Abimanyu
Adalah sosok bak mentari yang gagah menerangi bumi, pemberani yang membakar segala satu dua keluh yang muncul tanpa dinanti. Nakavaro adalah nama akhirnya, diberi karena anak ini banyak memikul beban kepercayaan bahwa dirinya adalah sosok yang tulus dan disambut dengan dunia yang kala itu diterangi cahaya bulan yang benderang. Abimanyu Nakavaro; kesempurnaan dari apa yang tidak sempurna.
.
.
.
Abimanyu Nakavaro; orang memanggilnya Naka. Ia pemuda dengan senyuman lebar penenang hati, sosok mentari yang begitu nyata dan seakan mampu diraih oleh banyak orang di sekitarnya. Naka adalah entitas yang amat dekat namun juga jauh tak kepalang. Naka tumbuh dan berkembang di bawah naungan kedua orang tuanya, kesempurnaan umum yang sebagaimana lembaran buku dongeng indah menyertakan keluarga utuh yang menjadi latar utamanya. Naka tumbuh disuapan sendok emas kedua orang tuanya, tidak ada setitik celah untuk kedua orang tuanya membiarkan sang anak untuk mencicip bagaimana rumitnya dunia, dan Naka menyayangkan hal itu—dalam konteks negatif yang sangat sempit.
Naka ingin bebas, namun dunia melarangnya.
Saat itu usianya masih tujuh, saat Naka menyandarkan kepala pada kaca, terdiam dalam hening mengamati jalanan ibu kota yang padat merayap dan titik-titik hujan turun berlomba-lomba membasahi bumi dari bangku penumpang pada mobil mewah ayahnya. Naka memejamkan mata seolah rungunya tidak mampu menangkap apa yang ibunya bicarakan dengan lembut dari bangku depan mobil, mengembuskan napas pelan seolah dirinya telah terlelap dan sedikit terganggu—maka sang ibu terdiam; menahan tangis dengan segala alasan yang terputar di dalam kepalanya.
Naka ingin tidak peduli, namun orang tua adalah satu-satunya harta yang ia miliki.
Abimanyu Nakavaro tumbuh dalam pujian karena ia sempurna; rupanya, tutur katanya, sikapnya, caranya berpikir. Naka adalah sosok yang setiap insan dunia inginkan, yang bagaimana pecinta impikan, yang bagaimana pembencinya adalah iri terhadap apa yang ia miliki. Naka dituntut mematri senyuman tanpa ada setitik sedih di dalam pandangnya. Abimanyu Nakavaro adalah boneka terindah yang pernah kau pikirkan di dalam kepala, yang sempurna entitasnya—sempurna jiwanya.
Naka ingin melupakan bahwa dirinya memiliki perasaan, karena menangis itu melelahkan.
Saat itu usianya lima belas, menuruni tangga mewah di rumahnya yang megah dengan pelan. Hatinya berdegup kencang seolah di hadapannya terdapat lembar soal ujian yang rumitnya tingkat dewa, padahal senyum manis kedua orang tuanya menyambut di depan set meja dan kursi ukiran yang terlihat mahal. Naka duduk di hadapan orang tuanya, mengambil napas panjang sebelum menjelaskan apa maksud dirinya meminta waktu ayah dan ibunya untuk sekedar berkumpul pukul sembilan malam di ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diorama, Doyu
FanfictionDoyu local au. Tentang bagaimana cinta membawa banyak pahat indah kenangan dan pahitnya perpisahan. Diorama; tentang bagaimana segalanya terlupakan karena tidak ada lagi tangis dan tawa yang sudi ditulis di atas lembaran. Dio Rama, bukti bahwa cinta...