Chapter 2: Bertemu Gadis Impian

1.1K 77 9
                                    


Warning!!!: So many TYPO!!!⚠⚠⚠

Happy reading minna-san!!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Naruto POV

Aku suka hutan. Ini tempat yang bags untuk menjernihkan fikiran dan juga jalan yang menyenagkan. Aku selalu bertanya-tanya 'Mengapa ninja ingin menjalankan misi di luar desa?'. Sekarang aku menyadari betapa indahnya dunia di sekitar desa. Berharap di desa lain orang tidak akan tehu tentangku dan apa yang ada di dalam diriku. (Kalian pasti udah tau apa lah ya!). 

Aku tidak sabar untuk menemukan gadis impianku dan menjadi Mizukage, atau Raikage, Tsuchikage, ataupun Kazekage. Aku ingin menjadi Kage, sehingga bisa melakukan hal-hal baik untuk desa. Aku tahu tentang 'DOKUMEN MENYEBALKAN ITU' yang pasti harus dilakukan untuk setiap Kage, tapi itu tidak masalah. 
Selama mempelajari semacam jutsu bagiku, untuk menciptakan lebih banyak dari diriku sendiri. 

Sebelum pergi, Iruka-sensei sedang mengajari kami "Bunshin No Jutsu", tapi aku tidak melakukannya dengan baik. Sasuke yang tertinggi di kelas, melakukannya dengan sempurna. Bersama dengan Sakura-chan, aku menyukainya, tapi dia menyukai Sasuke dan aku mengerti itu. 

Aku langsung meninggalkan fikiranku itu untuk melihat pasir! Hanya PASIR! Dan tentu saja, LEBIH BANYAK PASIR!!!





Ok, itu hanya bercanda, sebenarnya disana juga terlihat tembok dengan gerbang, persis seperti Konoha. Ada 2 penajaga yang terlihat berbeda dengan penjaga Konoha, dan benar saja, mereka mengenakan rompi berwarna cokelat, berbeda dengan hijau yang Konoha gunakan. 

Aku berjalan ke arah mereka, mereka langsung mengeluarkan kunai mereka ke arah ku. Aku melihat mereka seperti mereka itu idiot!

"Kalian benar-benar salah menyadari, aku hanya bocah berusia 5 tahun. Dan ingin mendaftar ke akademi, menjadi warga desa, dan tinggal disini" Jelasku tenang. 

Kedua penjaga itu berhenti sejenak, mereka seperti memikirkan sesuatu, saling berhadapan dang menggangguk.  

'Mereka seperti sedang membaca fikiran 1 sama lain' Batinku keheranan. 

Lalu mereka membiarkanku masuk, aku melihat mereka dengan jegkel 'Apa mereka menganggapku musuh? Atau apa? Padahal mereka sudah tahu, kalau aku hanya bocah berusia 5 tahun' Batinku jengkel. 

Di perjalanan, aku menemukan seorang anak sendirian, dan menangis, segera aku berlari ke arahnya dan berkata..... 

"Hei, kau baik-baik saja?" Tanyaku khawatir, anak itu menatapku dengan mata yang sembab. 

"Apa kau tidak akan lari?" Tanya anak itu dengan lirih. 

"Tidak, sangat konyol!! Aku tidak lari dari orang yang menangis!! Aku tahu mereka memiliki masalah, dan aku ingin membantunya" Balasku tegas, dia menatapku dan tersnyum, aku membalasnya dengan senyuman juga. 

"Apakah kau baru disini? Ku kira aku tidak mengenalmu" Kata anak lelaki itu. 

"Ya aku diusir dari desa lamaku, karena aku memiliki monster di dalam diriku. Mengapa orang-orang lari darimu?" Jawab dan tanyaku pada anak itu. 

"Aku juga memiliki monter di dalam diriku juga. Mereka memanggilnya monter berekor satu. Orang-orang takut padaku karena mereka mengira aku adalah monster berekor satu. Tapi aku tidak!!!" Jelas anak lelaki itu dengan amarah. 

"Aku memiliki binatang berekor sembilan di dalam diriku. Aku sama sepertimu, pengecualian kau tidak diusir dari desamu, berbeda denganku" Jelasku dengan sedih. 

"Tidak apa-apa, kau bisa tinggal bersama kami!! Setidaknya jika kau mau. Juga, maukah kau menjadi temanku?!" Tanya enak lelaki itu dengan berharap. 


Teman?!! Tidak ada yang pernah menanyakan itu padaku!! "YA YA YA!!" Aku berkata begitu semangat, kupikit iru membuatnya takut. 

"YAY!! Aku ingin kau menemui Temari-neesan, dan Kankuro-niisan!!" Katanya juga bersemangat. 

'Dia punya saudara kandung?! KEREN!!' Batinku. 

Kami kemudian menuju ke rumahnya. Selagi kami berjalan, kami berbicara tentang kesukaan tersendiri, dan ketidaksukaan tersendiri dan bagaimana kehidupan kita berdua berjalan. Aku juga mengatakan  "Kalau kau memiliki teman, maka kau tidak harus terus depresi dan marah kepada orang sepanjang waktu"  Kami saling mendukung ketika seseorang akan menyakiti salah satu dari kami. 

Dan akhirnya pun sampai dirumahya, yang BESAR!! Kufikir ukuran pekarangannya adalah ukuran apartemenku! Aku tidak sabar untuk tinggal disini, jika orang tuanya mengizinkanku. 

Naruto POV End


Temari POV

Aku baru saja selesai memukuli Kankuro karena mencoba mengintip ke kamar mandi saat aku sedang mengeringkan badan, dan saat itulah aku mendengar Gaara tertawa. Dan aku mendengar suara lain tertawa bersamanya, suara yang tidak kukenali. 

Aku berjalan ke ruang tamu, tentu saja setelah berpakaian, aku berlari untuk melihat Gaara, aku melihat anak laki-laki dengan rambut pirang, kemeja hijau kehitaman dengan simbol seperti pusaran dibelakangnya. Dia terlihat kawaii!!

"Hei Gaara, siapa anak ini?" Tanyaku penasaran. 

"Dia teman baruku, Naruto! DIa nee-san ku, Temari! Dan ada Kankuro, yang ada di lantai. Dia mungkin dihajar lagi karena mengintip Temari di kamar mandi. Dia terkadang melakukannya" Jelas Gaara sambil memperkenalkan anak lelaki itu, yang bernama Naruto. 

Aku kemudian melihat Naruto, dia menatapku dengan senyuman. Aku tersipu dan membuang muka. Ayah pulang beberapa jam kemudian, setelah kami semua mengenal Naruto lebih jauh. 

Temari POV End


Naruto POV

Kami berbicara satu sama lain, aku jadi lebih mengenal tentang ketiganya, dan Temari sangat imut dan kurasa, aku menyukainya. Aku ingin tahu, apakah dia akan berkencan denganku. Mungkin, kita lihat saja nanti. 

Meskipun dia sangat keras kepala karena dia tidak akan menceritakan tentang kehidupan pribadinya. Gadis-gadis sering melakukan itu, oh baiklah. Aku ingin tahu apakah dia membenciku, jika aku memberitahunya bahwa aku adalah Jinchuriki Kyuubi. 

Mungkin tidak, karena dia memiliki saudara laki-laki yang juga memiliki binatang buas di dalam dirinya. 
                              Aku mencintainya

Naruto POV End



TBC

Don't forget to COMENT & VOTE

Bye-bye minna-san

Jangan lupa follow


Salam Kudou_Ken

Konoha MenolakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang