"Nee, aku setuju dengan ayahmu. Sasuke-kun seperti burung gagak. Seram dan gagah sekaligus menawan" dapat Hinata dengar suara tawa yang pelan namun indah di telinganya. Meskipun begitu dirinya memasang wajah cemberut.
"Apa itu pujian? Aku tidak merasa senang. Tapi, terimakasih," ucap Sasuke setelah berhenti tertawa. Keduanya saling berhadapan dan tersenyum hangat setelahnya. Duduk di atas rumput dengan suasana tenang air sungai bukanlah hal yang buruk.
Sudah lebih dari tiga tahun mereka saling mengenal, menghabiskan banyak waktu bersama. Yah, meskipun terkadang mereka tidak tahu apa yang sebenarnya mereka obrolkan. Namun cukup bagi keduanya untuk bisa saling mengerti.
"Kenapa Sasuke-kun tidak mau jadi burung gagak?" Sang pemuda menoleh dan menjawab enteng,
"Karena aku memang bukan gagak"Hinata mengernyit tidak suka, menatap pemuda Uchiha yang sudah menyandang status kekasihnya dua bulan lalu.
"A-""Dan juga, aku tidak punya sayap untuk terbang cepat seperti gagak," lanjut Sasuke memotong ucapan Hinata yang sepertinya akan protes.
Dengan semangat Hinata tersenyum cerah, berdiri tidak jauh di hadapan kekasihnya yang tampak terpana. Hinata memang cantik, tapi kali ini dia sangat mempesona di manik onyx Sasuke.
Sasuke merasa sempurna, apalagi suara lembut penuh harapan kekasihnya terdengar antusias, "Kalau begitu biarkan aku menjadi sayapmu. Aku akan membawamu terbang tinggi!"
---------------------------------------
Naruto 💎Masashi Kishimoto
- Ageku shoshite Hajime -
-
🌿Happy Reading🌿
---------------------------------------
'Pup'
'Plak'
'Byur'
"Ha...ha...ha..." suara tawa khas anak kecil menggema di ruang keluarga apartement yang dulunya di tempati Sasuke dan Hinata."Hi-meka-chan," ucap Naruto terbata. Wajahnya pucat ketakutan melihat Suigetsu yang wajahnya penuh dengan tepung basah akibat ulah Himeka. Balita cantik yang kini tertawa senang.
"Ga-wat," tambah Kiba ikut ngeri. Dirinya juga ketakutan setengah mati. Matanya menyelusuri sekitar, tepung dan air ada di mana-mana, wajah dan seluruh badan balita cantik kurang dari satu tahun itu penuh dengan tepung. Tapi yang mengerikan adalah seseorang yang baru bergabung beberapa menit lalu dan langsung mendapatkan lemparan tepung dari si balita cantik kesayangannya.
"Ha...ha... ji-can, ji-can" dengan nada yang menggemaskan Himeka berjalan perlahan menghampiri Suigetsu yang duduk berhadapan dengannya, di batasi meja kecil selutut mungilnya.
Yah, Himeka Uchiha.
Kini dia sudah berusia 10 bulan dan sudah mulai bisa berjalan, meskipun masih tertatih membuat orang-orang dewasa di sekitarnya was-was."Ji-can" tepat setelahnya tubuh mungil Himeka berada dalam pangkuan pamannya, Suigetsu. Pria bersurai putih itu dengan senang hati menemani bahkan bercanda ria membuat Himeka tertawa senang. Dan tentu saja membut Naruro dan Kiba yang tadi ketakutan menjadi ikut bermain.
Karin hanya menggelengkan kepala, Suigetsu bukan orang yang menyukai anak kecil. Tapi mungkin pengecualian untuk Himeka yang merupakan anak dari Sasuke dan Hinata. Meskipun enggan mengakui, Suigetsu pernah bercerita pada Karin bahwa Sasuke sudah ia anggap lebih dari sekedar sahabat, dia adalah adiknya yang keras kepala namun sangat di sayang. Lelaki penyuka laut itu juga sudah menganggap Hinata sebagai adiknya, terlepas dari janji persahabatan dengan Neji yang merupakan sahabat lamanya sebelum meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir dan Awal (End)
FanfictionBagi Sasuke, Hinata adalah dunianya. Karenanya saat dunia itu hancur, Sasuke juga tidak memiliki alasan apapununtuk tetap bertahan. Walaupun menyakitkan, tapi lambat laun Sasuke sadar, masih ada dunia yang harus dia jalani. . - Terinspirasi dari ani...