[daniel-yerin] : ex (2/3)

309 41 5
                                    

note: ini hanya fiksi. semua diatur demi kepentingan cerita, bukan sebagai ujaran kebencian!

———

Sebelum kemalangan menghampirinya....




"Minumlah. Kita akan melewati malam yang panjang​ hari ini."

Yerin menerima secangkir kopi​ panas dari Keisuke. "Terima kasih," gumamnya lalu mencoba menyeruput kopi itu. Rasanya jauh lebih enak dari yang ada di rumah Daniel.

"Jadi, kalian benar-benar sudah berakhir sekarang?" Keisuke bertanya sembari mengganti kemejanya dengan kaos warna hitam di depan Yerin yang menatap lurus ke televisi. Gadis itu mengangguk ragu, membuatnya menarik senyum tipis.

"Daniel itu orang baik. Tetaplah berteman dengannya."

"Tentu. Kami adalah teman sebelum dia menyakitiku."

"Kau bijak, Yerin-san. Aku suka."

Dari tempatnya duduk, Yerin menatap Keisuke yang masih berdiri, sibuk dengan remote televisinya, mengganti-ganti channel.

Sebelumnya, Yerin tak hentinya menyemburkan sumpah serapah dalam hati kepada lelaki mengerikan itu. Tapi sekarang, perhatiannya kepada Keisuke seakan tak ingin lepas. Bukan karena postur tubuhnya atau wajah tampannya yang menjadi idaman para gadis-gadis, tetapi lebih ke suatu hal yang tak ditunjukkannya kepada dunia luar.

Keisuke itu pria yang baik hati.

Berada di dekatnya seperti ini jauh lebih baik daripada duduk bersebelahan dengan Daniel yang notabenenya​ adalah orang yang sudah dikenal sejak lama.

Yerin belum pernah senyaman ini berada di dekat orang asing.

"Ah, tidak ada acara yang bagus."

Dengan cepat Yerin mengalihkan pandangannya, berpura-pura menikmati kopi panasnya​. "Omong-omong, tujuanku ikut bersamamu bukan untuk menonton televisi," katanya.

Keisuke terkekeh mendengar ucapan Yerin barusan. Ia menaruh remote tv untuk bergabung dengan gadis itu di sofa. "Hey, kau ini tidak sabaran ya?" Tak peduli bagaimana reaksi Yerin, Keisuke mengejutkannya dengan membuat kepala Yerin menoleh padanya. Satu kecupan singkat berhasil didapatkan.

"Oh, astaga," Yerin tertawa. "Bagaimana kalau gelas ini jatuh dan kopinya tumpah ke kakiku?"

Tangan Keisuke mengambil alih gelas di tangan Yerin dan meletakkannya di meja dengan senyuman. "Haruskah kita melakukannya di sini?"

"Yang benar saja!"

"Oh, kau mau di kamar?"

"Keisuke-ssi...."

"Lebih baik temani aku mandi dulu. Aku yakin seratus persen bahwa kau takkan mau aku tiduri karena tubuhku bau keringat."

"Keisuke-ssi!"

--

Oh, astaga. Lihat. Sekarang, Yerin berada di pangkuan Fuiji Keisuke di dalam bathub.

Gila.

"Aku ingin kita melakukannya dengan tulus, tak ada paksaan. Kau bersedia, Yerin-san?"

Belum jawabannya keluar, Yerin lebih dulu terkejut dengan tangan kekar dan kuat yang tiba-tiba memegang kedua buah dadanya. Keisuke meremasnya lembut, membuat Yerin mati-matian menahan desahannya.

"Hei, jangan ditahan. Aku yakin desahanmu lebih merdu dari suaramu ketika bernyanyi."

Keparat! Dia malah tertawa. Yerin menyingkirkan​ tangan Keisuke dari dadanya dengan paksa. "Kalau mau, lakukanlah. Jangan bertanya padaku." Ia menggeram, menoleh ke belakang. Pipinya merona.

creme brulee // yerin ft. 96 boysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang