan membunuh rindu itu." Yerin rasa, ia berhasil membuat keadaan mereka berdua lebih baik saat ini.

"Maaf."

Efek dari kata maaf yang diluncurkan Wonwoo berdampak pada rasa sakit yang berpindah dari kepala ke hatinya. Yerin, sama sekali tak pernah mengharapkan kata maaf. Tapi, mengapa dia tak mau mengerti?

Oh, jadi Yerin rindu sendirian, ya?

"Beri aku ciuman sebagai bayarannya."

Terlalu buang-buang waktu jika bertanya hal itu. Lebih baik Yerin memanfaatkan keadaan yang sudah terjadi daripada merubah keadaan mereka menjadi lebih rumit.

Itu karena kepala Yerin pusing. Terlebih, Wonwoo menuntut hal yang lebih dari sekedar ciuman.

Menyingkirkan urusan pekerjaan sementara demi membuat wanita itu merasa lebih baik. Lupakan jiwa workaholic, Wonwoo masih seorang pria normal.

"Merah muda itu bagus, tapi aku lebih suka kau yang natural. Karena—oh, sial. Aku kehabisan pengaman."

"Ahhhstaga, Wonwoo-ya!"

"Bangun. Lakukan blow job."

"Demi Tuhan, Won. Aku benci blow job! Kau tahu itu!"

"Yerin, jangan menyebut Tuhan di tengah kegiatan bejat kita."

"Aku tak—hmmmppp!"

[ the end ]

terima kasih sudah membaca!

'20042021

creme brulee // yerin ft. 96 boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang