Pengganggu

82 11 1
                                    

Keesokannya, mereka sudah berkumpul di sekolah. Mereka masih mengobrol sambil menunggu bel masuk.

Skip Istirahat~
Atta: pesen apa?
Fateh: samain ae bang
Atta: wokeh

Tak lama kemudian, atta datang dengan membawa nampan berisi makanan pesanannya dan juga yang lain. Mereka pun menyantap pesanan mereka dengan lahap. Setelah selesai mereka mengobrol di kantin. Ketika sedang asyik mengobrol, ada seseorang yang menggebrak meja mereka.

Brak!!!
Fateh: eh santay napa zah
Zahra: eh beb atta, kemana aja sih (dengan gaya lebaynya)
Atta: dih jyjyk gw, apaan sih
Zahra: kamu kemana aja, dah lama kita gak jalan bareng
Atta: gw dah ada yg lain, yang sopan gak berandalan kek lo, lagian juga kita gak pernah punya hubungan (dingin)
Zahra: ish soh, lo pasti yang ngerebut atta dari gw
Sohwa: dih mana ada, kan lo denger sendiri, kalo kalian gak punya hubungan, lagian, atta juga yang nembak gw
Zahra: ngelawan lo ye
Fatim: jan sakiti kakak gw
Zahra: apa? Gak seneng?
Nayla: kalau gak, knp?
Zahra: habis lo semua

Atta sedari tadi sudah menahan emosinya. Ia ingin sekali marah, tapi ia tak tau marah dengan siapa.

Atta: Cukup!! Zah, kita gak punya hubungan, gw gak suka sama lo. Jadi, gak usah salah2in sohwa, gw cinta sama sohwa, gw sayang sama dia. Tapi gak sama lo, dari dulu kita gak punya hubungan. Dan jangan sekali-kali menyentuhkan tubuh lo ke tubuh sohwa, sedikit lo lukai dia, habis lo dalam hitungan hari. Kalo gak, orang yg lo sayangi habis di tangan gw. Ingat JANGAN LUKAI SOHWA!!!
Zahra: a-atta, knp lo (menahan tangis)
Atta: apa? Mau nangis? Nangis aja, gw gak peduli, lo bukan siapa2nya gw ini, jadi lo gak berhak NGATUR HIDUP GW!!

Karena sudah sangat kesal dengan suasana, atta pun pergi dari kantin. Ia meninggalkan yang lain, ia sudah tak bisa menahannya.

Atta pergi ke rooftop, ia sangat frustasi. Kenapa, selalu saja, ketika ia sedang bahagia, selalu saja ada yang ingin merenggut dan mengambil kebahagian itu. Untungnya, mata kirinya tak berubah. Atta sudah tau tentang mata kirinya, ia jadi lebih bingung. Kalau ia sudah terlarut dalam emosi, maka akan berpengaruh juga dengan matanya. Ia pun duduk di gazebo sambil
merenung.

*****

Jangan lupa vote, komen, share, and follow...
STAY TUNE!!!🙌

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang