The pains that I’m used to
Won’t let me and you go
Will we be able to be happy?♪ yerin baek, maybe it's not our fault ♪
"Aku sedang berada di rumahku."
"Ada kakakku yang baru pulang, jadi aku juga pulang untuk bertemu dan berkumpul dengan keluarga. Mumpung jadwalku lagi kosong dua hari, lusa baru syuting lagi."
"Sebentar, aku lupa mengambil air minum. Di musim dingin ini mengapa tenggorokanku malah kering, ya?"
Yerin membiarkan siaran langsungnya tetap menyala sementara dia keluar kamar untuk mengambil air mineral di dapur. Tidak sampai satu menit, ia sudah kembali. Sambil menutup pintu, ia kembali menyapa penggemar dari ponselnya yang diletakkan jauh dekat jendela.
Meskipun jauh namun ia tetap terlihat di kamera. Yerin bermain-main sebentar dengan melambai-lambaikan tangannya. Ia cekikikan sendiri, seolah-olah kamera itu adalah para penggemar setia yang melihatnya secara langsung. Kemudian badannya berputar, membuat baju terusan itu mengembang lebar. "Aku baru beli baju ini sebelum berangkat ke sini. Cantik kan?"
Ia berjalan mendekat agar dirinya dapat terlihat dengan jelas di kamera. Yerin tersenyum-senyum sambil memamerkan baju baru berwarna biru mudanya dengan corak bunga-bungaan. "Aku memang suka warna kuning, tapi akhir-akhir ini aku—"
Tiba-tiba pintu di belakangnya terbuka, lalu disusul dengan suara, "Yerin-ah. Ibumu bilang di gereja hanya untuk pemberkatan..."
Kepala Yerin menoleh ke belakang sebelum kembali menatap kamera, ia menjatuhkan botol air mineralnya, dan menoleh ke belakang lagi dengan cepat.
Wonwoo yang berdiri di ambang pintu itu bingung melihat Yerin membolak-balik pandangannya. Tapi dia melanjutkan ucapannya sambil matanya mengelilingi kamar Yerin yang nampak hampa itu hanya berisi tempat tidur, meja rias di sisi kanannya dan sebuah meja kerja kosong dengan kursi di dekat jendela.
"Lalu bagaimana dengan pestanya? Bukankah sudah kubilang aku ingin kita langsung mengadakan pesta di..."
Tapi tidak. Meja kerja itu tidak kosong. Ada ponsel yang menyender di dinding dengan sebuah tampilan yang sangat ia kenal dan itu berarti.... Lidah Wonwoo mendadak berubah kelu.
Dia seorang rapper. Tentu saja cara bicaranya cenderung cepat sehingga dia bisa mengeluarkan banyak kata dalam waktu sesingkat ini dan membeberkan sepenggal pertanyaan tentang rencana mereka di depan kamera yang disaksikan sepuluh ribu orang.
Yerin yang tiba di depan meja akhirnya mengangkat ponselnya dan berkata pada penggemar, "Sampai jumpa."
Tangannya bergerak cepat menelungkupkan ponsel di atas meja dengan kasar hingga timbul bunyi sebelum berbalik menghadap ke belakang dan menyenderkan bokongnya pada pinggiran meja. Matanya memejam dengan jantung yang perlahan-lahan bertempo cepat.
Sebuah komentar sempat dibacanya sebelum mengakhiri siaran langsung itu:
Eh? Mengapa Wonwoo Seventeen ada di sana?
Benar. Mengapa.
Saat matanya kembali terbuka, sosok itu masih berdiri di tempat yang sama dengan pandangan setengah kosong dan mulut yang sedikit terbuka.
"Aku baru saja menghentikan siarannya," kata Yerin, dan tidak mendapat respon apapun dari lelaki itu meski ia menunggu. Ia menegakkan badannya sambil berusaha mengatur napas ketika lelaki itu akhirnya bergerak masuk dan menutup pintu. "Ya. Baru saja. Berarti sudah terlambat."
Pintu ditutup setelah Wonwoo memutuskan untuk masuk. Ia menyenderkan badannya di belakang pintu disusul dengan helaan napas panjang dan berat.
"Mengapa kau di sini saat aku sedang siaran!"
KAMU SEDANG MEMBACA
creme brulee // yerin ft. 96 boys
Random[ yerin + 96 boys one-shots ] as much as it's sweet scent, as much as it's hidden securely. the more i see you, the more wonderful so wonderful like creme brulee [ sumber gambar pada sampul: pinterest. pengeditan oleh jerisyez ]