Masa penyembuhan

90 10 1
                                    

Sementara di sekolah...

Sohwa: sepi ya gak ada atta
Fateh: iya, biasanya bang atta yang ngajak ke rooftop
Fatim: ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau kita ke rooftop juga
Rezqi: boleh tu, kuylah
Nayla: kuy

Mereka pun berjalan menuju rooftop. Sesampainya di sana, mereka mengobrol sambil menikmati angin sejuk. Cuaca hari ini sedang tidak mendukung, langit gelap seperti malam, matahari juga tak menampakkan sinarnya. Hawa dingin menusuk tubuh. Namun, tak masalah bagi sohwa dan yang lain, karena mereka menggunakan jaket masing-masing.
******

Di rumah, atta hanya bisa melihat pemandangan sambil menikmati angin sejuk dari balkon rumah. Ia menyukai angin ini. Mata kirinya masih dalam keadaan di perban, ia ingin melepasnya. Ia juga penasaran apa yang terjadi dengan matanya. Namun, hanya dokter yang boleh melepaskannya, bahkan ia tidak diberi tahu kapan ia akan ke RS untuk membuka perban itu. Karena bosan, ia masuk ke dalam dan merebahkan dirinya di kasur.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, atta belum juga keluar dari kamarnya. Uminya sudah membujuknya, namun atta menolaknya. Ia sedang malas keluar kamar, sangat malas. Ia ingat ia belum mandi, tapi ia bingung bagaimana caranya ia mandi jika matanya diperban seperti ini.
********
Beberapa jam telah berlalu, kini saatnya mereka yang sekolah sudah pada pulang. Sohwa dan lain memutuskan untuk menjenguk atta dengan datang ke rumahnya. Sesampainya di sana, mereka disambut oleh umi. Umi pun mempersilahkan mereka masuk. Setelah bertanya, mereka menuju kamar atta.

Tok...tok...tok...

Fateh: bang atta!! Kita dah pulang!!
Atta: masuk aja, gak dikunci

Mereka pun masuk ke kamar atta.

Sohwa: gmna?
Atta: masih di perban
Rezqi: knp gak dibuka aja?
Atta: cuma dokter yang boleh buka, tapi abang gak tau kapan abng ke RS lagi buat buka perban ini
Nayla: sabar bang, mungkin beberapa hari lagi
Fatim: iya
Fateh: bang, ni ateh bawain buah
Atta: wah makasih, tau aja kalo abang laper
Sohwa: knp gak makan?
Atta: males ke luar kamar, lagian juga mata aku yg satu di tutup, kalo salah injak tanggakan bisa jatuh
Sohwa: iya juga sih
Fatim: ya udah atim bawain makanan ya, atim minta ke umi
Atta: ya, makasih atim

Fatim turun ke bawah, ia menghampiri uminya bang atta.

Fatim: umi
Umi: ada apa fatim?
Fatim: bang atta belum makan ya, kalau boleh fatim mau antarkan makanannya
Umi: iya dia belum makan, nih bawakan untuknya, makasih ya
Fatim: iya sama-sama umi

Setelah menerima nampan yang berisi makanan dan minum dari umi, fatim pun kembali ke kamar atta dan memberikan makanannya kepad abang atta.

Fatim: nih bang
Atta: makasih tim, kalian gak makan, makan aja sekalian, kita makan bareng
Umi: halo, ini umi bawakan makan, kalian makan sekalian ya
Sohwa: oh ya makasih umi
Umi: iya sama-sama nak

Lalu umi keluar dan menutup pintu kamar. Mereka pun makan bersama di rooftop. Kebetulan jalan menuju rooftop melewati kamar bang atta. Mereka makan sambil menikmati angin sejuk hari ini. Padahal sudah siang, tapi matahari belum menampakkan sinarnya, masih ditutupi oleh awan hitam.
Setelah makan, mereka mengobrol ria. Ketika hari mulai gelap, mereka pamit pulang.
******

Sampai sini dulu ya🤗
Jangan lupa vote📌
Jangan lupa komen📌
Jangan lupa follow📌
STAY TUNE!!🙌

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang