Tak lama, Taehyung selesai dengan ritual mandi dan ganti bajunya. Arah pandangnya langsung tertuju dengan Yoongi yang tampak sibuk menghitung bulir benih pada botol air mineral yang bagian atasnya telah dipotong.
"Kurang berapa kak?"
"Udah, kok. Tinggal cek lagi misal ada yang butuh diamplas ulang."
Roman muka Taehyung riang gembira mendengar kata 'udah' dari kak pacar. Lantas ia meringis, membayangkan jika banyak benih tanaman yang kurang sesuai dengan ketentuan. Mixed feeling, ya.
"Bercanda, hehe. Udah selesai, dek."
"Hah, seriusan kak?" Anggukan mantap dari yang lebih tua membuat senyum kotak dari paras Taehyung tak lagi pudar. Yoongi balas dengan kekehan.
"Tuh buburnya, makan duluan aja ya,"
"Hum? Nggak, aku nunggu kak Yoongi selesai mandi aja. Eh, makan di atas yuk, kak?" Tempat yang dimaksudkan oleh Taehyung adalah ruang kosong di dekat jemuran lantai kedua indekos milik Yoongi. Di sana memang terdapat semacam meja pajang serta kursi yang biasa dipakai anak-anak kos untuk nongkrong.
"Hahaha, mau kamu diliatin ibuk kos?"
Taehyung menunjukkan raut bingung, "ih, ya kenapa kak? Kan ibunya ga kita bilangin kalau kita pacaran—"
"paling nanti dicie-ciein sih kak," lanjut Taehyung cengengesan.
Tempo hari, saat Taehyung naik ke boncengan Yoongi di teras indekos, sang ibu kos menceletuk, 'Mas Yoongi, hati-hati ya bawa pacarnya. Nggak usah ngebut.' kadang Taehyung dan Yoongi heran, ibu kosan Yoongi ini punya suatu radar untuk mendeteksi orang pacaran atau memang mereka saja yang terlalu kentara terlihat berpacaran?
"Ya udah. Kalau mau, nanti bawa buburnya bareng aja pas kakak udah selesai mandi, ya?"
"Aye aye, sir." Taehyung memberikan sikap hormatnya pada Yoongi. Handuk pada kepala Taehyung sampai meluncur ke lantai. Yoongi tergelak.
"Kalau rambutnya mau dikeringin, ada hair dryer ya di lemari bagian bawah,"
"siap, kak."
Suara kecipak oleh gayung beradu dengan air dari kamar mandi tidak terdengar lama. Bunyi gemericik air itu tadinya bersisian dengan dengung pengering rambut yang sedang Taehyung gunakan. Si empu kamar indekos sudah keluar dari bilik mandi sembari menggerakkan handuknya di atas kepala, berharap friksi dari fabrik itu mampu menyerap tetes air dari rambutnya. Taehyung terlihat sudah siap dengan plastik yang Yoongi yakini berisi bubur dan minuman berada di genggaman.
"Kak Yoongi kalau mau ngeringin rambutnya dulu gapapa,"
"nggak, deh. Kamunya kayanya udah laper banget."
"Hehe, lebih ke ga sabar mau makan sama kakak, sih."
"Bisa aja. Kalau gitu, yuk."
Taehyung menghambur ke arah Yoongi, satu lengannya menggandeng tangan kak pacar, sementara satu tangan lainnya sibuk membawa bungkus berisi makanan. Taehyung masih setia menempeli Yoongi. kedua pemuda itu mengunci pintu kamar kos dan bergerak menuju lantai atas. Yoongi sengaja membawa serta handuk yang ia dan Taehyung gunakan tadi untuk dijemur di lantai atas. Semilir angin menyerbu kedua persona itu begitu mereka selesai menelusuri tangga.
"Seneng banget, udah nggak sepanas tadi,"
"hu'um." Yoongi menggumam sambil memperhatikan sang kekasih di sisinya. Yoongi dapat melihat bagaimana surai madu Taehyung bergerak bersama dengan angin yang berembus. manik mata sang kekasih itu berhias bulu mata panjang. Hidung yang biasanya dibilang ibu-ibu 'bisa jadi perosotan anak taman kanak-kanak'. Intinya Yoongi pikir Taehyung itu indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
skarifikasi. | supv
RomanceTentang Yoongi yang merupakan mahasiswa kehutanan dan Taehyung yang mahasiswa akuntansi. Setelah ikut membantu mengerjakan tugas untuk keperluan praktik milik Yoongi, Taehyung tiduran, bermalas-malasan, dengan paha sang kakak pacar sebagai bantal...