4

2 3 1
                                    




"Pinka kok ngak ada yang vote cerita aku sih "author
"sabar thor, usaha aja dulu "jawab pinka
"ya udah deh sabar dulu "author



Skip tan

Riyan turun dengan menggunakan baju hitam polos celana pendek serasi dengan warna bajunya. Dia terkejut melihat pinka nangis.

"Bunda ngapain pinka ?"tanya riyan

"Bunda ngak ngapa -ngapain ya "elak bunda

"Kalo nggak di apa -apain kenapa bisa nangis? "tanya riyan

"Aku ngak papa kok kak "timpalku

"Beneran lo nggak papa? "tanya riyan meyakinkan pinka

"Iya ngak papa ini tadi kelilipan debu ya kan bun ?"ucap pinka

Bunda yang menganggukkan kepala, ia mengerti bahwa pinka tidak mau orang lain terbebani dengan masalahnya. Tapi bunda tau banyak sekali luka yang tersimpan.

Bunda membuyarkan lamunanku "Pinka makan malam dulu yuk setelah itu kamu pulang di anter iyan "ajak bunda

"Iya bun, maaf jadi ngerepotin "balasku

"Ngak kok sayang bunda malah seneng "sahut bunda

"Iya bun, makasih .Aku jadi kangen mama "gumamku terdengar oleh bunda dan iyan

"Sayang kamu kan bisa ngangap bunda seperti bunda kamu sendiri "pengertian bunda

Lagi -lagi air mataku menetes, aku terharu. Andai saja keluargaku seperti ini, aku akan jadi seseorang paling bahagia di dunia ini. Tapi mungkin itu hanya di ilustrasiku saja.

Riyan menatap pinka dengan tatapan sulit di artikan. Ia tau betapa besar luka yang telah di alami gadis ini. Bunda mencairkan situasi yang tadinya hening "yuk kita ke ruang makan,"ajak pinka

Pinka dan Rendy berjalan menuju ruang makan secara beriringan. Pinka duduk di depan rendy. Sejak tadi rendy terus memandangnya, tatapan rendy membuat pinka risih.

Setelah makan malam selesai, pinka pamit kepada bunda, ia takut mamanya marah.

"Bun, pinka pamit pulang dulu "pamit ku

"Iya hati -hati, riyan bawa mobil kan? "tanya bunda

"Iya bun, riyan bawa mobil kok "jawabnya

"Ya sudah, jangan ngebut -ngebut "ucap bunda

"Kalo gitu kita jalan ya bun, Assalamualaikum "pamit ku dan riyan

"Iya, waalaikumsalam "balasnya

------------------------------------------------------

Diperjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan.

Ting

Hp Pinka bunyi menandakan ada pesan masuk. Ia segera membuka pesan tersebut.

Mama
Dimana kamu, ngak inget pulang!
Aku
Iya ma maaf aku keluar ngak ijin mama, tapi pinka udah di jalan kok ma sebentar lagi sampai

                                     Send ✈

Tak lama kemudian pesan pinka di bales oleh mamanya.

Ting

Cepet pulang, awas aja kalo kamu sudah sampai rumah

Aku
Iya ma

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terlalu banyak luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang