#keinginan yang tertunda,,,

25 15 3
                                    

"Farhan nakal !"
aku terlonjak kaget mendengar teriakan azira, entah keributan apa yang anak-anak kecil itu lakukan.Niat awal yang tadinya ingin segera berbaring dia atas ranjang jadi tertunda,aku memutuskan untuk keluar kamar melihat apa yang sudah membuat azira berteriak.
Namun belum aku sampai ditempat azira dan Farhan, azil datang menghampiri mereka lebih dulu.

"Bukankah ayah pernah mengatakan,didalam persaudaraan harus ada yang saling mengalah"ucap azil lembut seraya membelai kepala azira yang masih menangis.

Aku hanya melihat mereka dari kejauhan, mendengarkan setiap kalimat ayah pada sosok Radhen azil.

"Tapi yah,, Falhan nakal" rengek azira seakan tidak mau kalah.

"Dengerin apa kata ayah. Mengalah bukan berarti kalah, kadang didalam permasalahan harus ada yg mengalah,agar tidak terjadi pertengkaran" azil berusaha memberikan pengertian pada putrinya dengan lembut.

"Tapi azila nggak salah, yah" azira masih merengek.

"Iya ayah tau azira nggak salah. Sekarang minta maaf ya sama Farhan" pinta azil yang dijawab dengan anggukan dari azira.

"Falhan, azila minta maaf yah" dengan manisnya gadis itu mengulurkan tangan mungilnya pada Farhan.

Aku takjub, entah aku merasa kagum dengan cara azil mendidik putrinya,ia mampu mendidik putrinya dengan baik walau tanpa seorang istri. Semoga kelak mas Ilham juga sama seperti azil, bisa menuntunku dan anak-anak ku ke jalan Allah.

Aku masih menatap mereka, entah kenapa tiba-tiba aku ikut tersenyum melihat ayah dan anak itu sama-sama tersenyum. Senyum itu? Aku mulai ingat dengan senyum itu. Senyum azira memang sempat membuatku teringat pada seseorang. Yah, sekarang aku bisa mengingatnya, senyum milik azil dulu saat pertama kali menginjakkan kaki di rumahku. Senyum percaya diri saat ingin meminangku, namun harus aku buat senyum itu redup karna penolakan. Ah, tidak baik aku mengingat hal itu lagi.

"Kak akila!"

Aku terperanjat kaget mendengar teriakan azira, membuat semua lamunanku buyar. Aku jadi salah tingkah sendiri saat azil melihatku senyum-senyum sendiri.

"Hay ,azira" sapaku disertai sengiran khas untuk memperbaiki suasana hati. Sekilas aku menatap azil kemudian berlalu untuk kembali kekamar.

Tiba didalam kamar, mataku langsung tertuju pada gaun pengantin yang tergantung indah pada gagang pintu lemari.Besok aku akan memakai gaun itu, bersatu dengan mas Ilham dalam kehalalan. Menuai rindu yang sudah satu Minggu tidak melihat indah wajahnya. Wajah yang mampu membuatku jatuh cinta dalam setiap waktu yang kulewati.

Lamunanku seketika buyar saat mendengar suara handphone,pertanda ada pesan masuk. Aku segera meraih handphone yang berada diatas nakas, duduk ditepi ranjang, membuka handphone. Ternyata pesan whast app dari nadin,

💬Nadin friends♡
Maaf untuk hari esok...

Aku mencoba berfikir keras, apa yang dimaksud pesan singkat dari nadin,kenapa dengan hari esok

● Kenapa dengan hari esok?

●Entah..?!

Pesan Nadin benar-benar membuatku bingung, ada apa dengan hari esok? Esok adalah hari bahagiaku. Hari dimana aku benar-benar memiliki mas Ilham sepenuhnya.

Tidak lama setelah itu, handphone ku kembali berdering. Kulihat panggilan WhatsApp dari mas Ilham.

"Assalamualaikum, mas ada apa menelfon?" Tanyaku heran, padahal sebelumnya ia yang mengatakan bahwa diantara kami tidak akan ada komunikasi sampai usai akad nanti.

"Waalaikumsalam" jawabnya singkat.suaranya terdengar berat,seperti sedang habis menangis.

"Mas kenapa?" Tanyaku lagi dengan nada khawatir. Namun mas Ilham tidak menjawab sama sekali, hening yang terjadi diantara kita berdua.

my Crazy husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang