2. obrolan ayah dan anak

1.2K 144 6
                                    

Hanbin lagi senyam-senyum mandiin burungnya diteras belakang rumah. Ia menatap sepasang burung didalam sangkar itu sambil bersenandung. Masing-masing burungnya dinamai Steven dan Selena.

Sebenernya Steven dan Selena baru menjadi anggota keluarga ini baru seminggu. Sebelum ngadopsi dua burung itu, Hanbin sempet cekcok dikit sama Lisa. Lisa gak setuju kalau Hanbin mau pelihara burung apalagi Hanbin kan sibuk kerja. Nanti siapa yang ngurus burungnya?

Dan juga dirumah mereka punya banyak kucing peliharaan Lisa, nanti kalau burungnya digangguin kucing gimana?

Tapi akhirnya entah gimana caranya Hanbin bisa bujuk Lisa buat ngadopsi Steven sama Selena.

Emang sebelumnya Lisa sempet gak setuju tapi setelahnya juga tetep perhatian.

"Pa, burungnya udah dikasih makan belum? Awas nanti mati, sayang kalau mati kan mahal."

Sama aja sebenernya kayak pertama kali Lisa mau pelihara kucing, Hanbin juga gak setuju. Nanti bulunya rontok lah, makannya mahal lah, segala macam. Setelahnya? Dipangku, dielus, dimandiin sama Hanbin. Sekarang udah beranak pinak itu kucingnya.

"Pa, ada telfon dari kantor." Kata Haruto yang baru pulang abis main dari rumah Jeongwoo.

"Tolong jagain dulu adek kamu." Hanbin kemudian berdiri nerima telfon, ninggalin sangkar burungnya di teras.

Haruto duduk menghadap sangkar burung, kemudian mengamati Steven dan Selena yang lagi ngusel-nguselan. Burung bucin.

'Semua makhluk hidup itu diciptakan berpasang-pasangan.'

Haruto jadi keinget sama tulisan yang pernah dia baca di sebuah buku. Mama Lisa dan Papa Hanbin, Steven dan Selena, Bunga dan Kumbang, Romeo dan Juliet.

Entah karena sekarang Haruto lagi di masa puber atau gimana tapi dia mendadak pengen pacaran. Lebih tepatnya butuh afeksi, bukan berarti selama ini dia gak dapat afeksi dari orang tuanya. Cuma dia pengen ngerasain afeksi dari seorang pacar. Mungkin ada yang berminat?

Gimana ya caranya dapat pacar?

"Hadeh bikin repot aja." Hanbin kembali setelah menerima telfon dengan membawa secangkir kopi.

"Pa, Ruto mau nanya."

"Nanya apa?" Ucap Hanbin kemudian nyeruput kopinya.

"Gimana caranya Papa sama Mama bisa pacaran?"

Hanbin hampir nyembur. "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"

"Nanya aja kan penasaran. Cerita dong, Pa."

Hanbin garuk-garuk kepala.

"Ya... Papa ngajak pacaran Mama dengan cara nembak."

"Hah? Mama luka dong?"

"BUKAN NEMBAK BETULAN. Nembak itu maksudnya kayak 'kamu mau gak jadi pacarku?' gitu. Bukan nembak pake pistol,  ya matilah kalau ditembak pake pistol." Sungut Hanbin.

"Tapi kok kayak cringe gitu 'kamu mau gak jadi pacarku?' emang gak ada kata-kata lain?"

"Kenapa emang? Kamu mau ngajak pacaran anak orang?"

"Enggak kok!" Kekeh Haruto padahal iya.

"Halah jujur aja sama Papa, Papa ini ahli cinta alias the love expert. Kamu mau tanya apapun soal percintaan nanti Papa jawab. Kamu udah punya gebetan? Siapa? Cantik gak?"

Jujur aja Haruto emang pengen pacaran tapi dia belum punya gebetan, dari sekian cewek yang nyapa dia yang deketin dia itu belum ada yang menarik perhatiannya gitu.

"Belum punya gebetan, Pa."

"Masa belum punya? Dulu Papa waktu SMA banyak yang demen mulai dari adek kelas sampe alumni, sampe-sampe Mama cemburu berat." Ucap Hanbin bangga dengan diri sendiri.

"Gimana caranya tahu kalau kita lagi naksir orang?"

"Biasanya kalau kamu sering tiba-tiba perhatiin setiap tindakan orang itu, mulai penasaran sama kehidupannya itu artinya kamu udah mulai tertarik. Nah pas udah tertarik ini biasanya kamu mulai pengen deket sama dia, itu namanya naksir."

Kalau dipikir-pikir Haruto sering kali memperhatikan tindakan-tindakan dan pengen tahu lebih dalam tentang cewek itu, masa iya Haruto tertarik sama dia?

Tapi cewek itu emang bikin Haruto penasaran banget karena dia agak misterius.
















Si kecil udah mulai tumbuh dewasa ya moms. Udah pengen ngerasain cinta-cintaan aja, kira-kira siapa ya cewek yang narik perhatian Haruto? 🤔

KELUARGA MASA KINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang