2-Orion

42 9 53
                                    

You dont need darkness to see aurora because you're the aurora

You dont need darkness to see aurora because you're the aurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semarang, Agustus 2020 ....

Hari demi hari berlalu. Minggu pertama di bulan Agustus telah datang menyapa. Bertanda bahwa sebentar lagi Orion harus pergi dari Semarang, menuju Bandung demi menggapai mimpi.

Lelaki bertubuh atletis itu menatap dalam manik legam milik Bella. Seulas garis tipis terbentuk di bibirnya. Ah, jika bisa memilih ia tidak akan mau pergi dan meninggalkan Bella di sini.

"Kamu beneran bolos, ya?" tanya Orion seraya terkekeh geli.

Bella hanya mengangguk dengan raut wajah datar. Ia benar-benar datang ke bandara untuk mengantar kepergian Orion.

Status memang sudah berbeda, tapi perasaan yang mengikat di antara mereka berdua masih sama. Bagi Orion, Bella adalah satu, nebula yang 'tak akan terganti.

"Kakak makan yang benar, ya. Cepat kembali," lirih Bella.

Orion tersenyum tipis lalu mengusap kepala Bella. "Iya, Bel. Kakak bakal makan yang bener kok. Tadi mama juga udah siapin lauk untuk sebulan."

"Kakak juga belajar yang benar biar cepat balik Semarang. Ada banyak list yang belum Kakak wujudkan," ucap Bella dengan mata berkaca-kaca.

"Aku bakalan sering pulang, Bel. Aku janji."

Tangan kekar itu meraih tangan Bella, mengenggamnya erat seolah 'tak sanggup melepas. Orion dapat melihat sorot kesedihan di bola mata gadis bersurai gelap itu.

"Kamu juga belajar yang rajin biar bisa susul aku ke Bandung. Aku yakin kamu pasti bisa, karena kamu adalah Bellatrix Almathea, Bella-ku."

"Jangan bicara manis-manis lagi, Kak. Bella bisa diabetes," ucap Bella.

Sontak Orion tertawa renyah lalu menyentil pucuk hidung Bella. "Kamu terlalu banyak bergaul sama Marino, Bel."

"Ya mau gimana, dia 'kan teman sebangku Bella."

Orion menghela napas. "Sekarang udah gak ada aku dan Naresh lagi, jadi aku mau kamu janji sama aku untuk jaga hati kamu untukku dan jangan terlalu dekat dengan Marino lagi."

Hening sejenak, sebelum Bella menghela dan membalas tatapan dalam Orion. Manik yang selalu membuatnya jadi 'tak karuan jika ditatap.

"Tanpa Kakak bilang Bella juga bakal jaga hati Bella untuk Kakak, tapi ... apa Kakak bisa ngelakuin hal yang sama?" tanya Bella ragu.

"Muka kakak kelihatan kayak penipu, ya? Sampai kamu gak bisa percaya sama kakak."

"Bukan gitu, Kak."

"Hm, lalu?"

Ingin tapi 'tak bisa, itu yang dirasakan Bella saat ini. Otaknya memaksa percaya dengan semua janji Orion. Namun, hati berkata lain.

Astrophile [SCOUPS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang