Part 1

36 6 10
                                    


                                           🌹🌹🌹

Ayra Geraldy, gadis yang tepat hari ini menyandang status baru sebagai istri dari Arga Bagaskara seorang Ketos dan Most Wanted disekolah. Bahkan hingga saat ini dirinya masih tidak percaya jika mulai sekarang ia akan menghabiskan hari-harinya bersama lelaki yang sedang duduk disampingnya itu.

"Ayra, mulai sekarang kamu anggap kita sebagai orang tua kamu juga ya" Ucap Karin, bunda Arga. Sambil memeluk menantunya.

"I-iya Bunda" Jawab Ayra.

"Yasudah, kalian masuk yah, kalian pasti capek" ucap Karin sambil melepas pelukannya pada Ayra

"Arga, kamu harus ingat pesan ayah dan bunda semalam" Arga mengangguk dengan wajah datarnya.

"Sudah,kalian pasti capek, mending kalian istirahat . Arga ajak Ayra ke kamar kamu " ucap Bagaskara. Ayah Arga.
Arga mengangguk mendengar perintah ayahnya.

"Bunda sama ayah juga istirahat" Ujar Arga berjongkok dihadapan Bunda dan ayahnya yang duduk di atas sofa sambil menggenggam kedua tangan Karin.

Karin hanya mengangguk dan tersenyum mendapat perhatian dari putra bungsunya.

Akhirnya Arga dan Ayra pun berjalan menuju kamar Arga yang berada di lantai dua setelah berpamitan pada orang tuanya.
-
-
-
Kini Ayra tengah duduk dipinggir tempat tidur Arga sembari melihat sekelilingnya, menunggu Arga yang sedang membersihkan diri dikamar mandi.

Kamar Arga sangat rapi untuk ukuran laki-laki cuek seperti Arga.

Ayra menunduk sambil mengayunkan kedua kakinya.
Tiba-tiba ia mendongak setelah melihat sepasang kaki yang berdiri dihadapannya.

"Kenapa???" Tanya Ayra.

"Ini handuk Lo, siapa tau Lo mau mandi" Ujar Arga dingin kemudian berlalu dari hadapan gadis itu.

Setelah Arga pergi dari hadapannya, Ayra bergegas memasuki kamar mandi.

Ia menyandarkan punggungnya dibalik pintu. Sungguh aneh rasanya, tiba-tiba ia harus berbagi kamar dengan laki-laki yang tak ia kenal sebelumnya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, Ayra merasa tubuhnya sedikit lebih segar. Matanya menangkap Arga yang sedang dengan ponsel miliknya, dan ia lebih memilih untuk mendudukkan diri diatas tempat tidur.
Ketika ia menoleh, ia melihat Arga yang telah duduk disampingnya.

"Gue mau ngomong sama Lo, bolehkan???" tanya Ayra pelan.

"Hmm" Arga hanya membalas dengan deheman.

"G-gue minta maaf sama Lo " Ayra menundukkan kepalanya tak berani menatap Arga.

"Buat??" Tanya Arga.

"Karena gue Lo harus terikat dengan hubungan pernikahan" ujar Ayra memberanikan diri menatap Arga.

"Kalo aja malam itu gue gak ke bar, mungkin semua ini gak bakal terjadi" Lanjutnya.

"Lo nyesel???" Tanya Arga.

"G-gue merasa bersalah sama Lo, padahal Lo cuma mau nolongin gue tapi kita malah dipaksa nikah kayagini" Ujar Ayra menunduk.

"Sekali lagi gue minta maaf, maaf gue udah ngehancurin masa depan Lo" ujar Ayra tulus.

"....." Arga hanya diam menatap ke arah jendela kamarnya yang terbuka.

Hening.

Karena tak mendapat respon dari Arga, Ayra berbalik dan berdiri. Tiba-tiba pergerakannya terhenti oleh perkataan Arga.

"Lo gak perlu merasa bersalah, semuanya juga udah terjadi" ucap Arga.

"Gue tau pernikahan kita ini atas dasar paksaan tapi pernikahan ini SAH dalam agama, dan ngeliat raut bahagia bunda, gue jadi gak tega bagi gue kebahagiaan bunda lebih dari segalanya. Gue bakal coba buat ikhlas. Jadi gue harap Lo nggak main-main tentang ini" jelas Arga kembali.

Pernikahan mereka memang atas dasar paksaan dari warga yang melihat Arga dan Ayra yang hampir berbuat tidak senonoh. Setelah mendengar penjelasan para warga itu, maka dari itu Karin dan Suaminya memutuskan untuk menikahkan Arga dan Ayra, meskipun ia percaya pada anaknya tak mungkin berbuat seperti itu.

"Arga, boleh gue minta sesuatu?" Tanya Ayra ragu.

Arga mengernyitkan dahi nya " Apa ??"

Ayra memilin jemarinya, jujur ia bingung bagaimana cara menyampaikan keinginannya agar lelaki itu tidak tersinggung.

"G-gue nggak mau ada orang yang tau tentang hubungan kita, termasuk teman-teman lo" Arga hanya mengangguk mendengar penuturan Ayra.

"Dan Lo taukan kita masih sekolah, jadi..." Ayra menggantungkan ucapannya.

"Jadi gue mohon jangan sentuh gue sampai kita lulus" Cicit Ayra. Rona merah tercetak jelas dikedua pipinya.
Rasanya sangat aneh membahas hal seperti ini , terlebih dengan seseorang yang belum terlalu dikenal nya.

Arga terlihat sedikit menimang permintaan Ayra

"Oke" jawaban dari lelaki itu.

"Kalo gitu gue mau tidur dulu" Ujar Ayra, lalu bergegas membaringkan tubuhnya membelakangi lelaki itu.

"Tunggu dulu" Ucap Arga menghentikan kegiatan gadis dihadapannya.

Ayra menoleh dengan raut wajah bertanya " Kenapa ?"

"Tangan Lo " pinta Arga sembari menengadahkan telapak tangannya.

"Ngapain?"

"Sini cepet" pinta lelaki itu kembali.

Ayra pun mengulurkan tangannya menuruti permintaan Arga.

Lelaki itu meraih tangan Ayra, dan melepaskan cincin yang melingkar di jari manis gadis itu.

Sontak hal itu membuat Ayra terkejut .

"Mau diapain?" Tanya nya bingung.

"Biar gak ada yang curiga" jawab lelaki itu sembari ikut melepas cincin miliknya. Kemudian meraih kotak kecil yang berada di atas nakas. Lalu memasukkan sepasang cincin tersebut dan segera menyimpan nya di dalam laci.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Arga merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Tidur gih" ucapnya pada Ayra.

Ayra pun ikut merebahkan tubuhnya di samping Arga dan memejamkan matanya.
Arga yang melihat Ayra telah memejamkan mata nya pun menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Ayra hingga batas leher. Dan memejamkan matanya .

                      TBC

AYRAGA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang