1. Tetangga Depan Rumah

3.1K 190 48
                                    

Memasuki bulan Desember udara mulai semakin sejuk. Semua orang memakai baju tebal untuk tetap hangat. Suasana hening menemani sosok gadis yang tengah mengais kehangatan dari gosokan tangannya seraya berjalan menyusuri lorong apartement.

Dengan cepat ia menekan tombol password pada pintu rumahnya agar ia dapat menghangatkan badan dengan penghangat ruangan.

"Suara apa tuh?" Kegiatannya berhenti saat ia mendengar suara aneh dari tetangga depan rumahnya.

Ia hanya mengabaikannya dan kembali pada niat awal untuk membuka pintu. Namun terhenti saat ia menarik gagang pintu. Karena ia melihat anak berusia awal belasan berlari menuju pintu rumah tetangganya tersebut.

"Daddy! Baby is crying. Hurry up!" Tak lama sosok pria bertubuh kekar muncul dari tikungan lorong bersama belanjaan ditangannya dan anak yang lainya.

"What? Baby?" Gumamnya pelan.

"Tenang sayang kita buka. Tadi kakak ada didalam, kan?" Salah satu dari mereka mengangguk, ia anak laki-laki yang berada di gandengannya.

"Bagaimana bisa?" Lagi. Lagi-lagi gadis itu bergumam bertanya pada dirinya sendiri.

"Kakak Send messege." Terlihat semua panik. "Baby, alone kids. Hurry up."

"Bagaimana bisa anda meninggalkan bayi sendirian didalam rumah?" Ayah beserta anaknya yang hendak masuk rumah itu pun menghentikan langkahnya.

"Maaf?" Jawabnya singkat. Namun karena pintu rumah itu sudah terbuka tangisan sang bayi semakin terdengar kencang.

"Bayinya!!"

Perempuan tadi refleks berlari masuk saat mendengar jeritan bayi yang keras. Ia berjalan tergersa didalam rumah bersama sang pemilik dan anak-anaknya yang tak kalah panik.

Ya benar saja bayi itu menangis. Ia terjatuh dari box bayi tidak hanya satu bayi tetapi ada dua bayi beda usia. Dengan cepat perempuan tersebut mangangkat bayi yang kira-kira berusia delapan bulan tersebut kedalam gendongannya.

Dengan telaten ia menggendong dan menimang sang bayi agar tidak menangis lagi. Kedua bayi itu mulai tenang.

"Maaf, tadi saya juga panik jadi refleks asal terobos saja." Ucap sang gadis. Ia meletakkan bayi pada gendongannya kembali pada box. " Kalau begitu saya pamit ya pak." Ia melenggang pergi saat setelah memberi salam.

Sang lelaki yang tengah memberi susu pada anak di gendonganya pun hanya terdiam.

"Who is her?" Tanya anak berhidung mancung yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Our new neighbour, may be." Jawabnya acuh dan tetap menimang bayi satu tahun sembilan bulanan di gendonganya.

Setelah pulang dari rumah tetangganya yang baru saja dikenal ia segera masuk rumahnya dan mendudukkan diri di sofa. Dan menyandarkan diri untuk menenangkan diri. Mengontrol nafas dan memulihkan detak jantungnya.

"Nak, ibu mau ke market bawah sebentar. Ibu udah masak su--eh... Kamu kenapa?" Wanita paruhbaya yang baru saja keluar dengan membenarkan sarung tangannya itu ikut duduk disebelah anaknya.

"Revisi lagi buk." dengusnya, lalu kembali pasrah. Dengan tubuh yang masih lunglai ia menyandarkan kepalanya ke bahu sang ibu.

"Yaudah tinggal revisi lagi. makanya yang serius." Ucap sang ibu seraya mengelus kepala sang anak yang terlihat sangat frustrasi.

"Ih ibuk aku gak bisa ikut pulang ke Indonesia dong kalo gitu." Sang ibu berdiri, alisnya terangakat dengan mimik muka pasrah namun ada seberkas senyum disana.

Babies Need You | Johnny Seo Ft Nct Dream Ot7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang