4

5 2 0
                                    

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Seperti biasa Tasya selalu menunggu Vino menjemput ke kelasnya. Tetapi hari ini tak seperti biasanya. Tasya sudah lama menunggu Vino. Vino pun tak bisa dihubungi. Tasya pun sesekali keluar kelas dan menatap gedung seberang tempat kelas Vino. Kelasnya terlihat masih ramai. Mungkin ada jam tambahan. Tasya pun kini hanya menunggu sendirian di dalam kelas. Memainkan handphone di tangan kanannya. Dan tangan kirinya sibuk memencet- memencet jerawatnya. Tak merasa sakit atau apapun. Tasya memang suka melalukan hal itu. Itu memberikan rasa kepuasan tersendiri baginya.

20 menit Tasya menunggu. Tasya mencoba menghubungi Vino lagi. Kali ini Vino mengangkat telepon Tasya.

“Vin, belum mau pulang? Aku hampir setengah jam loh nunggu”. Tanya Tasya sambil berjalan keluar mengamati kelas Vino.

“Ya ampun Ca aku lupa bilang. Hari ini aku ada jam tambahan. Handphone aku di taro di tas. Kirain kamu udah pulang. Aku minta maaf yah”. Ucap Vino. Terdengar suara berisik di telepon Vino.

“Ohh iyaudah. Sampe jam berapa? Aku tungguin ya”. Tanya Tasya.

“Mungkin masih lama Ca. Kamu pulang sendiri ya?”. Ucap Vino.

“Masih lamanya sampe jam berapa? Aku udah nungguin kamu daritadi loh. Aku gamau pulang sendiri”. Ucap Tasya yang kali ini terdengar kesal.

“Ish nyebelin banget si Vin pacar kamu”
Terdengar suara perempuan dari telpon milik Vino.

“Itu tadi siapa yang ngomong?”. Tanya Tasya dengan suara yang sengaja di besarkannya.

“Kamu pulang sendiri dulu ya Sayang. Aku masih lama soalnya. Ini anak kelas juga belum pada pulang. Yaa?”. Ucap Vino dengan nada membujuk.

“Yaudah”. Ucap Tasya dengan nada ketus.

“Caa.. gapapa ya?”. Tanya Vino dengan lembut.

Tanpa menjawab Tasya langsung mematikan teleponnya dan berjalan pulang dengan keadaan yang kesal.

***
Kini Tasya sudah ada di kamarnya. Ia sudah tidak memakai seragam. Ia rebahan di kasur empuknya dengan mengenakan baju kaos oversize bertuliskan YOLO (You Only Life Once) berwarna hitam, celana pendek dan rambutnya yang di cepolnya asal. Tak lupa ia mengeluarkan snack yang tadi ia beli di minimarket sewaktu ia pulang sekolah.

Tiba- tiba Susan masuk ke dalam kamar Tasya.

“Kak mama ada sesuatu untuk kamu”. Ucap Susan yang membuat Tasya duduk dan meletakkan handphone nya.

“Taraaaaa”. Ucap sang Mama. Tasya kaget sampai tersedak keripik kentang yang sedang dimakannya.

“Ini apa ma?”. Tasya kebingungan melihat barang- barang yang dibawa Susan. Yang benar saja. Susan mengeleluarkan barang- barang di dalam tas belanjanya yang isinya berupa kosmetik.

“Mama belikan skincare buat kamu”. Ucap Susan dengan wajah yang exited.

“Yang mama belikan minggu kemaren juga baru kepake sedikit ma. Skincare aku udah banyak kokk”. Ucap Tasya heran kepada ibunya.

“Tapi yang ini klaimnya lebih bagus kak. Testimoninya juga banyak. Pake sebulan udah mulus”. Jelas Susan sambil mencari bukti kata- kata “testimoninya juga banyak” dan memperlihatkan buktinya tersebut kepada Tasya.

“Kamu pake yang ini ya. Yang itu buang aja”. Perintah sang mama kepada Tasya. Tasya hanya bisa diam dan menerima. Tasya pun kembali melanjutkan aktivitas sebelumnya. Memainkan hp di tangan kirinya. Dan tangan kanannya yang merogoh Snack disebelah kanannya.

“Kakkk gimana mau muka bersih kalo makannya gini- gini teruss”. Ucap Susan sambil mengambil snack keripik kentang berbungkus hijau milik Tasya.

Tasya hanya nyengir dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Susan pun melihat sekitar. Ia pun melihat plastik belanja dari sebuah minimarket dengan beberapa snack di dalamnya. Susan pun mengambilnya.

“Dekk”. Panggil Susan kepada Radit. Radit pun datang dengan mata masih menatap ke arah Ipednya. Susan memberikan makanan Tasya kepada Radit  dan dengan mudahnya meninggalkan Tasya dengan perasaan kecewa. Poor Tasya 

***


GIRLS PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang