Happy reading guys!
Hope you enjoy it!*****
Seruan gadis itu terdengar tajam. Terdengar sekali ia tidak mau diganggu, tapi kenapa kepalanya tetap menunduk?
"Ah- oke" jawab jawab Shila gugup sembari mengamati gadis itu berlalu pergi.
Ia bingung kenapa sikap dia berbeda? Tadi ia terlihat ketakutan dan pasrah saat Lidya membullynya habis-habisan tapi kenapa sekarang bersikap keras bahkan terkesan angkuh?
"Belum pulang neng?" Pertanyaan tukang kebun membuyarkan lamunan.
"Eh- belum pak" jawab Shila gugup.
"Kalau begitu saya duluan ya neng." Pamit tukang kebun yang langsung berlalu dengan peralatan kebunnya.
Shila lagi-lagi hanya mengangguk sembari terpaku. Entah apa yang sedang ia pikirkan, kenapa dirinya menjadi linglung begini. Enggan memikirkannya lebih lanjut Shila memilih menunggu Beno dengan mengamati sekitar.
***
"Shil! Masih dibelakang kan lo?!" Suara Beno sedikit teredam helm fullface yang dipakainya. Ia merasa sedikit heran kala tidak mendengar suara dari mahluk yang diboncengnya.
"Berisik lo!" Jawab Shila setengah berteriak.
Ia merasa kesal karena lamunannya tentang gadis tadi buyar seketika. Kenapa tadi respon gadis itu berbeda ya? Apa karena pengaruh Lidya yang begitu menyeramkan atau apa? Lelah memikirkan itu Shila memilih memejamkan mata sembari memeluk pinggang Beno erat menikmati perjalanannya.
"Ben! Nanti malam main ya? Sekalian bawain gue martabak." Ucap shila setelah turun dari motor.
Rasanya dia ingin menaikan moodnya yang sedikit buruk. Mungkin martabak pilihan baik untuk menghabiskan malam ini.
"Iya nanti kalau inget." Balas Beno sekenanya membuat Shila mencebik kesal.
"Awas aja kalau lupa!" Teriak shila saat motor Beno melaju kencang.
***
"Beno mana sih!" Gerutuan serta sumpah serapah entah berapa kali keluar dari mulut mungilnya.Bagaimana tidak? Beno menyuruhnya menunggu didepan rumah mengambil martabaknya karena Beno tidak bisa main, tapi sekarang lihat? Sudah hampir satu jam dia menunggu, batang hidung Beno belum juga terlihat.
Angin malam yang terasa dingin perlahan membuat tubuh Shila sedikit menggigil. Ternyata seram juga ya kalau malam begini. Pikir Shila saat melihat sekeliling komplek yang tampak sepi.
Bruk!!
"Aww!" Shila terpekik saat sesuatu menubruknya dari samping. Spontan Shila menoleh melihat apa yang terjadi.
"Eh! Kenapa lo?" Shila terkejut kala gadis yang tadi membuatnya bingung menubruknya. Nafasnya terengah keringat bercucuran dari dahi. Ia seperti sedang dikejar seseorang.
"Heh! Gue nanya lo ya!" Shila yang kesal karena tidak mendapat jawaban menaikan nada suaranya.
Seakan tersadar gadis itu menoleh kearah belakang seperti mencari sesuatu. Raut panik yang tadi terlihat seketika berubah dingin saat melirik Shila. Tanpa kata gadis itu melangkahkan kakinya yang terlihat sedikit terseok-seok tanpa menjawab pertanyaan Shila sama sekali.
"Itu cewek ada dendam kali ya sama gue?" Gumam Shila kebingungan.
"Shil?" Shila berjengit saat seruan serta tepukan dari arah belakang kembali mengejutkannya.
"Gila lo?! Kalau datang jangan ngagetin kek!" Cercanya saat melihat Beno dengan kantung plastik di tangan kanannya.
"Kapan datangnya lo?! Kok gue ngga dengar suara motor lo?" Lanjutnya.
"Lagian lo malam-malam begini ngelamun diluar. Liatin apa si?" Beno sedikit mendongak melihat ke arah yang tadi Shila amati.
*****
TBC.
Hallo guys! Kita bawa cerita nih siapa tau suka!! Jangan lupa vote komennya ya!
Colab's story by:
Ar_dreamer13
Dhera_Arunika
KAMU SEDANG MEMBACA
S'AYAT
Mystery / ThrillerSMA Legenda Kusuma, sebuah sekolah favourite di kota kembang dengan segudang misteri pembunuhan yang sulit terungkap. Semuanya bungkam setiap aksi itu kembali terulang, hingga akhirnya 3 siswa turun tangan mengorek aksi keji pelaku, kini tinggal mer...