Menunggu
Perihal menunggu, aku tak tahu seberapa besar kesabaran yang kupunya, hingga aku mampu menunggumu tanpa sedikitpun ikatan pasti. Bahkan, sekadar sapaan dalam selembar kertas pun, tak pernah kutemui.
Entah aku yang terlalu percaya padamu sebab telah jatuh terlalu jauh pada hatimu atau aku yang mengakui bahwa diri ini telah dibodohi oleh waktu?
Aku tak tahu, tapi saat ini bila kau tak kunjung kembali, aku telah rela melepasmu dan tak lagi menunggu hadirmu. Cukup sampai disini aku menyia-nyiakan harsa hanya untuk sekadar menunggu orang yang mengukir luka.***
Bismillah.
Gunakanlah waktu untuk menunggu yg pasti, salaha satunya kematian, sebab kematian adalah hal pasti yg akan menjemput.
Jangan lupa vote, komen dan share. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika Atma
PoetryDalam daksa terdapat atma yang seirama dan senada, berbagai rasa tercipta dan bersenandung dalam tarian pena Senang rasanya bila berbagi rasa, mari mulai bercerita dengan saya, berkelana melalui basa pena Start : Selasa, 12 Januari 2021 Finish :