Sembilan

1K 119 16
                                    

"Apa kau yakin Kawaki tidak tahu bahwa kau menyukainya?" Boruto mendelik pada wajah Sarada yang tertunduk.

Kejadian kemarin sore ternyata cukup mengganggu pikiran Boruto. Ketika Kawaki mengacuhkan Sarada dan berhasil membuat wajah ceria Sarada berubah muram. Bagi Boruto, hal itu sedikit keterlaluan. Bahkan Kawaki tahu jika Sarada sangat menyukainya. Amat sangat menyukainya. Apa yang ada di otaknya hingga dengan tega mengabaikan gadis seperti Sarada yang dengan jelas menyukainya.

"Selama ini aku hanya memperhatikannya secara diam-diam, Boruto. Tidak mungkin dia tahu tentang perasaanku padanya."

Boruto berdecak kemudian mendesah panjang.

"Dia tahu Sarada. Apa kau pikir ketika dia muncul di hadapanmu itu adalah hal yang kebetulan? Tidak Sarada. Dia sengaja mencari perhatianmu, agar kau terus memandangnya dan semakin tergila-gila padanya."

"Dan dia berhasil," sahut Sarada acuh.

Boruto berdecak. Ia melempar punggungnya pada sandaran kursi kemudian melipat kedua lengannya. Mata birunya menatap intens pada Sarada yang bersikap acuh.

Sarada mengerling sekilas pada Boruto yang mengawasinya kemudian ia kembali memalingkan padangannya keluar jendela ruang OSIS, tepat pada pohon maple yang menari-nari oleh tiupan angin di sore hari.

"Jika dia sengaja mencari perhatianku, bukankah tandanya dia menyukaiku?"

"Oh ayolah Sarada. Dia tidak benar-benar menyukaimu."

"Boruto, kau bilang kau mau membantuku untuk dekat dengannya."

Boruto menahan napasnya. Ia kembali menyandarkan dirinya setelah ia nyaris bangkit dari tempatnya karena kesal Sarada masih saja menggilai Kawaki.

"Ya kau benar. Tapi itu dulu. Sekarang aku berubah pikiran."

"Kenapa?" Tanya Sarada dengan mata menyipit.

Boruto kembali mendesah. Ia terdiam, seakan tak ingin menjawab pertanyaan Sarada. Ia menggigit bibir bawahnya, lalu melirik pada Sarada sekilas yang masih menyipitkan kedua matanya, penasaran dengan jawaban apa yang akan Boruto sampaikan.

"Ada sesuatu yang membuatku berubah pikiran."

"Sesuatu apa?" Desak Sarada dengan nada kesal.

"Kau tak perlu tahu."

Jawaban Boruto membuat Sarada kesal. Ia melemparkan pena yang ia pegang sejak melakukan meeting dengan para anggota Serikat Siswa tepat di hadapan Boruto. Meski tidak mengenai Boruto, namun perlakuannya sukses membuat Boruto terkejut.

"Kau marah?"

"Tentu saja aku marah. Kau mengingkari janjimu padaku. Bahkan aku sudah berusaha mati-matian agar kau bisa dekat dengan Sumire."

"Hei, tunggu. Aku tidak memintamu untuk mendekatkanku dengan Sumire."

"Tapi bukankah kau menyukainya. Aku tahu selama ini kau berusaha mendekatinya."

Boruto mengerang kesal. Ia mengacak rambutnya sendiri kemudian kepalanya merosot di atas meja. Membenturkan keningnya pada permukaan meja. Sarada tercengang dengan tingkah Boruto.

My Secret Love [BoruSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang