Masih Awal

99 65 90
                                    

"Oh iya, Dit. Siapa lagi anggota BlackCarlos?"

Mereka semua terdiam.

"Apa? Gue salah tanya ya?" tanya ku.

"Dit, lo crita apa aja ke dia?" tanya Oky ke Adit.

"Cuma peringatan, agar dia nggak bermasalah sama BlackCarlos. Gue cerita cuma anggota intinya tapi belom semua kok,"

Brak!

Tatapan kami semua tertuju ke arah siswa bertubuh gempal yang jatuh di depan pintu masuk kantin.

"Ck! Mereka berulah lagi!" gumam Adit.

Segerombolan cowok memasuki kantin. Paling depan ada Bara, ia memegangi cowok yang tadi jatuh. Di sebelahnya, ada seorang cowok yang menumpahkan minuman di atas kepalanya.

"Mereka BlackCarlos. Cowok gendut itu namanya Irul, dia sering dibully oleh mereka. Lo pasti udah tahu siapa yang megang dia. Yang nuangin minuman itu namanya Rendra. Di belakangnya, cowok yang sedang ketawa itu Nandha, sepupunya Rendra. Sebelahnya Rendra lo juga tahu kalau itu Ben. Di belakangnya, ada Reysaka selaku wakil di BlackCarlos dan di sebelahnya itu ketua BlackCarlos, Aidan Nicki. Paling belakang ada Damian, sebenarnya dia orangnya cukup ramah. Tapi karena bergabung dengan BlackCarlos citranya juga jadi buruk." Jelas Rara panjang lebar.

"BlackCarlos beranggotakan anak-anak yang populer dan juga kaya. Salah satu dari mereka merupakan pemilik sekolah ini. Tapi kita semua nggak tahu siapa orangnya. BlackCarlos sering sekali menindas orang lemah, nggak semua sih, cuma yang menarik perhatian mereka. Setiap keonaran yang mereka buat, nggak ada satupun di antara kita, bahkan guru pun yang berani untuk menegurnya." tambah Ren.

"Makanya, karena lo murid baru di sini, sebisa mungkin ngehindar dari mereka, mereka kalau udah bully orang nggak tanggung-tanggung. Mau cowok atau pun cewek, kaya atau pun miskin, intinya mereka nggak mandang bulu."

Tatapan kami masih jatuh ke Irul. Cowok itu bahkan sudah meminta ampun. Tapi mereka masih saja menahannya.

"Gue peringatin sekali lagi, peringatan ini berlaku buat seluruh siswa. Sekali lagi gue denger kalian ngomong BlackCarlos. Gue nggak akan segan-segan buat ngasih pelajran ke lo." teriak Rendra yang menatap seluruh kantin.

Semuanya diam, dan melanjutkan aktifitas makan yang tertunda.

Anggota BlackCarlos duduk di bangku paling belakang, dekat dengan meja kami. Serasa diperhatikan. Baru saja aku mau bilang ke mereka. Tapi Oky tiba-tiba saja bicara,

"Kalian udah selesaikan makannya? Balik yok?! Gue ngerasa diperhatiin sama BlackCarlos,"

"Kalian juga ngerasa diperhatiin?" tanyaku.

"Yups, tapi kayaknya elo deh yang diperhatiin. Lo kan murid baru." kata Ren.

"Udah ayo balik, sebelum mereka bikin masalah sama kita. Gue nggak mau terlibat pokoknya!" ujar Lexy yang sedari tadi diam.

XI IPS 5

"Nay, minta nomor lo dong!" ujar Adit sambil ngasih HPnya.

Ragu. Itu yang ku pikirkan. Selama ini aku memang nggak menyimpan nomor siapa pun. Hanya keluarga, kerabat, dan guru.

"Kenapa? Nggak mau?" tanyanya.

Semoga dia nggak mengecewakan, batinku.
Ku ambil HPnya, lalu ku masukkan nomor ku.

"Jangan disebarin loh Dit!" peringat ku.

"Iyaaa, mau gue masukin grup kelas sama grup kita kok, santai aja. Muka lo nggak usah kek gitu ish!"

CAMARADERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang