BOSS

2.5K 301 8
                                    

Aku menghempaskan tubuhku pada sandaran kursi kerja ku. Aku lelah. Sangat lelah. Aku baru saja mengganti kan posisi ayah ku sebagai pemimpin perusahaan.

Ada begitu banyak dokumen,berkas, dan file yang harus aku periksa. Belum lagi meeting yang harus aku hadiri.

Jika seluruh karyawan memberikan dokumen ataupun laporan yang sesuai, aku tak perlu repot-repot mencoret agar diperbaiki. Sayang masih ada kesalahan yang mereka buat.

Aku menyukai kerapian dan kesempurnaan. Sejak aku menjadi pemimpin disini, ada sekitar 7 orang yang aku pecat akibat mereka tak rapi. Mereka juga tidak disiplin, orang seperti mereka tak pantas bekerja dengan ku.

Aku memilih berdiri, keluar untuk mencari udara segar tak buruk juga.

"Aku keluar sebentar." Kata ku pada asisten ku yang berada diluar ruanganku.

Aku ke taman. Memang aneh, siang-siang begini mengunjungi taman. Tapi masa bodoh. Aku membutuhkan udara segar. Bau kertas di ruangan ku begitu pengap.

Aku menatap segelintir orang yang ada di taman ini. Namun pandangan ku jatuh pada seorang pemuda dengan anak kecil.

Pemuda itu mengelus rambut anak itu. Sayup aku bisa mendengar percakapan keduanya.

"Tunggu disini. Hyung akan membeli makanan."

Setelah mengucapkan itu, pemuda itu pergi. Anak itu setia menunggu kedatangan pemuda tersebut.

Beberapa saat kemudian pemuda itu kembali dengan sekantong besar yang isinya sudah ku pastikan makanan.

"Hyung, ini banyak sekali." Anak itu bersuara.

"Tidak. Sekarang kau pulang dan antar ini pada adikmu. Mungkin dia sudah kelaparan. Didalam sini juga ada beberapa lembar pakaian, kau bisa memakainya. Ada ice cream juga, nanti akan meleleh jika kau tidak cepat pulang." Pemuda itu berjongkok di depan anak itu.

"Terimakasih banyak hyung. Semoga tuhan membalas kebaikan hyung. Sampai jumpa lagi."

Pemuda itu berdiri. Dan kembali mengacak rambut anak itu.

"Terimakasih kembali, sampai jumpa."

Pemuda itu tersenyum. Sangat manis.

Anak itu pergi. Begitu pula pemuda itu. Tangannya dibawa masuk kedalam saku jaketnya. Ia masih tersenyum.

Jika aku mempunyai karyawan seperti dia, pasti perusahaan ku mendapatkan banyak pujian karena para karyawannya sangat dermawan.

Perusahaan ku terkenal karena pelit. Aku sendiri bingung. Tapi pada saat itu, aku tak sengaja melihat salah satu karyawan ku mengusir seseorang yang memegang sebuah kotak. Mungkin orang meminta donasi.

Saat itu aku tau mengapa banyak orang yang mengecap perusahaan ayahku seperti itu.

.

Hari ini aku langsung meng-interview karyawan baru. Banyak data diri mereka yang aku pegang. Aku melihat-lihatnya. Hingga foto seseorang yang aku kenal mengehentikan pergerakan tanganku.

Im Changkyun

Dia melamar disini. Bukankah tuhan begitu baik kepada ku. 'Dia' mengabulkan doa ku.

Banyak yang aku tolak, karena aku memang menunggu Changkyun. Nama pemuda baik tersebut.

Saat giliran dirinya, Ia terus menatap ku. Aku menegurnya, Ia meminta maaf. Ah! dia benar-benar baik.

"Ckck! Jika nanti kau ku terima menjadi karyawan ku, bisa-bisa kau tak fokus dengan pekerjaan mu." Apa aku menyindirnya. Ia kesal. Segera bersuara dengan tak sopan. Ia pergi. Menghentakkan kakinya. Aku terkekeh. Lucu sekali.

"Kau ku terima!" Teriakku

Sontak dia berhenti dan berbalik menatapku.

"Aku tidak mau!! Terimakasih atas tawarannya. Lebih baik aku melamar di perusahaan lain." Katanya dengan sengit.

"Blacklist name bukan ide yang buruk. Bekerja disini atau tidak sama sekali?"

Aku menyenderkan punggungku di kursi.

"Kau tidak bisa seenaknya!" Ucapnya marah.

Aku terkekeh.

"Aku bisa. Dan kau harus tau tidak ada yang berani berteriak dihadapan ku. Kau sungguh menarik."

Kenapa dia tidak ramah seperti saat itu?Menurut ku dia menarik.

"Mulai sekarang kau jadi sekretaris ku." Finalku.

"Tidak terimakasih. Aku akan berusaha mencari pekerjaan di tempat lain." Katanya dengan ketus.

"Kau bisa bekerja mulai besok. Aku tunggu." Dia langsung pergi begitu saja setelah dia memandang ku dengan sengit.

Aku hanya tersenyum. Mengambil ponselku.

"Urus orang yang bernama Im Changkyun. Jangan sampai dia memiliki pekerjaan."

Aku mematikan ponselku.

"Kita lihat saja nanti." Aku masih tersenyum.

.

.

Tbc.

BOSS : Jooheon Pov.

Nggak lupa kok sama ini😆

SECRETARY IM ; JOOKYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang