3

5 2 0
                                    

***


Tasya pun sudah sampai di kantin bersama Vino. Dia pun memesan sarapan bersama Vino.



" Ca, ini apa?". Tanya Vino sambil memegang botol minum kuning yang sendari tadi diletakkan Tasya di atas meja kantin tempat mereka makan.



"Oh, itu jus buatan mama". Jawab Tasya yang tadi menghentikan makannya dan sekarang melanjutkan makannya.



Vino yang penasaran pun langsung membuka dan meminum jus milik Tasya membuat Tasya berhenti memakan sarapannya dan melihat ke arah Vino yang akan meminum jusnya dengan pandangan jahilnya sambil menahan tawa. Setelah Vino meneguk minuman itu yaa benar sekali dugaan Tasya kalau Vino akan mengeluarkan reaksi ke asaman dari jus tomat itu. Vino pun langsung meneguk es teh panas miliknya. Tasya tertawa puas.



"Caa, kamu disuruh minum ini sama mama?". Tanya Vino kepada Tasya yang masih mengunyah sambil tertawa. Tasya mengangguk.



"Jadi mama memang mau jerawat kamu sembuh? Kamu bisa nolak Ca. Gapapa kok kamu jerawatan. Kamu masih cantik. Aku masih suka. Jangan susahin diri kamu, ya?". Ucap Vino lembut membuat Tasya menghentikan tawanya dan menggenggam tangan Vino.



"Iyaa Vin. Aku juga gamau kok. Aku juga ga masalah sama muka aku. Aku juga ga masalahin omongan orang-orang. Kamu ga usah khawatir". Ucap Tasya lalu melepaskan genggaman tangannya dan membereskan barang- barangnya mengajak Vino kembali ke kelas karena jam pertama akan dimulai.



***


Tasya sudah sampai dikelasnya. Ia pun langsung menuju ke bangkunya yang terletak di paling kanan sebelah dinding tempat yang paling di incar oleh semua orang. Dan yup benar. Di bawah AC. Disana ia melihat Syifa yang sedang duduk sambil memainkan gatgednya.



"Ca.. Ca.. Ca gilaa lo harus coba deh masker ini". Belum sampai Tasya ke bangkunya, Syifa sudah menyodorkan layar hpnya memperlihatkan sebuah produk kecantikan berupa masker untuk menyembuhkan kulit muka yang berjerawat.



"Bisa stop ga sihh bahas jerawat. Muak gue. Ampe gedeg juga muka gue masih gini- gini aja". Jawab Tasya kesal.



" Ehe ehe iyaa bebepkuuu. Gue itu cumaa mau bantuin sahabat gue yang paling cantik ini biar problem lo itu selesaii". Ucap Syifa sambil merangkul bahu Tasya yang dibalas dengan tampang konyol oleh Tasya.



"Percaya bangett gue". Ucap Tasya sambil meletakkan totebag dan botol minumnya di atas meja.



"Lo minum jus Ca?". Tanya Syifa heran.



"Kaga. Aer Got". Jawab Tasya jengkel. Padahal semua orang jelas- jelas tau kalo itu adalah jus. Dasar Syifa yang pintar.



"Omg kesurupan apa temen gue yang setiap hari jajan fastfood sekarang jadi vegetarian". Ucap Syifa takjub sambil memelototkan matanya dan menutup mulut dengan kedua telapak tangannya.



"Gausah lebay dehh. Yakali gue mau minum itu. Asem sepet buat mau muntah. Bokap gue mau bunuh gue perlahan- lahan kayanya". Ucap Tasya enteng sambil memainkan hpnya.



"Hee jan ngadi-ngadi lo. Terus mau lo gimana in kalo ga diminum?". Tanya Syifa.



"Ya buang lah". Jawab Tasya enteng. Lalu berdiri dan membuang jus beserta botol- botolnya ke tong sampah depan kelasnya. Dan kembali duduk dengan tampang yang tidak bersalah.



"Wa ga waras lo. Tante Susan tau di sate lo". Ucap Syifa hiperbola.



"Gabakal tau kalo gaada yang ngasih tau. Lo sahabat gue kan? Emang lo mau makan sate manusia?". Tanya Tasya kepada Syifa. Syifa pun terdiam dan berpikir sejenak.



"Yaa tergantung sih. Dibuat sate thaican, sate madura apa sate padang". Jawab Syifa dengan tampang bodohnya.



"Ci. Lo bener- bener yaa". Ucap Tasya gregetan sambil menyubit perut Syifa.



***



GIRLS PROBLEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang