#Harapan,,,

59 15 4
                                    


   Satu jam menunggu, itu bukanlah waktu yang singkat. Aku masih duduk di tempat yang sama. Duduk di kursi panjang, menatap luasnya pantai. Kubiarkan jilbab yang ku pakai mengikuti arah angin meniup, dengan tatapan kosong kedepan. Matahari kini mulai tenggelam, tampak indah semburan jingganya, terlihat begitu tenang. Siap menerangi gelapnya malam yang akan menyapa.

Aku kembali melihat arloji yang melekat di pergelangan tangan. Jam sudah menunjukkan angka lima. Dan aku masih saja tidak beranjak dari tempat, menunggu seseorang yang berjanji akan datang. Namun sampai saat inipun ia masih tidak ada, membuatku menunggu terlalu lama.

  Kesabaranku benar-benar  di permaikan, ia benar tidak akan datang untukku. Aku segera bangkit, siap - siap meninggalkan tempat itu. Namun saat kakiku akan beranjak,seseorang memanggilku.

"Akira !"

Aku menoleh kearah suara. Seorang pria bertubuh tegap tengah berlari kecil, menghampiriku.

"Maaf aku telat" ucapan setibanya di depanku.

"Lumanyan. Satu jam aku menunggu" sahutku dengan datar.

"Maaf sayank"

kata singkat itu benar-benar membuatku luluh, ia tersenyum padaku memperlihatkan lengsung  pipitnya. Membuatkanku benar-benar tidak bisa marah.

"Dari mana saja?" Hanya pertanyaan itu yang bisa aku lontarkan

"Aku sudah bilang padamu, ada meeting di kantor" jawabnya singkat. Benar saja, ia meninggalkan pesan untukku.

"Sekarang kita mau kemana?" Tanyanya, aku hanya mengakat bahu, mood bicaraku sangat tidak baik.

"Mau menemaniku makan? Dari siang aku belum makan" ajaknya meminta persetujuanku.

"Tentu saja mau" jawabku dengan riang.

   Dia mengulurkan tangannya, dengan senang hati aku menerima uluran tangannya dan membiarkan tanganku digenggam erat. Kami bergandengan, menuju tempat mobilnya terparkir.

  Namaku akira syaibani. Wanita biasa yang merasa sempurna akan hadirnya pria yang kini duduk di sampingku. Ilham fatah , pria yang akan ku pilih untuk menemani sisa-sisa hidupku. Mengarungi pahit manisnya hidup bersamanya. Itulah impian yang ku harapkan. Dan hari itu akan benar-benar terjadi, satu minggu lagi, hari itu akan tiba.

Mobil ilham berhenti di depan restaurant cepat saji, yang lumanyan di datangi orang. Ilham keluar lebih dulu dan membukakan pintu mobil untukku.

"Ayo !" Ajaknya memberikan tangannya padaku. Aku mengangguk dan menerima uluran tangannya.

"Menunduklah. aku takut pria lain tergoda dengan kecantikanmu" bisiknya seraya menggandeng tanganku. Aku hanya tersenyum, tidak bisa membalas rayuannya itu.Dia begitu pandai dalam membuatku tersenyum malu,hingga membuat kedua pipiku terasa memanas.

  Kamipun segera masuk kedalam restaurant. Mencari meja yg kosong. Namun tiba-tiba mataku tertuju pada meja nomer 08, seorang wanita yang sangat kukenal, duduk sendiri disana.

"Mas, itu nadin bukan ?" Tanyaku pada ilham, seraya menunjuk wanita yang menurut penglihatanku dia memang nadin. Ilham menoleh,mecari orang yang kumaksud.

"Iya itu nadin"

"Kesana yuk !" Ajaku girang.

Ilham hanya mengangguk dan mengikuti langkahku dari belakang.

"Nadin" panggilku

"Akira, ilham" terlihat nadin bingung, akan kehadiran kami.

"Sedang apa kau disini ?" Tanyanya.

my Crazy husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang